Sari, Rindhi Antika (2022) Respon Pertumbuhan Eksplan Pisang Tanduk (Musa corniculata L.) dengan Induksi Hormon IAA dan BAP Secara In Vitro. S1 thesis, Biologi.
![]() |
Text
Skripsi Rindhi Print (1).pdf Restricted to Repository staff only Download (3MB) |
![]() |
Text
cover.pdf Download (212kB) |
![]() |
Text
halaman pengesahan.pdf Download (77kB) |
![]() |
Text
Abstrak Rindhi.pdf Download (202kB) |
![]() |
Text
Bab I Rindhi.pdf Download (240kB) |
![]() |
Text
kesimpulan.pdf Download (204kB) |
![]() |
Text
DAFTAR PUSTAKA.pdf Download (252kB) |
Abstract
RINGKASAN Pisang tanduk merupakan komoditas yang memiliki nilai tinggi di Indonesia, dan memiliki peluang untuk dikembangkan. Selain harganya yang tinggi pisang ini memiliki kandungan vitamin A, vitamin B1, dan vitamin C. Namun terdapat kendala dalam pengadaan bibit unggul secara konvensional yaitu sulitnya mendapatkan bibit yang berkualitas baik dalam jumlah yang besar dan dengan waktu yang singkat. Untuk mengatasi permasalahan ini dapat dilakukan dengan teknik kultur jaringan dengan penggunaan hormon IAA dan BAP. Penggunaan IAA dan BAP ini bertujuan untuk melihat respon eksplan jantung pisang tanduk dan konsentrasi yang optimal dalam pertumbuhan eksplan jantung pisang tanduk. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Bioteknologi dan Rekayasa II Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Jambi dengan parameter pengamatan persentase eksplan hidup tidak browning, persentase eksplan browning dan persentase eksplan bernodul. Eksplan yang digunakan yaitu jantung pisang tanduk yang ditanam ke dalam media Murashige and Skoog (MS) dengan penambahan hormon IAA dan BAP dengan konsentrasi yang berbeda. Hasil penelitian menunjukkan terdapat respon yang terjadi pada eksplan diantaranya terjadi pencoklatan (browning) dan terbentuk nodul pada eksplan. Kombinasi hormon yang menunjukkan persentase tertinggi terjadinya pencoklatan (browning) sebesar 60% yaitu pada perlakuan B0I1 (BAP 0 mg/L; IAA 0,3 mg/L), B1I2 (BAP 1,5 mg/L; IAA 0,6 mg/L), dan B2I1 (BAP 3 mg/L; IAA 0,3 mg/L). Persentase eksplan hidup tidak browning tertinggi sebesar 80% yaitu pada perlakuan B1I0 (BAP 1,5 mg/L; IAA 0 mg/L), B2I0 (BAP 3 mg/L; IAA 0 mg/L) dan B2I2 (BAP 3 mg/L; IAA 0,6 mg/L). Dan hasil paling optimal dalam pembentukan nodul adalah B1I2 (BAP 1,5 mg/L; IAA 0,6 mg/L) yaitu dengan persentase sebesar 40%.
Type: | Thesis (S1) |
---|---|
Subjects: | L Education > L Education (General) |
Divisions: | Fakultas Sains dan Teknologi > Biologi |
Depositing User: | SARI |
Date Deposited: | 20 Jul 2022 03:54 |
Last Modified: | 20 Jul 2022 03:54 |
URI: | https://repository.unja.ac.id/id/eprint/37714 |
Actions (login required)
![]() |
View Item |