CHIRURGICA, ANNERACHEL (2023) HUBUNGAN ANTARA GAMBARAN KLINIS LEG LENGTH DISCREPANCY (LLD) DAN RANGE OF MOTION (ROM) PASIEN PASCA OPERATIF FRAKTUR EKSTREMITAS BAWAH TERHADAP NILAI LOWER EXTREMITY FUNCTIONAL SCALE (LEFS) DI RSUD RADEN MATTAHER JAMBI TAHUN 2022. S1 thesis, UNIVERSITAS JAMBI.
Text
FULL TEXT.pdf Download (2MB) |
|
Text
COVER.pdf Download (90kB) |
|
Text
PERSETUJUAN PENGESAHAN.pdf Download (208kB) |
|
Text
ABSTRAK.pdf Download (131kB) |
|
Text
BAB I.pdf Download (150kB) |
|
Text
BAB V.pdf Download (132kB) |
|
Text
DAFPUS.pdf Download (143kB) |
Abstract
Latar belakang: Fraktur adalah diskontinuitas struktur tulang akibat cedera traumatis yang memerlukan tindakan segera. Tindakan operatif membentuk penyembuhan tulang melalui stabilitas absolut dengan pemeliharaan reduksi dari fragmen fraktur. Sebagian besar fraktur dapat sembuh secara normal, namun dapat ditemukan beberapa komplikasi pasca operatif. Beberapa komplikasi fraktur dalam jangka panjang yaitu perbedaan panjang kaki (LLD) dan keterbatasan lingkup gerak (ROM). Dalam hal ini, Lower Extremity Functional Scale (LEFS) ditemukan dapat mengukur kemampuan fungsional pada ekstremitas bawah. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui karakteristik, gambaran klinis LLD dan ROM pasien pasca operatif fraktur ekstremitas bawah, serta hubungannya terhadap nilai LEFS. Metode: Penelitian ini merupakan penelitian dengan pendekatan kuantitatif menggunakan metode analitik observasional dan studi potong lintang (crosssectional) secara prospektif berjumlah 32 pasien. Penelitian dilakukan dengan menilai kemampuan fungsi gerak kaki melalui kuisioner LEFS dilanjutkan dengan pengukuran LLD dan penilaian ROM ekstremitas bawah pasien. Hasil: Fraktur ekstremitas bawah terjadi pada rentang usia produktif 18-29 tahun (46,9%) dengan mayoritas pasien berjenis kelamin laki – laki (65,6%). Penyebab mekanisme cedera tersering akibat kecelakaan lalu lintas (43,8%) dengan mayoritas pasien datang dalam keadaan klinis fraktur tertutup (59,4%). Lokasi fraktur yang paling sering ditemui fraktur adalah fraktur femur-patella (56,3%) dengan jenis operasi Open Reduction Internal Fixation (ORIF) menjadi tindakan operatif terbanyak (40,6%). Gambaran klinis LLD jarang ditemui pada mayoritas pasien (84,4%). Namun, gambaran klinis ROM yang terganggu sering dijumpai (53,1%). Kesimpulan: Tidak terdapat hubungan antara gambaran klinis LLD terhadap nilai LEFS (p=0,064), namun terdapat hubungan yang signifikan antara gambaran klinis ROM terhadap nilai LEFS pada pasien pasca operatif fraktur ekstremitas bawah (p=0,000). Kata Kunci: fraktur, operatif, outcome, LLD, ROM, LEFS
Type: | Thesis (S1) |
---|---|
Subjects: | R Medicine > RD Surgery |
Divisions: | Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan > Kedokteran |
Depositing User: | Chirurgica |
Date Deposited: | 11 Jan 2023 07:49 |
Last Modified: | 11 Jan 2023 07:49 |
URI: | https://repository.unja.ac.id/id/eprint/43981 |
Actions (login required)
View Item |