STATUS KERAPATAN BUAYA SINYULONG (Tomistoma schlegelii Muller, 1838) DI SUNGAI AIR HITAM LAUT SPTN WILAYAH III TAMAN NASIONAL BERBAK

Habibullah, Habibullah (2022) STATUS KERAPATAN BUAYA SINYULONG (Tomistoma schlegelii Muller, 1838) DI SUNGAI AIR HITAM LAUT SPTN WILAYAH III TAMAN NASIONAL BERBAK. S1 thesis, Universitas Jambi.

[img] Text
COVER a.n HABIBULLAH (D1D016004).pdf

Download (13kB)
[img] Text
Skripsi Full Teks a.n Habibullah (D1D016004).pdf
Restricted to Repository staff only

Download (1MB)
[img] Text
Abstrak an. Habibullah (D1D016004).pdf

Download (114kB)
[img] Text
Halaman Persetujuan, Halaman Pengesahan a.n Habibullah (D1D016004).pdf

Download (5kB)
[img] Text
Bab I an. Habibullah (D1D016004).pdf

Download (16kB)
[img] Text
Bab V atau Bab Kesimpulan a.n Habibullah (D1D016004).pdf

Download (5kB)
[img] Text
Daftar Pustaka an. Habibullah (D1D016004).pdf

Download (15kB)

Abstract

Indonesia adalah salah satu negara yang memiliki keanekaragaman hayati tertinggi setelah Brazil. Ada empat jenis buaya yang dilindungi di Indonesia, satu diantaranya yaitu buaya sinyulong (Tomistoma schlegelii). Provinsi Jambi merupakan tempat yang baik untuk kehidupan buaya sinyulong. Namun saat ini populasi di alam mengalami ancaman yang serius dan mengalami penurunan jumlah individu. Selama tiga dekade populasi buaya sinyulong menyusut 30% yang diakibatkan oleh fragmentasi habitat (Bezuijen et al., 2014) dan perburuan membuat buaya ini terancam sehingga spesies ini mengalami penurunan populasi dan hanya bertahan pada beberapa sungai yang terisolasi khususnya di Sumatera dan Kalimantan (Auliya et al., 2006; Stuebing et al., 2006), Serawak dan Peninsular (Bezuijen et al., 2004). Luas kebakaran hutan di dalam kawasan Taman Nasional Berbak dan Sembilang pada tahun 2019 yaitu 34.658,3 hektare. Ini merupakan ancaman terbesar bagi buaya sinyulong. Sejak tahun 2016 sampai tahun 2020 belum ada penelitian densitas buaya sinyulong di Kawasan Taman Nasional Berbak dan Sembilang. Tujuan penelitian ini adalah menghitung nilai kerapatan buaya Sinyulong di Sungai Air Hitam Laut. Penelitian ini dilaksanakan di Taman Nasional Berbak di Sungai Air Hitam Laut. Titik awal penelitian ini yaitu 104º24”15’ BT, 1º21”29’ LS, pada saat sungai sudah masuk dalam kawasan dan titik akhir penelitian ini yaitu Sungai Air Hitam Laut 104º20”45’ BT, 1º25”39’ LS. Penelitian ini di laksanakan pada bulan Juli hingga November tahun 2020 yaitu selama lima bulan, panjang sungai yang diteliti yaitu 15.000 meter. Pengumpulan data menggunakan metode spotlight survey. Waktu pengamatan terbaik yaitu ketika air surut atau permukaan air rendah, pengamatan dilakukan mulai bagian hilir hingga bagian hulu (Fukuda et al., 2013a). pengamaatan dilakukan pada pukul 18.30 WIB hingga pukul 20.30 WIB, pengamatan diulang sebanyak tiga kali dengan hari yang berbeda. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan ditemukan dua individu buaya Sinyulong pada usia anak. Sehingga didapat hasil bahwa densitas buaya Sinyulong di Sungai Air Hitam Laut pada tahun 2020 yaitu 0,04 individu per kilometer. Status densitas buaya Sinyulong pada tahun 2020 juga mengalami penurunan dibandingkan penelitian sebelumnya tahun 2015 yaitu 0,13 individu per kilometer menurun menjadi 0,04 indivudu per kilometer.

Type: Thesis (S1)
Subjects: L Education > L Education (General)
Divisions: Fakultas Pertanian > Kehutanan
Depositing User: Habibullah
Date Deposited: 14 Apr 2022 06:59
Last Modified: 14 Apr 2022 06:59
URI: https://repository.unja.ac.id/id/eprint/32648

Actions (login required)

View Item View Item