Pola Pemanfaatan dan Penerimaan Hasil dari Rotan Oleh Suku Anak Dalam Kecamatan Air Hitam Kabupaten Sarolangun

Hendrian, Randi (2023) Pola Pemanfaatan dan Penerimaan Hasil dari Rotan Oleh Suku Anak Dalam Kecamatan Air Hitam Kabupaten Sarolangun. S1 thesis, UNIVERSITAS JAMBI.

[img] Text
Abstrak.pdf

Download (31kB)
[img] Text
BAB I.pdf

Download (39kB)
[img] Text
BAB V..pdf

Download (30kB)
[img] Text
cover.pdf

Download (36kB)
[img] Text
DAFTAR PUSTAKA.pdf

Download (94kB)
[img] Text
SKRIPSI RANDI HENDRIAN pdf.pdf
Restricted to Repository staff only

Download (2MB)
[img] Text
halaman pengesahan.pdf

Download (384kB)
Official URL: https://repository.unja.ac.id/

Abstract

ABSTRAK Kawasan Taman Nasional Bukit Duabelas sendiri ditetapkan dengan salah satu tujuan khusus yaitu untuk melindungi budaya dan kehidupan Suku Anak Dalam, Suku Anak Dalam adalah salah satu suku tradisional di Provinsi Jambi. Suku Anak Dalam menyebar secara umum pada 3 lokasi yaitu sekitar bagian barat Provinsi Jambi, kawasan Taman Nasional Bukit Duabelas dan bagian utara Provinsi Jambi sekitar wilayah Taman Nasional Bukit Tigapuluh, Suku anak dalam ini mempunyai cara bertahan hidup yang bermacam-macam seperti mengembara baik itu berburu, meramu dan mengumpul di dalam hutan, tepian sungai dan menggantungkan hidup pada hasil hutan dimana mereka berdiam. Hasil penelitian ini untuk mengetahui Pola Pemanfaatan dan Penerimaan Dari Rotan Oleh Suku Anak Dalam dari beberapa informant kunci dan masyarakat Suku Anak Dalam yang melakukan aktifitas pemanfaatan rotan ditemukan 7 spesies yang dimanfatan oleh Suku Anak Dalam yaitu (Manau, Calamus manan, Sego, Calamus caesius, Tebu-tebu, Myrialepis paradoxa, Cacing/soni, Calamus ciliaris, Temiang/lilin, Calamus javensis, Paku, Calamus exilis griff, Smambu, Calamus scipionum Loureiro). Suku Anak Dalam memanfaatan rotan berupa bahan mentah dan ditemukan adanya pembuatan barang kerajinan tangan dari rotan berupa ambung. Rotan yang diperoleh dari hutan dijual langsung kepada pengumpul rotan tanpa adanya perlakuan khusus terhadap rotan yang diperoleh dari hutan, kemudian kerajinan berupa ambung digunakan untuk keperluan individu dan dijual apabila dipesan terlebih dahulu. Sistem pemanen rotan oleh Suku Anak Dalam dilakukan secara rotasi dari satu lokasi ke lokasi lain dan akan kembali ke lokasi semula dalam waktu 2-4 tahun dan alat yang digunakan untuk memanen rotan tersebut relatif sederhana yaitu hanya menggunakan sarung tangan sebagai pelindung tangan dari duri rotan, dan parang untuk memotong rotan tesebut, Pekerjaan mengambil rotan yang dilakukan oleh Suku Anak Dalam hanya sebagai pekerjaan sampingan. Abstract The Bukit Dua Belas National Park area itself was designated with one specific objective, namely to protect the culture and life of the Anak Dalam Tribe, the Anak Dalam Tribe is one of the traditional tribes in Jambi Province. The Anak Dalam tribe is spread in general in 3 locations, namely around the western part of Jambi Province, the Bukit Dua Belas National Park area and the northern part of Jambi Province around the Bukit Tigapuluh National Park area. , gather and gather in the forest, on the banks of rivers and depend on forest products where they live. The results of this study were to find out the patterns of use and acceptance of rattan by the Anak Dalam tribe. From several key informants and the Anak Dalam people who carried out rattan utilization activities, it was found that 7 species were used by the Anak Dalam tribe, namely (Manau, Calamus manan, Sego, Calamus caesius, Sugarcane, Myrialepis paradoxa, Worms/soni, Calamus ciliaris, Temiang/wax, Calamus javensis, Paku, Calamus exilis griff, Smambu, Calamus scipionum Loureiro). The Anak Dalam tribe makes use of rattan in the form of raw materials and it is found that there are handicrafts made from rattan in the form of ambung. Rattan obtained from the forest is sold directly to rattan collectors without any special treatment for rattan obtained from the forest, then crafts in the form of ambung are used for individual needs and are sold if ordered in advance. The rattan harvesting system by the Anak Dalam tribe is carried out on a rotational basis from one location to another and will return to its original location within 2-4 years and the tools used to harvest rattan are relatively simple, namely only using gloves as hand protection from rattan thorns. and machetes to cut the rattan. The work of picking rattan done by the Anak Dalam Tribe is only a side job.

Type: Thesis (S1)
Subjects: L Education > L Education (General)
Divisions: Fakultas Pertanian > Kehutanan
Depositing User: HENDRIAN
Date Deposited: 14 Jul 2023 07:20
Last Modified: 14 Jul 2023 07:20
URI: https://repository.unja.ac.id/id/eprint/53258

Actions (login required)

View Item View Item