Nababan, Twelvi Aprilita (2023) Kontribusi Produksi Penyadapan Getah Pinus TerhadapPendapatan Kelompok Tani Hutan Bina Saudara pada Wilayah KPH XIII Doloksanggul Kabupaten Humbang Hasundutan Provinsi Sumatera Utara. S1 thesis, UNIVERSITAS JAMBI.
Text
COVER.pdf Download (19kB) |
|
Text
HALAMAN PENGESAHAN.pdf Download (59kB) |
|
Text
ABSTRAK.pdf Download (16kB) |
|
Text
BAB I.pdf Download (62kB) |
|
Text
BAB V.pdf Download (9kB) |
|
Text
DAFTAR PUSTAKA.pdf Download (19kB) |
|
Text
FULL SKRIPSI.pdf Restricted to Repository staff only Download (2MB) |
Abstract
Pinus merkusii adalah salah satu tanaman yang cukup banyak di budidayakan di Indonesia yang di budidayakan sebagai upaya untuk program penyelamatan hutan, tanah dan juga air dan secara khusus untuk kegiatan penghijauan dan reboisasi. Pinus merkusii merupakan jenis pohon yang menghasilkan HHK maupun HHBK yaitu berupa getah pinus yang bernilai komersial dan berpotensi untuk dikembangkan. Melimpahnya potensi pinus pada hutan lindung wilayah KPH XIII Doloksanggul yang berada di Desa Parsingguran I memungkinkan dilakukannya kegiatan pemungutan getah pinus melalui penyadapan yang dilaksanakan oleh KTH Bina Saudara melalui pola Kerjasama kemitraan yang dimana dapat memberikan kontribusi meningkatkan pendapatan anggota KTH Bina Saudara. Teknik penyadapan yang dilakukan oleh anggota KTH Bina Saudara adalah teknik penyadapan getah pinus dengan cara rill atau Bahasa daerah disana menyebutnya dengan teknik deres. Penelitian ini dilaksanakan di Desa Parsingguran I, Kecamatan Pollung, Kabupaten Humbang Hasundutan, Provinsi Sumatera Utara. Data diambil melalui wawancara dan bantuan kuesioner. Responden ditentukan secara sensus yang merupaka seluruh anggota KTH Bina Saudara dengan jumlah responden 19 orang. Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu analisis deskriptif dan analisis kuantitatif dengan menghitung analisis penerimaan, analisis biaya, analisis pendapatan dan kontribusi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pendapatan yang diperoleh responden melalui kegiatan penyadapan getah pinus lebih besar dibandingkan dengan responden yang memiliki pekerjaan sampingan sebagai petani, dengan total pendaptan responden dari penyadapan getah pinus sebesar Rp. 950.401.898/tahun. Pendapatan responden yang memiliki pekerjaan sampingan yaitu sebagai petani memiliki pendapatan sebesar Rp. 44.612.646/tahun. Selisih pendapatan sebesar Rp. 905.789.252/tahun. Berdasarkan hal tersebut kegiatan penyadapan getah pinus memberikan 95,52% kontribusi terhadap pendapatan anggota KTH Bina Saudara dan kegiatan diluar penyadapan getah pinus yaitu sebagai petani memberikan kontribusi sebesar 4,48% terhadap pendapatan anggota KTH Bina Saudara yang dimana 3,78% berasal dari kontribusi usahatani kopi, 0,60% dari kontribusi usahatani cabe dan 0,10% berasal dari kontribusi usahatani jagung. Pinus merkusii is one of the plants that is quite widely cultivated in Indonesia which is cultivated as an effort to save forests, soil and also water and specifically for reforestation and reforestation activities. Pinus merkusii is a tree species that produces NTFPs and NTFPs in the form of pine resin which has commercial value and has the potential to be developed. The abundance of pine potential in the protected forest area of KPH XIII Doloksanggul in Parsingguran I Village makes it possible to collect pine sap through tapping carried out by KTH Bina Saudara through a partnership pattern which can contribute to increasing the income of KTH Bina Saudara members. The tapping technique carried out by members of KTH Bina Saudara is a real way of tapping pine resin or the local language there calls it the deres technique. This research was conducted in Parsingguran I Village, Pollung District, Humbang Hasundutan District, North Sumatra Province. Data were collected through interviews and questionnaire assistance. Respondents were determined by census who were all members of KTH Bina Saudara with 19 respondents. Data analysis used in this research is descriptive analysis and quantitative analysis by calculating revenue analysis, cost analysis, income and contribution analysis. The results showed that the income obtained by respondents through tapping pine resin was greater than that of respondents who had side jobs as farmers, with a total income of respondents from tapping pine resin amounting to Rp. 950,401,898/year. The income of respondents who have side jobs, namely as farmers, has an income of Rp. 44,612,646/year. The difference in income is Rp. 905,789,252/year. Based on this, pine resin tapping activities contribute 95.52% to the income of KTH Bina Saudara members and activities outside of pine resin tapping, namely as farmers contribute 4.48% to the income of KTH Bina Saudara members where 3.78% comes from contributions coffee farming, 0.60% of the chili farming contribution and 0.10% comes from the corn farming contribution.
Type: | Thesis (S1) |
---|---|
Uncontrolled Keywords: | Pinus Merkusii, Pendapatan, Kontribusi |
Subjects: | L Education > L Education (General) |
Divisions: | Fakultas Pertanian > Kehutanan |
Depositing User: | Nababan |
Date Deposited: | 13 Jul 2023 02:23 |
Last Modified: | 13 Jul 2023 02:23 |
URI: | https://repository.unja.ac.id/id/eprint/52787 |
Actions (login required)
View Item |