ANALISIS SPASIAL DAN TEMPORAL KASUS TUBERKULOSIS DI KABUPATEN SAROLANGUN TAHUN 2015-2021

Tamiima, Lisa (2022) ANALISIS SPASIAL DAN TEMPORAL KASUS TUBERKULOSIS DI KABUPATEN SAROLANGUN TAHUN 2015-2021. S1 thesis, Universitas Jambi.

	Text COVER.pdf Download (110kB)
	Text HALAMAN PENGESAHAN.pdf Download (1MB)
	Text ABSTRAK.pdf Download (162kB)
	Text BAB I.pdf Download (205kB)
	Text BAB V.pdf Download (89kB)
	Text DAFTAR PUSTAKA.pdf Download (225kB)

Abstract

Abstrak Latar Belakang : Indonesia menempati posisi ke dua penderita TB di dunia setelah India. Penelitian ini bertujuan untuk melihat pola sebaran kasus TB di Kabupaten Sarolangun tahun 2015-2021. Metode : Analisis data dilakukan menggunakan uji Global Moran’s dan Local Indicator of Spatial Association (LISA) serta regresi spasial. Global Moran dan LISA digunakan untuk melihat wilayah hotspot dan coldspot kasus TB. Regresi spasial bertujuan untuk menganalisis hubungan kasus TB dengan faktor determinannya. Data dalam penelitian ini diambil dari Sistem Informasi Tuberkulosis Terpadu (SITB) Dinas Kesehatan Kabupaten Sarolangun. Studi ini menggunakan desain ekologi dengan unit analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah 158 desa/kelurahan. Hasil : Hasil penelitian menunjukkan ada keterkaitan spasial dengan pola mengelompok pada kasus TB tahun 2015-2021 (p <0,05) dan secara konsisten wilayah hotspot berada pada Kecamatan Sarolangun. Selama 7 tahun ditemukan ada autokorelasi jumlah penduduk dengan jumlah kasus TB (P<0,05). Tidak terdapat autokorelasi spasial kepadatan penduduk pada tahun 2016 dengan kasus TB (P>0,05) dan hanya terdapat autokorelasi spasial riwayat DM pada tahun 2021. Analisis regresi mengidentifikasi adanya pengaruh jumlah penduduk tahun 2015 dan 2021, riwayat DM pada 2020 dan jumlah laki-laki pada 2021 (P<0,05). Kesimpulan: Sebaran kasus TB di Kabupaten Sarolangun tahun 2015-2021 dipengaruhi oleh faktor yang berbeda tiap tahunnya seperti jumlah penduduk, kepadatan penduduk, jumlah laki-laki dan riwayat DM. Abstract Background: Indonesia ranks second in TB patients in the world after India. This study aims to see the pattern of TB cases distribution in Sarolangun Regency in 2015-2021. Method: Data analysis was carried out using Global Moran's and Local Indicator of Spatial Association (LISA) tests and spatial regression. Global Moran's and LISA used to see hotspot and coldspot areas of TB cases. The spatial regression was intended to analyze the correlation of the TB case with its determinative factor. The data in this study was derived from the Integrated Tuberculosis Information System of Sarolangun Health Department (? wkwk ini bingung aku perlu ditranslate ato idak dinasnyo). This study uses ecological design with 158 villages used as the unit for analysis. Result: The results of this study showed that there was a spatial relation with the clustering pattern in TB cases in 2015-2021 (p < 0.05) and consistently the hotspot area was in Sarolangun Regency. Over that 7 years it was found that there was an autocorrelation of the number of population with the number of TB cases (P<0,05). There was no spatial autocorrelation of population density in 2016 with TB cases (P>0,05) and there was only a spatial autocorrelation of DM history in 2021. Regression analysis indentified an impact on population in 2015 and 2021, DM history in 2020, and the number of men in 2021 (p<0,05). Conclusion: The distribution of TB cases in Sarolangun Regency in 2015-2021 was influenced by different factors each year such as population, population density, number of men and history of DM.

Type:	Thesis (S1)
Uncontrolled Keywords:	Analisis Spasial, Autokorelasi, Tuberkulosis, Jambi
Subjects:	L Education > L Education (General)
Divisions:	Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan > Ilmu Kesehatan Masyarakat
Depositing User:	TAMIIMA
Date Deposited:	28 Dec 2022 08:24
Last Modified:	28 Dec 2022 08:24
URI:	https://repository.unja.ac.id/id/eprint/43346

Actions (login required)

View Item