WIDIYONO, ADDY (2022) BIOEKOLOGI KAWASAN KORIDOR GAJAH SUMATERA (Elephas maximus sumatranus, TEMMINCK 1847) DI BANTARAN ALIRAN SUNGAI MANGGATAL KABUPATEN TEBO. S1 thesis, UNIVERSITAS JAMBI.
![]() |
Text
HALAMAN JUDUL.pdf Download (49kB) |
![]() |
Text
ADDY WIDIYONO_D1D015099.pdf Restricted to Repository staff only Download (1MB) |
![]() |
Text
HALAMAN PENGESAHAN.pdf Download (86kB) |
![]() |
Text
BAB I.pdf Download (143kB) |
![]() |
Text
BAB V.pdf Download (664kB) |
![]() |
Text
DAFTAR PUSTAKA.pdf Download (402kB) |
Abstract
BIOEKOLOGI KAWASAN KORIDOR GAJAH SUMATERA (Elephas maximus sumatranus, TEMMINCK 1847) DI BANTARAN ALIRAN SUNGAI MANGGATAL KABUPATEN TEBO (Skripsi oleh Addy Widiyono di bawah bimbingan Bapak Ir. Drs. H. Asrizal Paiman, M,Si., I.PM dan Bapak Zuhratus Saleh, S.Si., M.Si.) Upaya membangun koridor ekologi dalam satu kesatuan lansekap menjadi sangat penting terutama dari aspek ekologi. Dari aspek biologi dan ekologi manfaat utama koridor ekologi adalah membantu restorasi dan proteksi keanekaragaman hayati (kehati), serta pertukaran bahan genetik diantara habitat utama. Koridor berfungsi bagi keberlangsungan kehati dari satu isolasi habitat ke habitat yang lain. Karena pergerakan yang tidak terputus dapat mengurangi kerentanan populasi lokal dari kepunahan (Alikodra, 2016). Gajah Sumatera (Elephas maximus sumatranus) merupakan satwa dilindungi berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 7 Tahun 1999 tentang pengawetan jenis tumbuhan dan satwa dan terdaftar dalam red list data book IUCN dengan status terancam punah. Penelitian ini menggunakan metode analisis vegetasi untuk pengambilan data biologi yang dilakukan pada jalur koridor gajah di sungai manggatal, dengan membuat petak pengamatan pada tiap tipe vegetasi yang berukuran 2 m x 2 m (A) untuk semai, ukuran 5m x 5 m (B) untuk pancang, di buat kontinu (tanpa jarak antar petak). Pada setiap petak di hitung jumlah individu setiap jenis (petak A dan B). Data jenis pakan didapatkan dengan pengamatan terhadap tumbuhan pakan bersamaan dengan pengamatan vegetasi, analisis vegetasi mencatat jenis tumbuhan pakan, wawancara dengan masyarakat. Data suhu dan kelembaban diukur dengan alat thermohygrometer pada pagi, siang dan sore hari. Data intensitas cahaya menggunakan Lux meter. Data jenis kadar garam mineral dilakukan dengan mengambil sampel air pada sumber air di sungai dan rawa dengan kapasitasair ±600 ml pada masing-masing tipe badan air sedangkan untuk pengambilan sampel tanah dilakukan dengan mengambil tanah bekas kubangan dengan kapasitas ± 1 kg pada setiap kubangan yang ditemukan di sepanjang jalur pengamatan. Berdasarkan penelitian yang dilakukan di sungai manggatal di peroleh 5 jenis vegetasi pada jalur kosidor gajah sumatera. Kerapatan relatif tertinggi vegetasi semai yaitu Resam (Gleichenia linearis) sebesar 30,467%, untuk kerapatan relatif tertinggi pada stadia pancang yaitu sungkai (Peronema canescens) sebesar 15,843%. Hasil wawancara menunjukan pakan yang disukai Gajah pada areal penelitian adalah bamboo (Bambusoideae luerss.), rotan getah (Daemonorops angustifolia Mart.), rotan cincin (Calamus polystachys Beccari). Hasil analisis sampel air yang di ambil di 3 lokasi berbeda lokasi yaitu pada sungai manggal, air kubangan 1 dan air kubangan 2, rata rata kandungan garam mineral adalah Calsium (Ca) 1.88-1.92 Mg/L, Kalium (K) 1.18-1.20 Mg/L, Magnesium (Mg) 0.84-1.18 Mg/L. Hasil analisis sampel tanah menunjukan bahwa kadar garam mengangdung Kalium (K) 0.02%. Calcium (Ca) 1.3%. Magnesium (Mg) 0.1%.
Type: | Thesis (S1) |
---|---|
Uncontrolled Keywords: | Upaya membangun koridor ekologi dalam satu kesatuan lansekap menjadi sangat penting terutama dari aspek ekologi |
Subjects: | L Education > L Education (General) |
Divisions: | Fakultas Pertanian > Kehutanan |
Depositing User: | WIDIYONO |
Date Deposited: | 31 May 2022 03:18 |
Last Modified: | 31 May 2022 03:18 |
URI: | https://repository.unja.ac.id/id/eprint/34006 |
Actions (login required)
![]() |
View Item |