Azhari, Shinta (2023) EKSPLORASI, IDENTIFIKASI, DAN KELIMPAHAN FUNGI MIKORIZA ARBUSKULA PADA TEGAKAN KAYU MANIS (Cinnamomum burmannii (Ness) Blume). S1 thesis, Universitas Jambi.
![]() |
Text
SKRIPSI FULL ELISTA.pdf Restricted to Repository staff only Download (3MB) |
![]() |
Text
ABSTRAK SKRIPSI.pdf Download (191kB) |
![]() |
Text
BAB I PENDAHULUAN.pdf Download (320kB) |
![]() |
Text
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN.pdf Download (7kB) |
![]() |
Text
COVER .pdf Download (199kB) |
![]() |
Text
DAFTAR PUSTAKA ELISTA.pdf Download (331kB) |
![]() |
Text
Halaman Pengesahan.pdf Download (145kB) |
Abstract
Kayu manis (Cinnamomum burmannii (Ness) Blume) di Indonesia memiliki prospek yang baik untuk mendukung pendapatan dan kegiatan penghijauan serta rehabilitasi lahan kritis, terutama pada bagian daerah aliran sungai serta di kawasan konservasi dan dapat berfungsi sebagai penata tata air (Jaya, 2009). Jenis kayu manis yang diekspor Indonesia adalah Cassia burmannii. Sebagian besar ekspor kayu manis Indonesia berasal dari Kerinci (Jambi), Sumatera Barat, Jawa Tengah dan Yogyakarta. Pengembangan kayu manis di Indonesia dominan dilakukan oleh masyarakat dalam bentuk perkebunan rakyat (ITPC Milan, 2016). Salah satu upaya mendukung pertumbuhan kayu manis adalah dengan meningkatkan kesuburan tanah dan perlu alternatif pemanfaatan Fungi Mikoriza Arbuskula (FMA) sebagai agen hayati pada jenis tanaman yang dapat membantu meningkatkan efisiensi penyerapan unsur hara mengingat peran fungsional FMA dapat dimanfaatkan untuk berbagai kepentingan antara lain meningkatkan jumlah dan mutu hasil tanaman, mengurangi kebutuhan pupuk dan pestisida, mengurangi erosi, mereduksi emisi CO² dan menyuburkan tanah (Nusantara et al., 2012). Terdapat 4 genus FMA yang ditemukan pada lokasi penelitian yaitu Glomus (13 jenis), Acaulospora (14 jenis), Gigaspora (1 jenis), dan Sclerocystis (2 jenis). Genus Glomus merupakan spora FMA yang memiliki kelimpahan relatif tertinggi diikuti Acaulospora, Sclerocystis dan paling rendah Gigaspora. Perbedaan ketinggian tempat dan suhu pada lokasi penelitian tidak berpengaruh nyata pada kelimpahan spora mikoriza dikarenakan perbedaan ketinggian tempat memiliki range yg terbatas sehingga keragaman genus spora mikoriza rata-rata sama. Semakin tinggi suatu tempat maka suhu semakin rendah dan kelembaban semakin tinggi, yang mana hal ini menyebabkan kelimpahan spora berkurang karena nilai P-tersedia tinggi yang artinya tanah tersebut masuk dalam kategori subur. Fungi mikoriza Arbuskula akan berkolonisasi pada tanah yang marginal dan membantu tanaman inang mendapatkan unsur hara agar pertumbuhan nya optimal. Kata kunci : Kayu manis, Fungi Mikoriza Arbuskula
Type: | Thesis (S1) |
---|---|
Uncontrolled Keywords: | Kayu manis, Fungi Mikoriza Arbuskula |
Subjects: | L Education > L Education (General) |
Divisions: | Fakultas Pertanian > Kehutanan |
Depositing User: | AZHARI |
Date Deposited: | 14 Jul 2023 08:36 |
Last Modified: | 14 Jul 2023 08:36 |
URI: | https://repository.unja.ac.id/id/eprint/53296 |
Actions (login required)
![]() |
View Item |