Analisis Sifat Fisis Dan Keawetan Kayu Bungur (Lagerstroemia speciosa) Yang Diberi Perlakuan Pemanasan

Sari, Ratna (2022) Analisis Sifat Fisis Dan Keawetan Kayu Bungur (Lagerstroemia speciosa) Yang Diberi Perlakuan Pemanasan. S1 thesis, UNIVERSITAS JAMBI.

	Text ABSTRAK.pdf Download (321kB)
	Text BAB 1.pdf Download (661kB)
	Text BAB V.pdf Download (502kB)
	Text COVER.pdf Download (170kB)
	Text DAFTAR PUSTAKA.pdf Download (488kB)
	Text FULL SKRIPSI.pdf Restricted to Repository staff only Download (5MB)
	Text HALAMAN PENGESAHAN.pdf Download (236kB)

Abstract

Penggunaan jenis kayu untuk kontruksi pembangunan dipilih berdasarkan keawetan dan kekuatannya. Salah satu jenis kayu yang memiliki keawetan yang rendah adalah kayu bungur dan masih banyak tersedia. Penggunaan kayu bungur yang jarang digunakan sebagai kontruksi dikarenakan tidak tahan terhadap organisme perusak kayu. Kayu bungur termasuk dalam kelas awet III, jika selalu berhubungan dengan tanah lembab hanya bertahan selama 3 tahun. Berdasarkan percobaan uji terhadap rayap kayu kering termasuk kelas awet IV, percobaan uji kubur termasuk dalam kelas awet IV dan terhadap jamur pelapuk kayu termasuk kelas awet I-II (Martawijaya et al., 2005). Pengaplikasian pemanasan pada kayu dengan menggunakan limbah minyak goreng merupakan salah satu metode untuk mengawetkan kayu. Waktu yang digunakan dalam proses pemanasan dengan menggunakan limbah minyak goreng memberi pengaruh terhadap keberhasilan keawetan kayu Ates et al. (2009) menyebutkan bahwa perlakuan panas pada kayu dianggap sebagai teknik ramah lingkungan karena tidak ada bahan kimia yang terlibat selama proses berlangsung. Hasil penelitian Maretha dan Priadi (2015) menggunakan variasi waktu pemanasan 1 jam dalam limbah minyak goreng memberikan peningkatan keawetan kayu pada suhu 100 oC. Tujuan dari penelitian ini menganalisis pengaruh interaksi antara variasi suhu dan waktu pemanasan terhadap sifat fisis dan keawetan kayu bungur (Lagerstroemia speciosa). Faktor perlakuan yang digunakan adalah variasi suhu pemanasan (kontrol (tanpa pemanasan) 100 oC, 150 oC dan 180 oC) dan variasi waktu pemanasan (30 menit dan 60 menit). Hasil penelitian menunjukkan interaksi antara variasi suhu dan waktu pemanasan pada kayu bungur (Lagerstroemia speciosa) berpengaruh nyata dalam menurunkan nilai kadar air dan meningkatkan nilai kerapatan, berat jenis, penurunan berat kayu dari rayap kayu kering dan mortalitas. Lama suhu dan waktu pemanasan terbaik adalah pemanasan 180 oC dengan waktu 60 menit memberikan peningkatan keawetan kayu bungur terhadap rayap kayu kering. The use of wood types for construction construction is chosen based on its durability and strength. One type of wood that has low durability is bungur wood and is still widely available. The use of bungur wood which is rarely used for construction is because it is not resistant to wood destroying organisms. Bungur wood is included in durable class III, if it is always in contact with moist soil, it only lasts for 3 years. Based on the experimental test on dry wood termites including durable class IV, the burial test experiment included in durable class IV and against wood rot fungi including durable class I-II (Martawijaya et al., 2005). The application of heating on wood using waste cooking oil is one method to preserve wood. The time used in the heating process using waste cooking oil has an effect on the success of wood durability. Ates et al. (2009) mentioned that heat treatment of wood is considered an environmentally friendly technique because there are no chemicals involved during the process. The results of the research by Maretha and Priadi (2015) using a 1 hour heating time variation in waste cooking oil gave an increase in the durability of wood at a temperature of 100 oC. The purpose of this study was to analyze the effect of the interaction between variations in temperature and heating time on the physical properties and durability of bungur wood (Lagerstroemia speciosa). The treatment factors used were variations in heating temperature (control (without heating) 100 oC, 150 oC and 180 oC) and variations in heating time (30 minutes and 60 minutes). The results showed that the interaction between variations in temperature and heating time in Bungur wood (Lagerstroemia speciosa) had a significant effect in reducing the value of water content and increasing the value of density, specific gravity, decreasing wood weight from drywood termites and mortality. The best temperature and heating time is 180 oC heating with a time of 60 minutes to increase the durability of bungur wood against dry wood termites.

Type:	Thesis (S1)
Uncontrolled Keywords:	Sifat Fisis, Keawetan, Kayu Bungur, Pemanasan, Rayap Kayu Kering
Subjects:	L Education > L Education (General)
Divisions:	Fakultas Pertanian > Kehutanan
Depositing User:	SARI
Date Deposited:	16 Aug 2022 03:16
Last Modified:	16 Aug 2022 03:16
URI:	https://repository.unja.ac.id/id/eprint/38518

Actions (login required)

View Item