EVALUASI PENGGUNAAN BERBAGAI LEVEL MANTANGAN DALAM WAFER RANSUM KOMPLIT BERPEREKAT MOLASES TERHADAP KARAKTERISTIK FERMENTASI DI DALAM RUMEN DIUKUR IN VITRO

Padang, Yehezkiel and Fakhri, Saitul and afdal, M EVALUASI PENGGUNAAN BERBAGAI LEVEL MANTANGAN DALAM WAFER RANSUM KOMPLIT BERPEREKAT MOLASES TERHADAP KARAKTERISTIK FERMENTASI DI DALAM RUMEN DIUKUR IN VITRO. EVALUASI PENGGUNAAN BERBAGAI LEVEL MANTANGAN DALAM WAFER RANSUM KOMPLIT BERPEREKAT MOLASES TERHADAP KARAKTERISTIK FERMENTASI DI DALAM RUMEN DIUKUR IN VITRO.

[img] Text
skripsi full yehezkiel.pdf
Restricted to Repository staff only

Download (788kB)
[img] Text
COVER.pdf

Download (195kB)
[img] Text
lembar pengesahan .pdf

Download (915kB)
[img] Text
ABSTRAK.pdf

Download (309kB)
[img] Text
BAB I.pdf

Download (190kB)
[img] Text
BAB V.pdf

Download (183kB)
[img] Text
DAFTAR PUSTAKA.pdf

Download (316kB)

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh level mantangan dalam wafer ransum komplit (WRK) berperekat molasses terhadap karakteristik fermentasi di dalam rumen diukur secara in vitro. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap dengan 4 perlakuan dan 10 ulangan. Perlakuan yang dievaluasi adalah: P0 = 60% kolonjono + 0% mantangan + 40% konsentrat, P1 = 40% kolonjono+ 20% mantangan + 40% konsentrat, P2 = 20% kolonjono + 40% mantangan + 40% konsentrat P3 = 0% kolonjono + 60% mantangan + 40%. Kolonjono dan mantangan dikeringkan dan dijadikan tepung dengan ukuran partikel 1mm. Semua bahan pakan ditimbang sesuai proporsi dalam perlakuan, diaduk hingga homogen, lalu ditambahkan 20% air dan dikukus selama 10 menit dan dicetak menjadi WRK dengan tinggi 4,1cm, diameter 9,8 cm dan berat 150 g. Sampel WRK dari masing-masing perlakuan diinkubasikan dengan anaerobik medium pada suhu 39oC selama 72 jam. Produksi gas dan gas metan diukur pada 3, 6, 9, 12, 24, 36, 48 dan 72 jam setelah inkubasi. Pada akhir inkubasi pH diukur, fermentasi dihentikan dengan menambahkan 1ml HgCl2. Data gas (ml/gBO) difitting ke dalam model P = a+b (1-exp–ct), P = total produksi gas pada waktu t (ml/gBO), a = volume gas hasil fermentasi BO yang mudah larut, b = volume gas hasil fermentasi BO yang tidak soluble tetapi potensial untuk didegradasi, c = laju fermentasi dari fraksi b, exp = konstanta dan t = periode inkubasi. Analisis Ragam menunjukkan bahwa perlakuan tidak berpengaruh nyata (P>0,05) terhadap nilai c, sangat nyata (P<0,01) terhadap nilai b, produksi gas total (PGT), gas metan dan pH. Uji polynomial orthogonal menunjukkan bahwa level mantangan (X) memiliki hubungan kubik dengan nilai b (Y= 0,0025x3- 0,2469x2 + 142,56; R2= 1), linear dengan PGT (Y= -0,388X + 123,94; R2= 0,9658), linear dengan gas metan (Y= -0,3987x + 58,88; R2 = 0,9576), linear dengan pH (Y = -0,0055x + 6,753; R² = 0,9814). Disimpulkan bahwa level mantangan optimal dalam pembuatan WRK adalah 57% dimana dapat menurunkan produksi gas metan dan produksi gas optimal menunjukkan ketersediaan nutrien yang dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan nutrisi ternak. Kata Kunci: mantangan, kolonjono, produksi gas, pH, CH4, rumen, in vitro

Type: Article
Subjects: L Education > L Education (General)
Divisions: Fakultas Peternakan > Peternakan
Depositing User: PADANG
Date Deposited: 14 Mar 2024 06:06
Last Modified: 14 Mar 2024 06:06
URI: https://repository.unja.ac.id/id/eprint/61984

Actions (login required)

View Item View Item