Gultom, Samuel and Fakhri, Saitul and Afdal, M (2023) Degradasi Bahan Kering, Bahan Organik Dan Neutral Detergent Fiber Silase Berbagai Level Mantangan (Merremia Peltata) Diukur Secara In Vitro. S1 thesis, UNIVERSITAS JAMBI.
![]() |
Text
cover.pdf Download (42kB) |
![]() |
Text
abstrak.pdf Download (89kB) |
![]() |
Text
SKRIPSI SAMUEL gultom.pdf Download (897kB) |
![]() |
Text
Lembar Pengesahan.pdf Download (3MB) |
![]() |
Text
BAB I.pdf Download (91kB) |
![]() |
Text
BAB V.pdf Download (28kB) |
![]() |
Text
DAFTAR PUSTAKA.pdf Download (150kB) |
![]() |
Text
DAFTAR PUSTAKA.pdf Download (150kB) |
Abstract
ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui level optimal mantangan (Merremia peltata) didalam silase terhadap degradasi bahan kering (DBK), bahan organik (DBO) dan neutral detergent fiber (DNDF) diukur secara In vitro. Kolonjono dan mantangan dipotong-potong dengan ukuran 1-2 cm, dan ditimbanga sesuai proporsi perlakuan berdasarkan BK, diaduk homogen dan dimasukkan ke dalam silo, lalu disimpan pada suhu kamar. Setelah 21 hari, silo dibuka dan sampel silase dikeringkan di dalam oven 60 0C lalu digiling menggunakan hammer mill dengan ukuran saringan 1 mm. Sebanyak 1 g sampel ditimbang ke dalam botol fermentor dan diinkubasikan dengan anaerobik medium (32 ml buffer + 8 ml cairan rumen) pada suhu 39 0C selama 72 jam. Pada akhir periode inkubasi, residue dipsahkan dari cairan dengan cara mensetrifuge pada kecepatan 3500 rpm selama 15 menit. Endapan dimasukkan ke dalam cawan porselen dikeringkan pada suhu 105˚C selama 24 jam untuk penentuan BK tersisa, lalu diabukan pada suhu 550 ˚C selama 4 jam untuk mendapatkan BO residue. Residu juga dianalisa NDF. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) yang terdiri dari 5 perlakuan dan 4 ulangan. Perlakuan yang dievaluasi adalah: P₀ = 100% kolonjono, P₁ = 75% kolonjono + 25% mantangan, P₂ = 50% kolonjono + 50% mantangan, P₃ =25% kolonjono + 75% mantangan dan P₄=100% mantangan. Hasil anasisis ragam menunjukkan bahwa penggunaan berbagai level mantangan di dalam silase berpengaruh sangat nyata (P<0,01) terhadap DBK, DBO dan DNDF. Semakin tinggi level mantangan, DBK dan DBO meningkat secara kubik (P<0.01) dan DNDF secara linier (P<0.01). Disimpulkan bahwa degradasi tertinggi diperoleh pada kombinasi 79% mantangan dan 21% kolonjono.
Type: | Thesis (S1) |
---|---|
Uncontrolled Keywords: | Mantangan, kolonjono, degradasi, rumen, In vitro |
Subjects: | L Education > L Education (General) |
Divisions: | Fakultas Peternakan > Peternakan |
Depositing User: | GULTOM |
Date Deposited: | 06 Dec 2023 06:49 |
Last Modified: | 21 Dec 2023 05:24 |
URI: | https://repository.unja.ac.id/id/eprint/58330 |
Actions (login required)
![]() |
View Item |