HARISA, RIRI ANALISIS KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA BERDASARKAN GAYA KOGNITIF DALAM PEMECAHAN MASALAH BERBASIS PEMODELAN MATEMATIKA. JURNAL PENDIDIKAN MATEMATIKA. (Unpublished)
Text
Artikel Ilmiah.pdf Download (883kB) |
Abstract
Berpikir kreatif adalah kemampuan berdasarkan data atau informasi yang tersedia dalam menemukan banyak kemungkinan jawaban terhadap suatu masalah, dimana penekanannya adalah pada kuantitas, ketepatgunaan dan keragaman jawaban. Berpikir kreatif merupakan salah satu hal yang harus dimiliki oleh siswa dalam belajar matematika karena berpikir kreatif dapat melatih siswa menemukan masalah sendiri, serta menggunakan imajinasi untuk menyelesaikan masalah dengan beragam solusi penyelesaian. Berdasarkan hal tersebut maka tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis kemampuan berpikir kreatif siswa field dependent dan field independent dalam pemecahan masalah berbasis pemodelan matematika pada materi lingkaran, menentukan tingkatan kemampuan berpikir kreatif siswa serta mendeskripsikan perbedaan karakteristik berpikir kreatif siswa. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif yang dilaksanakan di SMP N 7 Muaro Jambi. Subjek penelitian ini adalah enam orang siswa yang memiliki gaya kognitif field independent dan field dependent. Instrumen penelitian terdiri dari tes kemampuan berpikir kreatif ini berupa soal pemecahan masalah berbasis pemodelan matematika pada materi lingkaran dan pedoman wawancara. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kemampuan berpikir kreatif siswa independent dalam menyelesaikan soal pemecahan masalah berbasis pemodelan matematika pada materi lingkaran yakni memenuhi aspek fluency dan flexibility saja, dan dapat dikategorikan yakni mencapai tingkat 3 (kreatif) pada tingkatan berpikir kreatif, dengan kata lain siswa FI belum memenuhi pada aspek kebaruan (originality), sedangkan siswa dependent dalam menyelesaikan soal pemecahan masalah berbasis pemodelan matematika pada materi lingkaran secara umum tidak dapat memenuhi semua indikator berpikir kreatif karena hanya mampu menjawab soal dengan memberikan satu cara atau solusi yang biasa yang sesuai dengan alur penyelesaian dan perhitungan yang tepat dan dapat dikategorikan tingkat 0 (tidak kreatif) pada tingkatan berpikir kreatif, dengan kata lain siswa FD belum memenuhi semua aspek berpikir kreatif, serta kedua subjek memiliki perbedaan karakteristik berpikir kreatif pada aspek fluency dan aspek flexibility. Diharapkan peran serta guru untuk lebih membangun kemampuan berpikir kreatif siswa independent dan dependent, sehingga mereka dapat mengembangkan kemampuan berpikir kreatif dengan lebih baik.
Type: | Article |
---|---|
Subjects: | Q Science > QA Mathematics |
Divisions: | Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan > Pendidikan Matematika |
Depositing User: | RIRI HARISA |
Date Deposited: | 22 Dec 2017 06:57 |
Last Modified: | 22 Dec 2017 06:57 |
URI: | https://repository.unja.ac.id/id/eprint/2588 |
Actions (login required)
View Item |