Rahmat, Idris (2021) Perilaku monyet ekor panjang (Macaca fascicularis)terhadap wisatawan di luar dan di dalam kawasan cagar alam lembah Anai kabupaten tanah datar. S1 thesis, Biologi.
![]() |
Text
Lembar pengesahan.pdf Download (274kB) |
![]() |
Text
20210531165100phpmwdvj9.pdf Download (77kB) |
![]() |
Text
20210601040344phpPTAbFX.pdf Download (187kB) |
![]() |
Text
20210531165305phpo0IKrG.pdf Download (80kB) |
![]() |
Text
20210531165406phpOj26v1.pdf Download (90kB) |
Abstract
Cagar Alam (CA) Lembah Anai termasuk salah satu kawasan hutan lindung. Luas Cagar Alam lembah Anai lebih kurang 221 Ha, berlokasi di Kecamatan X Koto Kabupaten Tanah Datar. Cagar Alam Lembah Anai terletak pada ketinggian 400-850 mdpl Provinsi Sumatera Barat dan pengelolaannya di bawah Badan Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Seksi Konservasi Wilayah II. Cagar Alam Lembah Anai memiliki hamparan hutan hujan tropis yang luas juga memiliki keragaman jenis flora dan fauna yang tinggi. Berdasarkan informasi yang diberikan masyarakat lokal sebelumnya pernah terjadi serangan oleh monyet ekor panjang terhadap pengunjung.Terjadinya serangan oleh monyet ekor panjang disebabkan karena perilaku pengunjung itu sendiri seperti mengganggu dan menginjak ekor monyet ekor panjang. Monyet ekor panjang (MEP) yang menyerang dapat menularkan SFV (Simian foamy virus) dan Herper B yang berasal dari mukosa monyet tersebut. Virus ini akan tersalur ketika monyet ekor panjang menggigit pengunjung. Monyet ekor panjang juga berpotensi menularkan penyakit gangguan pernafasan diantaranya parainfluenza, flu A dan B. (Anisa, 2018).Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perilaku harian monyet ekor panjang dan mengetahui bentuk kontak yang dilakukan MEP terhadap pengunjung di CA Lembah Anai. Waktu Penelitian ini telah dilaksanakan menggunakan dua buah metode untuk mengamati perilaku populasi secara keseluruhan dan mengetahui bagaimana pendapat masyarakat lokal mengenai perilaku monyet ekor panjang di Cagar Alam Lembah Anai. Untuk mengamati perilaku populasi monyet ekor panjang secara keseluruhan menggunakan metode scan sampling, sedangkan untuk mengetahui pendapat masyarakat lokal dan pengunjung mengenai perilaku monyet ekor panjang menggunakan metode survei. Metode survei ini dilakukan dengan membagikan lembar observasi kepada masyarakat lokal. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif yang bertujuan untuk mendeskripsikan data yang diperoleh dari hasil pengamatan dan dokumentasi di lapangan yang kemudian dilanjutkan dengan analisis. Hasil Pengamatan yang dilaksanakan selama 30 hari yaitu selama 15 hari dilakukan pengamatan terhadap populasi satu dengan total 2250 menit, total perilaku populasi monyet pada lokasi pertama yaitu 2333 kali perilaku yang mana terbagi menjadi perilaku inaktif 527 kali, bergerak 410 kali, groming 382 kali, bermain 298 kali, makan 416 kali, agonistik 146 kali, bersuara 114 kali, kawin 23 kali dan tidur 17 kali. Pada populasi ini perilaku yang dominan adalah perilaku inaktif yaitu sebesar 527 kali, hal ini disebabkan karena kebiasaan monyet untuk menunggu pengunjung di tepi jalan untuk memberikan pakan. Sedangkan pada populasi dua juga telah dilakukan pengamatan selama 15 hari dengan total 2250 kali menit dengan total perilaku yang teramati yaitu 2438 kali. Perilaku yang diamati antara lain yaitu perilaku inaktif 405 kali, bergerak 530 kali, groming 364 kali, bermain 284 kali, makan 526 kali, agonistik 169 kali, bersuara 117 kali, kawin 29 kali dan tidur 14 kali. Perilaku yang dominan pada populasi kedua ini yaitu perilaku makan 526 kali dan perilaku bergerak 530 kali. Perilaku makan tinggi dikarenakan seringnya pengendara berhenti dan memberi makan kepada monyet. Dapat disimpulkan bahwa populasi satu memiliki perilaku inaktif lebih tinggi dari pada populasi kedua yang mana populasi satu memiliki perilaku in-aktif sebanyak 527 kali sedangkan populasi dua sebanyak 405 kali. Populasi pertama memiliki perilaku inaktif yang tinggi menyebabkan perilaku bergerak menjadi lebih rendah yaitu sebesar 410 kali. Sedangkan pada populasi kedua memiliki perilaku makan yang tinggi yaitu sebesar 526 kali dikarenakan berada di tempat peristirahatan pengunjung sehingga monyet sering mendapat pakan dari pengunjung. Perilaku bergerak pada populasi kedua lebih tinggi dari pada populasi pertama yaitu sebesar 530 kali dikarenakan monyet sering berpindah dari pengunjung satu ke pengunjung yang lainnya. Setelah dilaksanakannya observasi terhadap masyarakat lokal diketahui bahwa perilaku monyet ekor panjang terhdapap masyarakat lokal tidak terlalu agresif. Masyarakat lokal tidak terganggu dengan keberadaan monyet ekor panjang yang mana yaitu semua responden yang berjumlah 20 orang berpendapat bahwa monyet hanya berprilaku MT (melotot,menyeringai) dan MJ (mendekati dan mengejar pengunjung), monyet melotot dan menyeringai kepada masyarakat disebabkan monyet merasa terancam sedangkan monyet medekati masyarakat untuk meminta makanan.
Type: | Thesis (S1) |
---|---|
Subjects: | L Education > L Education (General) |
Depositing User: | RAHMAT IDRIS |
Date Deposited: | 07 Jun 2021 07:09 |
Last Modified: | 07 Jun 2021 07:09 |
URI: | https://repository.unja.ac.id/id/eprint/20178 |
Actions (login required)
![]() |
View Item |