Andam Suri, Denayoza (2022) Gambaran Cephalgia Pada Pasien Epilepsi Di RSUD Raden Mattaher Provins Jambi Tabun 2019. S1 thesis, kedokteran.
![]() |
Text
SKRIPSI DENAYOZA ANDAM SURI .pdf Restricted to Repository staff only Download (2MB) |
![]() |
Text
COVER DENAYOZA.pdf Download (287kB) |
![]() |
Text
HALAMAN PENGESAHAN PERSETUJUAN DENAYOZA ANDAM SURI.pdf Download (189kB) |
![]() |
Text
20220105150026phpP1y6Lu.pdf Download (119kB) |
![]() |
Text
20220105150115phpjRtvYV.pdf Download (199kB) |
![]() |
Text
20220105150308phpQMgHgh.pdf Download (117kB) |
![]() |
Text
20220105150328phplzARNu.pdf Download (98kB) |
Abstract
ABSTRAK Latar belakang : Nyeri kepala dan epilepsi merupakan keluhan yang cukup sering ditemukan pada penderita yang berobat jalan. Berbagai data yang ada menyimpulkan bahwa nyeri kepala dan epilepsi merupakan komorbiditas yang cukup kuat. Beberapa obat antiepilepsi seperti valproat, topiramat, ternyata efektif digunakan untuk mengobati/ mencegah serangan migren. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran cephalgia pada pasien epilepsi di RSUD Raden Mattaher Provinsi Jambi Tahun 2019. Metode : Penelitian ini bersifat deskriptif, yang dilakukan pada penderita epilepsi yang berobat di poli klinik saraf RSUD Raden Mattaher Jambi pada bulan Oktober – Desember 2019. Pengambilan sampel menggunakan teknik consecutive sampling. Data didapat melalui rekam medik dan wawancara dengan pasien melalui panduan kuesioner. Data yang didapat kemudian diolah dengan komputer menggunakan perangkat lunak SPSS versi 22, dan disajikan dalam bentuk tabel distribusi dan frekuensi. Hasil : Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 33 responden, didapatkan pasien wanita sebanyak 54,4%, dan sebagian besar usia responden 17-26 tahun. Nyeri terbanyak adalah migraine (39%), dan terjadi setelah serangan. Lokasi munculnya nyeri kepala pada bagian kanan dan kiri (45%) dan lokasi terberat pada bagian depan. Perasaan nyeri yang berdenyut adalah yang terbanyak (42%), sebagian besar responden mengatakan nyeri kepala mengganggu aktivitas sehari-hari sebanyak (81%). Sebagian responden menyatakan keluhan tidak berkurang dengan obat penghilang nyeri (54%) dan pasien mengeluhkan gejala penyerta berupa fotofobia/fonofobia (57%). Kesimpulan : Pada penelitian ini diddapatkan peranan nyeri kepala yang mempengaruhi kualitas hidup penderita epilepsi. Wanita lebih banyak mengalami nyeri kepala dibandingkan pria. Nyeri kepala terbanyak yang dialami oleh penderita adalah nyeri kepala berlangsung setelah kejang. Nyeri kepala timbul 3 jam setelah kejang. Kata Kunci : Cephalgia, Epileps
Type: | Thesis (S1) |
---|---|
Subjects: | L Education > L Education (General) |
Divisions: | Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan > Kedokteran |
Depositing User: | SURI |
Date Deposited: | 07 Jan 2022 07:27 |
Last Modified: | 07 Jan 2022 07:27 |
URI: | https://repository.unja.ac.id/id/eprint/29940 |
Actions (login required)
![]() |
View Item |