Novra, Ardi (2022) ARAH DAN KEBIJAKAN PEMBANGUNAN AGRIBISNIS PETERNAKAN “SAPI POTONG” NASIONAL. PROSIDING SEMINAR NASIONAL TEKNOLOGI AGRIBISNIS PETERNAKAN (STAP), 9. pp. 26-42.
![]() |
Text
Prosiding_STAP_IX_2022.pdf Download (488kB) |
Abstract
Peta jalan dalam rencana induk pengembangan sapi dan kerbau mengindikasikan bahwa memasuki SDG pada tahun 2045 diharapkan Indonesia telah menjadi lumbung pangan asia (daging sapi) dengan populasi sapi dan kerbau mencapai 41, 74 juta, produksi domestik menembus angka 1.151. 698 ton dengan kontribusi usaha peternakan rakyat tinggal 5%. Menggunakan hasil sensus peternakan 2013 sebagai basis, maka terdapat 5, 07 juta RTP sapi potong rakyat maka tahun 2045 akan tersisa hanya 4, 17 juta atau menurun sebesar 0, 90 juta atau laju penurunan 17, 75% selama periode 2013-2045 (32 tahun) atau rata-rata menurun sekitar 0.55%/tahun. Industrialisasi peternakan yang tangguh, terjadi karena terintegrasinya proses produksi dari hulu ke hilir yang dibangun berdasarkan potensi dan kemampuan industri hulu. Pada era digitalisasi saat ini, konsep pembangunan industrialisasi peternakan tidak bisa lepas dari efisiensi usaha dengan memadukan sistem agribisnis dengan pengembangan usaha peternakan rakyat yang dilakukan melalui pola klustering, dimana para peternak rakyat dengan usaha sejenis beraktiivtas dalam suatu kawasan (horizontal agribisnis). Hubungan antar sub-sistem bersifat kaptif akan memberikan suatu kepastian (certainty) pasar dan jaminan (insurance) dalam menjalankan usaha. Konsep ini merupakan model industri peternakan pada masa akan datang yang menggabungkan antara konsep farming system dengan sistem agribisnis yang berkerakyatan.
Type: | Article |
---|---|
Subjects: | S Agriculture > SF Animal culture |
Divisions: | Fakultas Peternakan > Peternakan |
Depositing User: | Novra |
Date Deposited: | 13 Jul 2022 04:15 |
Last Modified: | 13 Jul 2022 04:15 |
URI: | https://repository.unja.ac.id/id/eprint/36190 |
Actions (login required)
![]() |
View Item |