Lestari, Agustin Putri (2020) Kehidupan Sosial Ekonomi Buruh Perkebunan Teh Kayu Aro Tahun 1925-1959. S1 thesis, Universitas Jambi.
![]() |
Text
cover agustin.pdf Download (96kB) |
![]() |
Text
halaman pengesahanttd.pdf Download (2MB) |
![]() |
Text
DAFTAR ISI1.pdf Download (219kB) |
![]() |
Text
BAB I.pdf Download (479kB) |
![]() |
Text
BAB V.pdf Download (158kB) |
![]() |
Text
DAFTAR PUSTAKA.pdf Download (435kB) |
Abstract
Penulisan ini bertujuan mengupas perkembangan perkebunan dan kehidupan buruh perkebunan the Kayu Aro yang merupakan salah satu perkebunan teh terluas di Indonesia. Fokus pembahasan terletak pada dinamika kehidupan buruh dari masa ke masa dengan menggunakan pendekatan sosial ekonomi. Pada skripsi ini menggunakan metode penelitian sejarah yang terdiri dari empat tahap yaitu heuristik, kritik sumber, interpretasi dan historiografi. Penulis menggunakan sumber tertulis dan sumber lisan. Hasil dari penelitian ini adalah keadaan sosial ekonomi buruh perkebunan teh Kayu Aro mengalami perubahan yang cukup mencolok pada setiap masa. Perubahan ini dipengaruhi oleh letak perkebunan, waktu atau masa, kebijakan pemerintah, manajemen perusahaan dan lingkungan. Perkebunan teh Kayu Aro didirikan pada 1925 oleh NV.HVA (Namlodse Venotchaaf Handel Vereniging Amsterdam). Para buruh didatangkan dari Jawa karena sulitnya mendapatkan buruh di sekitar perkebunan yang dulunya merupakan hutan yang tidak berpenghuni. Perkebunan teh Kayu Aro direncanakan oleh NV.HVA menjadi perkebunan teh terbesar dan terluas pada masanya sehingga segala sesuatu yang menunjang rencana tersebut dipersiapkan dengan baik. Buruh perkebunan teh Kayu Aro pada masa kolonial mendapatkan upah yang tinggi dan memiliki hubungan baik dengan manajemen perkebunan membuat keadaan buruh lebih baik dari buruh perkebunan di Sumatera Timur. Pada masa pendudukan Jepang di perkebunan teh Kayu Aro pada 1943 merubah kehidupan buruh. Kebijakan yang diterapkan pemerintah Jepang mengharuskan para buruh bekerja sebagai romusha yang bertugas menanam bahan-bahan untuk memenuhi kebutuhan tentara Jepang pada perang Pasifik. Dengan upah yang sedikit membuat para buruh sulit memenuhi kebutuhan hidup yang diperparah dengan kekurangan kain pada akhir pendudukan Jepang. Pada 1949 perkebunan teh Kayu Aro kembali dikelola NV.HVA yang dilatar belakangi oleh perjanjian KMB antara Belanda dan Indonesia. Kembalinya NV.HVA menimbulkan berbagai permasalahan seperti tuntutan oleh buruh yang tergabung dalam serikat buruh SARBUPRI dan konflik lahan dengan masyarakat sekitar. Permasalahan tersebut pada akhirnya dapat terselesaikan dengan baik sehingga membuat buruh dalam keadaan diam hingga menjelang nasionalisasi perkebunan pada 1958, buruh kembali melakukan pemberontakan dan perkebunan teh Kayu Aro diambil alih oleh pemerintah indonesia serta secara resmi dinasionalisasikan melalui Peraturan Pemerintah No.12 tahun 1959. Kata Kunci : Buruh, Kehidupan, Perkebunan teh Kayu Aro.
Type: | Thesis (S1) |
---|---|
Subjects: | L Education > L Education (General) |
Divisions: | Fakultas Ilmu Budaya > Ilmu Sejarah |
Depositing User: | AGUSTIN PUTRI LESTARI |
Date Deposited: | 14 Dec 2020 06:56 |
Last Modified: | 14 Dec 2020 06:56 |
URI: | https://repository.unja.ac.id/id/eprint/15304 |
Actions (login required)
![]() |
View Item |