implementasi pendidikan inklusi di Sd Negeri 131 kota jambi

Ervina, Anisa (2021) implementasi pendidikan inklusi di Sd Negeri 131 kota jambi. S1 thesis, universitas jambi.

[img] Text
bab 1.pdf

Download (211kB)
[img] Text
halaman persetujuan skripsi.pdf

Download (183kB)
[img] Text
DAFTAR ISI.pdf

Download (190kB)
[img] Text
DAFTAR PUSTAKA.pdf

Download (194kB)
[img] Text
bab 5.pdf

Download (191kB)
[img] Text
COVER.pdf

Download (216kB)

Abstract

Penelitian ini mengunakan metode kualitatif fenomenologi dengan teknik wawancara. Partisipan dan narasumber dalam penelitian ini adalah 10 orang diantaranya kepala sekolah 3 wali kelas 3 guru 3 shadow teache. Penentuan sumber data pada orang yang diwawancarai di lakukan secara purvosive yaitu dengan di pilih dengan pertimbangan dan tujuan tertentu. 1. Hasil penelitian menunjukkan bahwa : Mengelola pendidikan inklusi di SD Negeri 131 Kota Jambi . Hal ini dibuktikan dari hasil penelitian dimana peneliti tidak menemukan dokumen atau data khusus yang menggambarkan penyelenggaraan pendidikan inklusi yang dilaksanakan di SD Negeri 131 Kota Jambi. Sekolah tersebut memiliki wakil kepala sekolah bidang siswa berkebutuhan khusus yang mengkoordinasikan penyelenggaraan pendidikan integratif di SD Negeri 131 Kota Jambi. Pengelolaan pendidikan pendamping dilihat dari perspektif pengelolaan penerimaan siswa baru, misalnya pada umumnya ketika sekolah membentuk panitia penerimaan siswa baru yang menetapkan syarat-syarat itu. Bertemu dengan siswa berkebutuhan khusus, siswa berkebutuhan khusus diakui dan dievaluasi serta dipilih. Pengelolaan pendidikan inklusi dilihat dari aspek pengelolaan kurikulum, yaitu sebagai kurikulum digunakan kurikulum 2013 tanpa tambahan kurikulum khusus, dan untuk perubahan kurikulum 2013 sepenuhnya dapat diakses oleh masyarakat. per guru. Untuk pengelolaan sumber daya manusia, seperti guru SD Negeri 131 Kota Jambi, tidak ada satupun yang berlatar belakang pendidikan khusus / pendidikan luar biasa dan sekolah tersebut tidak memiliki GPK yang disediakan oleh pemerintah atau sekolah itu sendiri. Dalam pengelolaan sarana dan prasarana, sekolah berusaha menyediakan sarana dan prasarana khusus, tetapi sebagai penyedia sarana pendidikan yang terintegrasi Pelaksanaan pembelajaran Yang dibutuhkan sekolah saat ini adalah guru ahli / asisten guru (GPK). Meskipun penyelenggaraan pendidikan inklusi di SD Negeri 131 Kota Jambi menemui faktor-faktor penghambat seperti sarana dan prasarana yang belum memadai, kurangnya dukungan pemerintah, dan peraturan perundang-undangan sekolah untuk melaksanakan pendidikan inklusi. , sekolahnya masih sangat bagus. Pendidikan itu penuh harapan karena sekolah juga punya faktor pendukung. Artinya, kebiasaan saling menerima perbedaan. Kebiasaan ini dapat memudahkan siswa berkebutuhan khusus menerima kehadirannya dan bersosialisasi dengan siswa lain. Selain faktor pendukung, mereka juga berasal dari orang tua, siswa dan guru. yang terdapat di SD Negeri 131 Kota Jambi ini disesuaikan dengan kebutuhan siswa penyandang disabilitas yang sudah ada sebelumnya. Penerimaan siswa yang dijadikan pertimbangan di sekolah tentang kemampuan mereka dalam memberikan layanan dan infrastruktur bagi siswa difabel. Kehadiran guru dan pendidik yang kompeten di bidang pendidikan meningkatkan kapasitas. Peningkatan keterampilan ini dilakukan melalui berbagai lokakarya dan pedoman pelatihan teknis, dari Dinas Pendidikan Provinsi dan Kabupaten melalui koordinasi yang dibentuk oleh Pusat Pendidikan Inklusi. Sumber Daya Pendidikan (PSPI). Proses aplikasi di SD Negeri 131 Kota Jambi dibagi menjadi tiga bagian: pengajaran, kurikulum dan infrastruktur. Guru SD Negeri 131 Kota Jambi tidak hanya memiliki lima belas bayang-bayang khusus, dua orang GPK, satu sekolah GPK dan satu lagi guru asing yang hanya datang seminggu dua kali. Sekolah tidak bekerja dengan psikolog, dokter, atau terapis. Kurikulum untuk ABK dan anak biasa sama yaitu kurikulum 2013. Sekolah tidak membuat kurikulum dan RPP dan PPI khusus untuk anak berkebutuhan khusus. Sekolah memimpin bimbingan belajar gratis bagi siswa penyandang cacat. Infrastruktur dan infrastruktur sekolah masih kecil. Sekolah tidak memiliki hambatan untuk memfasilitasi transportasi bagi anak berkebutuhan khusus. Jalan blok untuk tunanetra, tidak ada ruang khusus untuk pengelola perkenalan dan tidak ada ruang air mancur. 2. Faktor pendukung dalam penerapan pendidikan inklusi yaitu: lingkungan dan orang tua. Sedangkan faktor-faktor yang menghambat terlaksananya pendidikan integratif yaitu: gedung sekolah, sarana dan prasarana serta guru kelas dalam menangani ABK. Penggunaan faktor pendukung di sekolah digunakan untuk membantu memfasilitasi penyelenggaraan pendidikan inklusi sesuai dengan kebijakan yang telah dirumuskan. Sedangkan solusi dari faktor kendala tersebut adalah adanya pertemuan, sosialisasi, pelatihan, dan pendampingan dari Dinas Pendidikan yang dapat memberikan perbaikan sekolah kedepannya

Type: Thesis (S1)
Subjects: L Education > L Education (General)
Divisions: Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan > Administrasi Pendidikan
Depositing User: ANISA ERVINA
Date Deposited: 19 Apr 2021 02:51
Last Modified: 19 Apr 2021 02:51
URI: https://repository.unja.ac.id/id/eprint/19428

Actions (login required)

View Item View Item