Analisis Biaya Pembangunan Kebun Kelapa Sawit Swadaya Berdasarkan Proses Pelaksanaan Di Kecamatan Singkut Kabupaten Sarolangun (Studi Kasus Alih Fungsi Lahan Karet menjadi Lahan Kelapa Sawit)

Widiarum, Ratih (2022) Analisis Biaya Pembangunan Kebun Kelapa Sawit Swadaya Berdasarkan Proses Pelaksanaan Di Kecamatan Singkut Kabupaten Sarolangun (Studi Kasus Alih Fungsi Lahan Karet menjadi Lahan Kelapa Sawit). S1 thesis, UNIVERSITAS JAMBI.

	Text Cover.pdf Download (157kB)
	Text Skripsi Full.pdf Restricted to Repository staff only Download (4MB)
	Text Halaman Pengesahan.pdf Download (106kB)
	Text ABSTRAK.pdf Download (146kB)
	Text BAB I.pdf Download (354kB)
	Text BAB V.pdf Download (154kB)
	Text DAFTAR PUSTAKA.pdf Download (168kB)

Abstract

Alih fungsi lahan karet menjadi lahan kelapa sawit merupakan fenomena baru bagi petani karet. Kondisi tanaman karet yang rusak akibat jamur akar putih menyebabkan petani harus mengganti tanaman karetnya. Keputusan petani dalam melakukan alih fungsi lahan karet menjadi lahan kelapa sawit secara swadaya bergantung pada besarnya modal atau biaya pembangunan kebun yang dimiliki petani. Sehingga tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan proses pembangunan kebun kelapa sawit dari alih fungsi lahan karet, untuk menghitung besar biaya pembangunan kebun kelapa sawit dan menganalisis apakah ada perbedaan biaya berdasarkan proses pelaksanaan pembangunan kebun kelapa sawit di Kecamatan Singkut Kabupaten Sarolangun. Penelitian ini menggunakan metode analisis deskriptif kuantitatif dan analisis One Way ANOVA. Hasil penelitian menjelaskan bahwa proses pembangunan kebun kelapa sawit di Kecamatan Singkut meliputi 5 tahapan pengerjaanya itu tahap pembersihan lahan, pemancangan, pembuatan lubang tanam, pemupukkan dan penanaman. Pembangunan kebun kelapa sawit berdasarkan proses pelaksanaan terbagi menjadi 4 pola yaitu: Pola A, Pola B, Pola C dan Pola D. Sehingga didapatkan pola pelaksanaan pembangunan kebun yang berbeda. biaya pembangunan kebun kelapa sawit di Kecamatan Singkut adalah Rp12.178.113/petani atau sebesar Rp6.865.339/ha. Biaya pola pelaksanaan pembangunan kebun terbesar terdapat pada Pola A dengan nilai sebesar Rp7.973.181/ha dan biaya terkebil terdapat pada Pola B dengan nilai sebesar Rp6.473.185/ha. Nominal biaya pembangunan kebun kelapa sawit berdasarkan proses pelaksanaan menunjukkan adanya perbedaan biaya, namun secara statistik menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan biaya yang signifikan. Dampak alih fungsi lahan menyebabkan adanya penurunan luas lahan perkebunan karet. Oleh karena itu diharapkan adany suatu revitalisasi perkebunan karet di Kecamatan Singkut, sehingga petani dapat melakukan kegiatan peremajaan perkebunan karet. Kata Kunci: Alih Fungsi Lahan, Proses Pembangunan Kebun, Biaya Pembangunan Kebun, Pola Pelaksanaan Pembangunan Kebun ABSTRACT The conversion of rubber land into oil palm land is a new phenomenon for rubber farmers. The condition of rubber plants that are damaged by white root fungus causes farmers to have to replace their rubber plants. The decision of farmers to change the function of rubber land into oil palm land independently depends on the amount of capital or the cost of developing plantations owned by farmers. So the purpose of this study is to describe the process of developing oil palm plantations from the conversion of rubber land, to calculate the costs of developing oil palm plantations and to analyze whether there is a difference in costs based on the process of implementing oil palm plantation development in Singkut District, Sarolangun Regency. This research uses quantitative descriptive analysis method and One Way ANOVA analysis. The results of the study explain that the process of developing an oil palm plantation in Singkut District includes 5 stages of work, namely the stage of land clearing, piling, making planting holes, fertilizing and planting. The development of oil palm plantations based on the implementation process is divided into 4 patterns, namely: Pattern A, Pattern B, Pattern C and Pattern D. So that different patterns of implementation of plantation development are obtained. The cost of developing an oil palm plantation in Singkut District is Rp12.178.113/farmer or Rp6.865.339/ha. The largest cost of implementing the plantation development pattern is in Pattern A with a value of Rp7.973.181/ha and the smallest cost is in Pattern B with a value of Rp6.473.185/ha. The nominal cost of developing oil palm plantations based on the implementation process shows a difference in costs, but statistically shows that there is no significant difference in costs. The impact of land conversion causes a decrease in the area of rubber plantations. Therefore, it is hoped that there will be a revitalization of rubber plantations in Singkut District, so that farmers can replant rubber plantations. Key words: Land conversion, implementation process of plantation development, cost of plantation development, implementation pattern of plantation development.

Type:	Thesis (S1)
Uncontrolled Keywords:	Alih Fungsi Lahan, Proses Pelaksanaan Pembangunan Kebun, Biaya Pembangunan Kebun, Pola Pelaksanaan Pembangunan Kebun
Subjects:	L Education > L Education (General)
Divisions:	Fakultas Pertanian > Agribisnis
Depositing User:	Widiarum
Date Deposited:	28 Jun 2022 02:52
Last Modified:	28 Jun 2022 02:52
URI:	https://repository.unja.ac.id/id/eprint/35846

Actions (login required)

View Item