Identifikasi Jenis dan Kelimpahan Fungi Mikoriza Arbuskula (FMA) pada Tanah gambut Bekas Terbakar di Tahura Oarang Kayo Hitam

Syahputra Sihombing, Rikcy (2023) Identifikasi Jenis dan Kelimpahan Fungi Mikoriza Arbuskula (FMA) pada Tanah gambut Bekas Terbakar di Tahura Oarang Kayo Hitam. S1 thesis, UNIVERSITAS JAMBI.

	Text Skripsi an Rikcy Syahputra Sihombing.pdf Restricted to Repository staff only Download (1MB)
	Text Cover Skripsi.pdf Download (187kB)
	Text Lembar Pengesahan dan Pernyataan.pdf Download (275kB)
	Text Abstrak.pdf Download (111kB)
	Text BAB I.pdf Download (280kB)
	Text BAB V.pdf Download (182kB)
	Text Daftar Pustaka Skripsi.pdf Download (407kB)

Abstract

ABSTRAK Gambut terbentuk dari timbunan sisa-sisa tanaman yang telah mati, baik yang sudah lapuk maupun belum karena proses dekomposisi terhambat oleh kondisi anaerob dan/atau kondisi lingkungan lainnya yang menyebabkan rendahnya tingkat perkembangan biota pengurai. Pembentukan tanah gambut merupakan proses geogenik berbeda dengan proses pembentukan tanah mineral pada umumnya yang merupakan proses pedogenik karena bahan utama tanah yang berbeda (Hardjowigeno, 1986). Menurut Dariah, et al., (2016) lahan gambut memiliki sifat fisik dan sifat kimia yang berbeda dengan tanah mineral, karena karakteristik lahan gambut sangat ditentukan oleh ketebalan gambut dan tingkat kematangan gambut. Mengindentifikasi genus FMA yang terdapat pada tanah gambut bekas terbakar di Tahura Orang Kayo Hitam. Mengetahui kelimpahan spora di setiap waktu terbakarnya tanah gambut bekas terbakar di Tahura Orang Kayo Hitam. Penelitian ini dilaksanakan di areal Tahura Orang Kayo Hitam di Desa Sponjen Kecamatan Kumpeh Ilir Kabupaten Muaro Jambi pada bulan November 2021 sampai Februari 2022. Pengambilan contoh tanah dilakukan pada tiga lokasi yang berbeda pada kedalaman 20 cm dengan sistem diagonal yaitu dengan cara menetapkan satu titik sebagai titik pusat dan empat lainnya sebagai titik diagonal, jumlah titik yang dibuat sebanyak 5 titik di setiap plot. Jarak antar plot yaitu + 50 m diukur dari titik pusat. Jumlah diagonal yang akan digunakan tergantung dari luas lahan. Untuk lahan kurang dari ≤ 2,5 ha cukup dengan satu diagonal (5 titik). Identifikasi spora dilakukan di Laboratorium Kimia dan Kesuburan Tanah Fakultas Pertanian Universitas Jambi. Identifikasi dilakukan berdasarkan karakteristik morfologi spora. Sampel tanah di ambil sebanyak 100 gram dan dilakukan tiga kali pengulangan. Metode yang digunakan adalah tuang saring dari Pacioni (1992) yang dilanjutkan dengan sentrifugasi dari Brundrett et al., (1996) yang dimodifikasi. Identifikasi spora FMA dilakukan menggunakan Mikroskop Stereo untuk pemisahan spora dari kotoran dan Mikroskop Binokuler untuk melihat karakteristik morfologi spora. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat 28 jenis spora dan terbagi ke dalam 6 genus FMA yang berhasil ditemukan pada 3 lokasi penelitian, yaitu 13 jenis spora Glomus 10 jenis spora Acaulospora, 1 jenis spora Entrophospora, 1 jenis Gigaspora, 2 jenis Scutellospora, dan 1 jenis Paraglomus. ABSTRACT Peat is formed from heaps of plant residues that have died, either weathered or not due to delays in the decomposition process by anaerobic conditions and/or other environmental conditions which cause a low level of development of decomposing biota. The formation of peat soils is a different geogenic process from the process of forming mineral soils in general which is a pedogenic process because the main soil ingredients are different (Hardjowigeno, 1986). According to Dariah, et al., (2016) peatlands have physical and chemical properties that are different from mineral soils, because the characteristics of peatlands are largely determined by the thickness of the peat and the degree of maturity of the peat. Identifying the genus AMF found in burnt peat soil in Orang Kayo Hitam Tahura. Spore training was identified every time peat soil that had been burnt burned in Orang Kayo Hitam Tahura. This research was conducted in the Orang Kayo Hitam Tahura area in Sponjen Village, Kumpeh Ilir District, Muaro Jambi Regency from November 2021 to February 2022. Soil sampling was carried out at three different locations at a depth of 20 cm with a diagonal system, namely by removing one point as a center and the other four as diagonal points, the number of points made is 5 points in each square. The distance between plots is + 50 m measured from the center point. The number of diagonals to be used depends on the area of the land. For land less than ≤ 2.5 ha, one diagonal (5 points) is sufficient. Spore identification was carried out at the Laboratory of Soil Chemistry and Fertility, Faculty of Agriculture, University of Jambi. Identification was carried out based on the morphological characteristics of the spores. Soil samples were taken as much as 100 grams and repeated three times. The method used is pour filter from Pacioni (1992) followed by centrifugation from Brundrett et al., (1996) which is modified. Identification of AMF spores was carried out using a Stereo Microscope to separate the spores from the dirt and a Binocular Microscope to see the morphological characteristics of the spores. The results showed that there were 28 types of spores divided into 6 genera of AMF which were found in 3 research locations, namely 13 types of Glomus spores, 10 types of Acaulospora spores, 1 type of Entrophospora spore, 1 type of Gigaspora, 2 types of Scutellospora, and 1 type of Paraglomus.

Type:	Thesis (S1)
Uncontrolled Keywords:	Gambut Terbakar, Mikoriza
Subjects:	L Education > L Education (General)
Divisions:	Fakultas Pertanian > Kehutanan
Depositing User:	SIHOMBING
Date Deposited:	09 Mar 2023 07:20
Last Modified:	22 Jul 2024 07:29
URI:	https://repository.unja.ac.id/id/eprint/45713

Actions (login required)

View Item