siringo, yesika Analisis kemampuan komunikasi matematis siswa tipe kepribadian thinking dalam pemecahan masalah matematika. UNJA.
![]() |
Text
artikel.pdf Download (791kB) |
Abstract
Penelitian ini dilatarbelakangi oleh minimnya kemampuan siswa dalam mengkonstruksikan jawaban secara matematis dalam pembelajaran, padahal kemampuan komunikasi adalah hal yang paling mendasar yang wajib dimiliki setiap siswa. Untuk mengetahui kemampuan komunikasi matematis dapat dilihat berdasarkan indikator kemampuan komunikasi matematis yaitu kemampuan tata bahasa, memahami wacana, sosiolinguistik dan strategis. Untuk mengemukakan ke empat indikator kemampuan komunikasi matematis ini dapat dilakukan dengan memberikan soal pemecahan masalah, karena pemecahan masalah adalah soal yang menyediakan kemampuan siswa untuk mengkonstruksikan soal ke dalam jawaban yang matematis. Karakteristik siswa juga dikenal dengan tipe kepribadian dapat mempengaruhi kemampuan komunikasi matematis siswa, dalam hal ini siswa tipe kepribadian thinking dijadikan sampel penelitian. Tujuan dari penelitian ini untuk menganalisis dan mendeskripsikan tingkat kemampuan komunikasi matematis siswa tipe kepribadian thinking dalam pemecahan masalah sistem persamaan linear dua variabel. Jenis penelitian ini yaitu penelitian gabungan. Sampel penelitian adalah siswa kelas VIII A SMP Negeri 25 Kabupaten Tebo yang memiliki tipe kepribadian thinking. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini tes kepribadian MBTI, lembar pemecahan masalah materi sistem persamaan linear dua variabel, dan pedoman wawancara. Hasil penelitian menunjukkan bahwa indikator kemampuan tata bahasa untuk KT1 mendapatkan persentasi 83% (tinggi), KT2 66% (sedang) dan KT3 66% (sedang). Indikator kemampuan memahami wacana untuk KT1 mendapatkan persentasi 70% (sedang), KT2 80% (tinggi) dan KT3 50% (rendah). Indikator sosilinguistik untuk KT1 dan KT2 mendapatkan persentasi 100% (sangat tinggi), sedangkan KT3 0% (sangat rendah). Indikator strategis untuk KT1 dan KT2 seluruhnya mendapatkan persentasi 83% (tinggi) sedangkan KT3 50% (rendah). Dengan demikian berdasarkan hasil penelitian didapatlah bahwa dari 3 sampel penelitian, terdapat 2 siswa mencapai level 3 kategeori baik dan 1 siswa mencapai level 1 kategori kurang baik.
Type: | Article |
---|---|
Subjects: | L Education > L Education (General) |
Depositing User: | YESIKA SIRINGO |
Date Deposited: | 10 Sep 2018 05:07 |
Last Modified: | 10 Sep 2018 05:07 |
URI: | https://repository.unja.ac.id/id/eprint/5140 |
Actions (login required)
![]() |
View Item |