Manik, Freedo Naldo (2022) Pengaruh Pemberian Pupuk Kotoran Sapi Dan Pupuk Anorganik Terhadap Pertumbuhan Bibit Kakao (Theobroma cacao L) di Polybag. S1 thesis, UNIVERSITAS JAMBI.
![]() |
Text
SKRIPSI FREEDO NALDO MANIK.pdf Restricted to Repository staff only Download (2MB) |
![]() |
Text
JUDUL SKRIPSI.pdf Download (44kB) |
![]() |
Text
Halaman Pengesahan.pdf Download (442kB) |
![]() |
Text
BAB I.pdf Download (402kB) |
![]() |
Text
BAB V.pdf Download (182kB) |
![]() |
Text
DAFTAR PUSTAKA.pdf Download (308kB) |
Abstract
Pada tahun 2019, perkebunan kakao di Indonesia sebanyak 98,35% dikelola oleh perkebunan rakyat, perkebunan besar negara sebanyak 0,74%, dan perkebunan besar swasta sebanyak 0,89% (Direktorat Jenderal Perkebunan, 2020).Perkebunan kakao di Indonesia tersebar diberbagai daerah, salah satunya yaitu di Provinsi Jambi. luas areal perkebunan kakao, produksi, dan produktivitas tanaman kakao di Provinsi Jambi dari tahun 2017 - 2019 mengalami fluktuasi dari tahun ke tahun, produksi kakao terendah yaitu tahun 2017 sebanyak 595 ton, dengan produktivitas tertinggi 0,585 ton/ha. Sedangkan produksi kakao tertinggi yaitu tahun 2019 sebanyak 832 ton, namun memiliki produktivitas yang lebih rendah yaitu 0,566 ton/ha (Direktorat Jenderal Perkebunan, 2020). Produktivitas kakao Jambi 0,5 ton/ha tergolong rendah apabila dibandingkan dengan produktivitas kakao Nasional yang mencapai 0,7 ton/ha. Hal ini dikarenakan tanaman kakao di Provinsi jambi tidak produktif dan penggunaan bibit yang tidak berkualitas. Pemberian pupuk organik dapat mengefektifkan pemberian pupuk anorganik yang diberikan karena pupuk organik dapat memperbaiki sifat fisik, kimia dan dan biologi tanah, sehingga bibit kakao dapat mencapai pertumbuhan maksimal. Penelitian ini dilakukan di Lokasi Teaching And Research Farm, Fakultas Pertanian, Universita Jambi, Desa Mendalo Indah, kecamatan Jambi Luar Kota, Kabupaten Muaro Jambi yang dilaksanakan selama ± 3 Bulan dari bulan Maret sampai bulan Juni 2021. Penelitian ini menggunakan Rangcangan Acak Kelompok (RAK) yang dikelompokkan berdasarkan tinggi bibit dan disusun dalam faktorial yang terdiri dari dua faktor, yaitu : Faktor 1 adalah dosis pupuk kotoran sapi /polybag (p) yang terdiri dari 3 taraf yaitu : p1 = 900 g/polybag; p2= 1.000 g/polybag; p3 = 1.100 g/polybag. Faktor 2 adalah pupuk anorganik (n) dengan 3 taraf dosis yaitu : n1= Tanpa pupuk anorganik; n2 = ½ Dosis anjuran pupuk anorganik (Urea 2,5 g + TSP 3,5 g + KCl 2 g); n3= 1 Dosis anjuran pupuk anorganik (Urea 5 g + TSP 7 g + KCl 4 g). Hasil penelitian ini dapat ditarik kesimpulan : 1) Pemberian pupuk kotoran sapi dan pupuk anorganik tidak berpengaruh nyata terhadap pertambahan tinggi bibit kakao, pertambahan jumlah daun, pertambahan diameter batang, bobot kering tajuk, bobot kering akar, dan panjang akar tunggang bibit kakao. 2) Tidak terdapat interaksi antara pupuk kotoran sapi dan pupuk anorganik terhadap pertumbuhan dan perkembangan bibit kakao. 3) Perlakuan pupuk kotoran sapi dengan dosis 1.000 g/polybag dikombinasikan dengan pupuk anorganik ½ dosis anjuran merupakan perlakuan dengan pertumbuhan bibit kakao terbaik.
Type: | Thesis (S1) |
---|---|
Uncontrolled Keywords: | Bibit Kakako Pupuk Kotoran Sapi, Pupuk Anorganik |
Subjects: | L Education > L Education (General) |
Divisions: | Fakultas Pertanian > Agroekoteknologi |
Depositing User: | Manik |
Date Deposited: | 14 Nov 2022 03:37 |
Last Modified: | 19 Mar 2025 04:56 |
URI: | https://repository.unja.ac.id/id/eprint/40895 |
Actions (login required)
![]() |
View Item |