ANALISIS SPASIOTEMPORAL KASUS TUBERKULOSIS DI KABUPATEN MUARO JAMBI TAHUN 2015-2020

Fitri, Maulidiyyah (2022) ANALISIS SPASIOTEMPORAL KASUS TUBERKULOSIS DI KABUPATEN MUARO JAMBI TAHUN 2015-2020. S1 thesis, Universitas Jambi.

	Text Cover.pdf Download (32kB)
	Text Lembar Pengesahan.pdf Download (264kB)
	Text BAB I.pdf Download (150kB)
	Text BAB V.pdf Download (110kB)
	Text Daftar Pustaka.pdf Download (150kB)
	Text Skripsi Full Text.pdf Restricted to Repository staff only Download (8MB)

Abstract

Background: Pulmonary tuberculosis (TB) is still a major health problem, especially in developing countries. Muaro Jambi Regency has the 4th most TB sufferers in Jambi Province. Spatiotemporal research on TB has never been carried out in Muaro Jambi Regency so that mapping of the distribution of TB cases is still not available. This causes the spatial and temporal description of Tuberculosis cases to be unknown in the village/kelurahan area. Methods: Quantitative research uses an ecological study design with a spatial approach that uses village aggregate data in Muaro Jambi Regency. The research location is in Muaro Jambi Regency with a sample size of all TB cases recorded at SITB in Muaro Jambi Regency in 2015-2020 in 155 villages/outputs. Data analysis with spatial clustering, bivariate LISA autocorrelation and Spatial Regression. Results: The results of the clustering analysis showed that there were 3 clusters of TB cases in Muaro Jambi Regency. In 2015-2020 in areas with a high number of TB cases, cluster 1 (p = 0.000), cluster 2 (p = 0.000) and cluster 3 (p = 0.000) = 0.016). The results of the autocorrelation analysis showed that there were 25 villages in quadrant I (High-High) from 2015 to 2020. The results of the spatial regression showed that the number of TB cases was influenced by the population factor in 2015-2018 and 2020 and was influenced by the population density factor in 2015 -2017, and 2019. Conclusion: There are 5 sub-districts that are priorities in TB control or identified groups/clusters of TB cases. The number of residents consistently has a positive autocorrelation with the number of TB cases. The total population and population density have been shown to have a spatial effect on the number of TB cases. By knowing the grouping of TB cases and the factors that influence TB cases, it can become the focus/priority of the intervention area in the implementation of the TB prevention and control program. Keywords: Tuberculosis, Spatial Analysis, Clustering, Autocorrelation. Latar Belakang: Tuberkulosis Paru (TB) sampai saat ini masih menjadi masalah kesehatan utama, khususnya di negara berkembang. Kabupaten Muaro Jambi memiliki penderita TB terbanyak ke-4 di Provinsi Jambi. Penelitian spasiotemporal mengenai TB belum pernah dilakukan di Kabupaten Muaro Jambi sehingga pemetaan sebaran kasus TB masih belum tersedia. Hal ini menyebabkan belum diketahuinya gambaran spasial dan temporal kasus Tuberkulosis pada wilayah desa/kelurahan. Metode Penelitian: Penelitian kuantitatif menggunakan rancangan studi ekologi dengan pendekatan spasial yang menggunakan data agregat desa di Kabupaten Muaro Jambi. Tempat penelitian di Kabupaten Muaro Jambi dengan jumlah sampel yaitu semua kasus TB yang tercatat pada SITB di Kabupaten Muaro Jambi tahun 2015-2020 di 155 desa/keluarahan. Analisis data dengan spasial clustering, bivariate autokorelasi LISA dan Regresi Spasial. Hasil Penelitian: Hasil analisis clustering terdapat 3 cluster pengelompokan kasus TB di Kabupaten Muaro Jambi Pada tahun 2015-2020 pada area dengan jumlah kasus TB yang tinggi, cluster 1 (p = 0,000), cluster 2 (p = 0,000) dan cluster 3 (p = 0,016). Hasil analisis autokorelasi terdapat 25 desa yang berada di kuadran I (High�High) tahun 2015 s/d 2020. Hasil regresi spasial diketahui bahwa jumlah kasus TB dipengaruhi oleh faktor jumlah penduduk pada 2015-2018 dan 2020 serta dipengaruhi oleh faktor kepadatan penduduk pada 2015-2017, dan 2019. Kesimpulan: Terdapat 5 kecamatan yang merupakan prioritas dalam pengendalian TB atau teridentifikasi adanya pengelompokan/klaster kasus TB. Jumlah penduduk secara konsisten berautokorelasi positif terhadap jumlah kasus TB. Jumlah penduduk dan kepadatan penduduk terbukti berpengaruh secara spasial terhadap jumlah kasus TB. Dengan mengetahuinya pengelompokan kasus TB dan faktor yang berpengaruh terhadap kasus TB maka dapat menjadi menjadi fokus/prioritas wilayah intervensi dalam pelaksanaan progam pencegahan dan pengendalian TB. Kata Kunci: Tuberkulosis, Analisis Spasial, Clustering, Autokorelasi.

Type:	Thesis (S1)
Uncontrolled Keywords:	Tuberkulosis, Analisis Spasial, Clustering, Autokorelasi.
Subjects:	L Education > L Education (General)
Divisions:	Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan > Ilmu Kesehatan Masyarakat
Depositing User:	Fitri
Date Deposited:	08 Jul 2022 08:31
Last Modified:	08 Jul 2022 08:31
URI:	https://repository.unja.ac.id/id/eprint/36477

Actions (login required)

View Item