PURBA, DESI VENANSIA (2022) PENGARUH PEMBERIAN URINE SAPI DENGAN DOSIS DAN INTERVAL YANG BERBEDA TERHADAP PERTUMBUHAN BIBIT KABAU (Archidendron bubalinum (Jack) I.C.Nielsen). S1 thesis, UNIVERSITAS JAMBI.
![]() |
Text
ABSTRAK.pdf Download (186kB) |
![]() |
Text
BAB I.pdf Download (286kB) |
![]() |
Text
BAB V.pdf Download (182kB) |
![]() |
Text
DAFTAR PUSTAKA.pdf Download (311kB) |
![]() |
Text
lembar pengesahan.pdf Download (187kB) |
![]() |
Text
SKRIPSI A.N DESI VENANSIA PURBA.pdf Restricted to Repository staff only Download (2MB) |
Abstract
Kabau (Archidendron bubalinum) termasuk tumbuhan indigenous Indonesia yang banyak ditemukan di Pulau Sumatera. Kabau mempunyai buah polong yang ukurannya lebih kecil jika dibandingkan dengan buah jengkol. Sebagian masyarakat memanfaatkan biji kabau sebagai obat antidiabetes herbal, bahan masakan, dan lalapan. Kayu kabau dimanfaatkan sebagai kayu bakar, tiang rumah, bahan pembuatan lemari, peralatan rumah tangga, dayung, kano, dan bahan kontruksi dikarenakan kayu ini mempunyai stuktur yang keras dan juga tahan lama. Kulit buah pohon ini dimanfaatkan sebagai salah satu alternatif pengendali hama pada tanaman. Salah satu upaya meningkatkan pertumbuhan bibit kabau yaitu dengan menggunakan pupuk organik cair yang berasal dari urin sapi. Dari segi kadar haranya, kotoran sapi berupa urine memiliki kandungan hara N= 1,4% sampai 2,2%, P= 0,6% sampai 0,7%, K= 1,6% sampai 2,1%, dan hormon. Dalam kegiatan pemupukan waktu pengaplikasian juga menentukan pertumbuhan tanaman. Berbedanya waktu pengaplikasian akan memberikan hasil yang berbeda terhadap pertumbuhan tanaman. Pengaplikasian pupuk dengan interval pemberian yang terlalu sering menyebabkan pemborosan pupuk dan dapat menyebabkan tanaman keracunan. Sebaliknya, bila interval pemberian dilakukan terlalu jarang akan menyebabkan tanaman kekurangan unsur hara. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis interaksi antara dosis dan interval pemberian serta menganalisis dosis dan interval pemberian yang terbaik untuk pertumbuhan kabau. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Hutan Pendidikan dan Pembibitan Jurusan Kehutanan Fakultas Pertanian Universitas Jambi pada bulan Oktober 2021 sampai Januari 2022. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap Faktorial yang terdiri dari 2 faktor dengan 4 kali ulangan. Faktor pertama yaitu interval pemberian yang terdiri dari 2 taraf (7 dan 14 hari sekali), sedangkan faktor kedua yaitu dosis urine sapi yang terdiri dari 5 taraf (0, 100, 200, 300, dan 400 ml/tanaman). Variabel yang diamati yaitu pertambahan tinggi tanaman, pertambahan diameter tanaman, pertambahan jumlah daun, panjang akar, berat kering tajuk, dan berat kering akar. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian urine sapi dengan dosis dan interval yang berbeda tidak memberikan interaksi yang nyata terhadap pertumbuhan bibit kabau. Pemberian pupuk cair urine sapi dengan dosis 100 ml/tanaman menunjukkan pertumbuhan tertinggi pada variabel pertambahan tinggi tanaman, pertambahan diameter tanaman, pertambahan jumlah daun, dan berat kering tajuk. Interval waktu pemberian pupuk cair urine sapi 14 hari sekali menunjukkan pertumbuhan tertinggi pada variabel pertambahan diameter tanaman, pertambahan jumlah daun, panjang akar, berat kering tajuk, dan berat kering akar. Kata kunci: Kabau (Archidendron bubalinum), dosis urine sapi, interval pemberian urine sapi.
Type: | Thesis (S1) |
---|---|
Uncontrolled Keywords: | Kabau (Archidendron bubalinum), dosis urine sapi, interval pemberian urine sapi |
Subjects: | L Education > L Education (General) |
Divisions: | Fakultas Pertanian > Kehutanan |
Depositing User: | PURBA |
Date Deposited: | 16 Sep 2022 07:39 |
Last Modified: | 16 Sep 2022 07:39 |
URI: | https://repository.unja.ac.id/id/eprint/39384 |
Actions (login required)
![]() |
View Item |