DETEKSI VIRUS RABIES PADA ANJING DENGAN METODE PENGUJIAN FLURESCENT ANTIBODY TEST (FAT) DI LABORATORIUM PATOLOGI BALAI BESAR VETERINER DENPASAR

Supriatman, Mahadam Fargab (2023) DETEKSI VIRUS RABIES PADA ANJING DENGAN METODE PENGUJIAN FLURESCENT ANTIBODY TEST (FAT) DI LABORATORIUM PATOLOGI BALAI BESAR VETERINER DENPASAR. D3 thesis, Kesehatan Hewan.

[img] Text
KTI MAHADAM PDF.pdf
Restricted to Repository staff only

Download (1MB)
[img] Text
Cover Kti.pdf

Download (76kB)
[img] Text
Ttd dan stempel dosen.pdf

Download (460kB)
[img] Text
RINGKASAN.pdf

Download (33kB)
[img] Text
BAB I.pdf

Download (34kB)
[img] Text
BAB V.pdf

Download (32kB)
[img] Text
DAFTAR PUSTAKA.pdf

Download (99kB)

Abstract

Rabies adalah suatu penyakit yang akut yang disebabkan oleh virus yang bersifat zoonosis serta ditularkan melalui air liur ke dalam luka bekas gigitan yang ditimbulkan oleh Hewan Pembawa Rabies (HPR). Anjing merupakan hewan pembawa rabies dengan presentase terbesar (95%) dibandingkan dengan hewan pembawa rabies lainnya seperti kucing, kera dan lain-lain. Pada tahun 2023 populasi anjing di pulau Bali sekitar 599.719 ekor, Kabupaten Ende, 62.861 ekor, Kabupaten Sikka 55.000 ekor, Pulau Flores dan Lembata, 600.000 ekor. Populasi anjing yang relatif banyak di Pulau Nusa Tenggara Timur ini, memungkinkan kasus rabies akan meningkat. Kegiatan praktek kerja lapangan dilaksanakan di Laboratorium Patologi Balai Besar Veteriner Denpasar mulai tanggal 05 Februari sampai dengan 05 April Tahun 2023. Materi yang digunakan adalah otak anjing sebanyak 117 sampel yang berasal dari pulau Bali, Nusa Tenggara Barat dan Nusa tenggara Timur. Larutan yang digunakan untuk preparasi otak anjing adalah aseton, konjunggat, dan BPS pH 7,2. Metode yang digunakan untuk mendekteksi virus rabies pada otak anjing menggunakan Uji Flurescent Antibody Test (FAT). Uji ini telah direkomendasikan oleh WHO dan OIE menjadi gold Standar untuk uji diagnosa rabies. Keberadaan virus rabies ini dapat dilihat dengan menggunakan mikroskop Flurescent Antibody (FA). Hasil pengamatan dari 117 sampel yang diperiksa, diperoleh 72 sampel hasilnya negatif (61%) dan 45 sampel hasil positif (39%) serta tidak terdapat hasil uji negatif palsu maupun positif palsu. Berdasarkan hasil uji spesifitas dan sensifitas diperoleh nilai 100%, hal ini menunjukkan bahwa uji FAT lebih spesifik dan sensitif dibandingkan uji pengujian rabies lainnya, seperti uji Seller. Kesimpulan dari uji FAT ini menunjukkan bahwa kasus rabies di Pulau Bali, NTB dan NTT relatif cukup tinggi. Saran untuk pemerintah ketiga Provinsi tersebut adalah dengan meningkatkan sosialisasi tentang bahaya penyakit rabies melalui pencegahan dengan cara vaksinasi pada hewan kesayangan, terutama hewan anjing.

Type: Thesis (D3)
Subjects: L Education > LB Theory and practice of education
S Agriculture > SF Animal culture
Divisions: Fakultas Peternakan > Kesehatan Hewan
Depositing User: SUPRIATMAN
Date Deposited: 13 Nov 2023 03:23
Last Modified: 13 Nov 2023 03:23
URI: https://repository.unja.ac.id/id/eprint/57489

Actions (login required)

View Item View Item