Nugroho, Romy Triadi (2024) SINTESIS SENYAWA O-METILKUERSETIN DAN UJI AKTIVITAS ANTIKANKER SENYAWA HASIL METILASI. S1 thesis, Kimia.
![]() |
Text
Draft Skripsi_Romy Triadi Nugroho_F1C119035.pdf Download (1MB) |
![]() |
Text
cover skripsi_5.pdf Download (144kB) |
![]() |
Text
Halaman pengesahan skripsi.pdf Download (551kB) |
![]() |
Text
ABSTRAK Skripsi.pdf Download (56kB) |
![]() |
Text
Bab 1 Skripsi.pdf Download (243kB) |
![]() |
Text
bab 5 Skripsi.pdf Download (192kB) |
![]() |
Text
DAFTAR PUSTAKA Skripsi.pdf Download (328kB) |
Abstract
Salah satu senyawa Flavonoid yang memiliki Aktivitas Beragam adalah Kuersetin. Dimana Kuersetin memiliki aktivitas farmakologis yang sangat beragam, Seperti antioksidan, antiinflamsi, antibakteri dan antikanker. Salah satu cara untuk meningkatkan aktivitas antikanker adalah metilasi. Tujuan penelitian ini adalah untuk memetilasi gugus Hidroksil pada kuersetin menjadi gugus metoksi sehingga meningkatkat aktivitas antilkanker. Penelitian dilakukan menggunakan metode refluks dengan variasi waktu 2, 3, 4 jam dan agen metilasi menggunakan Dimetil Sulfat (DMS) serta diuji Antikanker menggunakan uji BSLT. Karakterisasi dilakukan menggunakan Spektrometer FTIR, dan uji kemurnian menggunakan uji FeCl3 Kromatografi Lapis Tipis (KLT). Berdasarkan hasil penelitian hasil optimal sintesis metilasi kuersetin ditunjukkan pada variasi waktu 3 jam ditunjukkan dengan rendemen sebesar 57,31 %. Uji FTIR menunjukkan adanya serapan gugus metoksi pada panjang gelombang 1076,49 cm-1 dan 602,94 cm-1. Uji KLT menunjukkan telah terjadinya metilasi ditandai dengan perbedaan noda yang terlihat pada kuersetin dan senyawa hasil sintesis. Uji FeCl3 menunjukkan hasil negatif yang ditandai warna hijau. Uji BSLT nilai LC50 bisa dikatakan kuat ditunjukkan untuk kuersetin 82,054 ppm dan kuersetin hasil metilasi 122,954 ppm berdasarkan tingkat toksisitas 100 – 500 ppm kuat dan nilai 0 – 100 sangat kuat. Hasil Sintesis lebih rendah dibandingkan dengan Kuersetin sebelum Metilasi. Hal ini disebabkan gugus OH Fenolik pada posisi 5 termetilasi. Hal ini disebabkan gugus hidroksil pada posisi 5 memiliki energy bebas ikatan yang rendah dan mampu berikatan dengan reseptor antikanker. Sehingga Nilai LC50 menjadi rendah dibandingkan dengan Kuersetin sebelum Metilasi.
Type: | Thesis (S1) |
---|---|
Subjects: | Q Science > QD Chemistry |
Depositing User: | Nugroho |
Date Deposited: | 05 Apr 2024 08:09 |
Last Modified: | 05 Apr 2024 08:09 |
URI: | https://repository.unja.ac.id/id/eprint/62909 |
Actions (login required)
![]() |
View Item |