Hali, Alma and Elwamendri, Elwamendri and Ulfa, Maria (2021) ANALISIS PENDAPATAN MASYARAKAT DI SEKTOR PERTANIAN SEKITAR KAWASAN TAMAN NASIONAL KERINCI SEBLAT (TNKS) STUDI KASUS DI DESA NAPAL LICIN KECAMATAN ULU RAWAS KABUPATEN MUSI RAWAS UTARA PROVINSI SUMATERA SELATAN. S1 thesis, Universitas Jambi.
![]() |
Text
SKRIPSI_ALMA_HALI_Kehutanan_UNJA[2].pdf Restricted to Repository staff only Download (3MB) |
![]() |
Text
COVER SKRIPSI.pdf Download (211kB) |
![]() |
Text
LEMBAR PENGESAHAN.pdf Download (373kB) |
![]() |
Text
ABSTRAK[1].pdf Download (259kB) |
![]() |
Text
BAB_I[1].pdf Download (180kB) |
![]() |
Text
BAB_V[1].pdf Download (260kB) |
![]() |
Text
DAFTAR_PUSTAKA[1].pdf Download (109kB) |
Abstract
RINGKASAN ANALISIS PENDAPATAN MASYARAKAT DI SEKTOR PERTANIAN SEKITAR KAWASAN TAMAN NASIONAL KERINCI SEBLAT (TNKS) STUDI KASUS DI DESA NAPAL LICIN KECAMATAN ULU RAWAS KABUPATEN MUSI RAWAS UTARA PROVINSI SUMATERA (Alma Hali di bawah Bimbingan Ir. Elwamendri, M.Si dan Maria Ulfa, S.Hut., M.Si). Taman Nasional Kerinci Seblat (TNKS) merupakan kawasan konservasi yang ditetapkan dengan Keputusan Menteri Kehutanan dan Perkebunan No.901/Kpts-II/1999 seluas ± 1.375.349,867 ha. Pada tahun 2004, Menteri Kehutanan menetapkan perubahan fungsi kawasan hutan produksi di Sipurak Hook seluas ± 14.160 ha menjadi bagian dari kawasan TNKS dengan surat keputusan No. 420/Menhut-II/2004, sehingga luas TNKS menjadi ± 1.389.509,867 ha. Kawasan TNKS secara administratif wilayahnya berada di 4 (empat) yaitu, Provinsi Jambi, Provinsi Bengkulu, Provinsi Sumatera Barat dan Provinsi Sumatera Selatan. TNKS rentan adanya perambahan karena bentuknya yang memanjang dan tidak beraturan. Total kawasan perambahan yang ada di TNKS pada 2014 (130.322 ha) hampir dua kali lipat dibanding tahun 2000 (73.090 ha), Kawasan perambahan terluas di TNKS terdapat di Kabupaten Kerinci (27.799 ha), dan diikuti oleh kabupaten lain seperti: Kabupaten Rejang Lebong (26.529 ha), Lubuk Linggau (17.667 ha), Solok (15.738 ha), Pesisir Selatan (15.312 ha), dan Musi Rawas Utara (11.883 ha). Kemiskinan ditandai dengan pendapatan masyarakat yang rendah menjadi salah satu permasalahan bagi masyarakat desa sekitar kawasan hutan. Oleh sebab itu masyarakat memanfaatkan sumberdaya hutan sehingga mengakibatkan terjadinya kerusakan seperti perambahan dan perubahan tutupan lahan pada taman nasional. Kondisi ini ditandai masih rentannya terjadinya perambahan dan perubahan tutupan lahan di kawasan taman nasional seperti pembangunan jalan dan infrastruktur, perambahan untuk lahan pertanian di dalam kawasan, mendulang emas disungai, penebangan liar, dan pengumpulan hasil hutan bukan kayu. Penelitian ini dilaksanakan selama ± 2 bulan yang dimulai pada bulan Juni s/d Agustus 2020, di Desa Napal Licin Kecamatan Ulu Rawas Kabupaten Musi Rawas Utara Provinsi Sumatera Selatan. Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pendapatan masyarakat di Sektor Pertanian yang berada di Desa Napal Licin sekitar kawasan TNKS Resort Musi Rawas Utara terhadap pengelolaan TNKS. Metode yang digunakan adalah wawancara mendalam dengan Kepala Keluarga dengan kuisioner serta menggunakan teknik penarikan sampel secara Purposive Sampling, sehingga jumlah sampel yang akan digunakan dalam penelitian ini berjumlah 61 Kepala Keluarga Desa Napal Licin. Hasil penelitian menunjukkan bahwa rata-rata masyarakat sekitar bekerja sebagai petani karet, rata-rata luas lahan ≤ 2 dan tingkat pendidikan responden rata-rata tamatan SD. Penerimaan terbesar kepala keluarga dari sektor pertanian sekitar kawasan TNKS berasal dari perkebunan karet dengan jumlah penerimaan 583.200.000 (Rp/Tahun), biaya terbesar kepala keluarga sekitar kawasan TNKS berasal dari biaya tenaga kerja usaha tani dengan jumlah 246.280.000 (Rp/Tahun). Menurut Bank Dunia dan Badan Pusat Statistik (BPS), pendapatan kepala keluarga sebagian besar tingkat pendapatan rata-rata masih dikategorikan rendah masuk dalam kriteria masyarakat miskin dengan pendapatan bersih berkisar <7.200.000 (Rp/Tahun) berjumlah 49 responden dengan presentase 80,33% termasuk kategori pendapatan rendah. Sedangkan pendapatan kepala keluarga per komoditi sebagian besar tingkat pendapatannya dari perkebunan karet berjumlah 313.680.000 (Rp/Tahun) berjumlah 59 responden sebagai petani karet, pendapatan kepala keluarga per komoditi dari pertanian berjumlah 23.170.000 (Rp/Tahun) berjumlah 11 responden sebagai petani padi, sedangkan pendapatan kepala keluarga per komoditi terendah tingkat pendapatannya dari industri rumah tangga berjumlah 720.000 (Rp/Tahun) berjumlah 1 responden sebagai kerajinan tangan.
Type: | Thesis (S1) |
---|---|
Subjects: | S Agriculture > SD Forestry |
Divisions: | Fakultas Pertanian > Kehutanan |
Depositing User: | HALI |
Date Deposited: | 05 Aug 2021 06:51 |
Last Modified: | 05 Aug 2021 06:51 |
URI: | https://repository.unja.ac.id/id/eprint/25387 |
Actions (login required)
![]() |
View Item |