Ramadani, Tasya (2024) AFDELLING DJAMBI: DINAMIKA POLITIK PEMERINTAHAN IBU KOTA KARESIDENAN DJAMBI 1883-1942. AFDELLING DJAMBI: DINAMIKA POLITIK PEMERINTAHAN IBU KOTA KARESIDENAN DJAMBI 1883-1942.
![]() |
Text
Full Skripsi Tasya.pdf Download (1MB) |
![]() |
Text
Cover.pdf Download (187kB) |
![]() |
Text
Lembar Pengesahan.pdf Download (132kB) |
![]() |
Text
Abstrak.pdf Download (169kB) |
![]() |
Text
Bab I.pdf Download (462kB) |
![]() |
Text
Bab V.pdf Download (168kB) |
![]() |
Text
Daftar Pustaka.pdf Download (403kB) |
Abstract
Tasya Ramadani. 2024. Afdelling Djambi: Dinamika Politik Pemerintahan Ibu Kota Karesidenan Djambi 1883-1942. Skripsi. Program Studi Ilmu Sejarah Jurusan Sejarah, Seni dan Arkeologi Universitas Jambi. Jambi merupakan daerah dengan perdagangan yang sangat ramai pada masanya. Masuknya kolonial Belanda ke wilayah Jambi telah merubaha tatanan pemerintahan di Ibukota Keresidenan Jambi. Penelitian ini bertujuan untuk melihat gambaran umum afdeeling Jambi Abad XIX-XX , melihat dinamika atau perubahan yang terjadi pemerintahan afdeeling Jambi 1883- 1906 dan mengetahui dampak perubahan pemerintahan afdeeling Jambi 1906-1942. Penelitian ini mengunakan metode penelitia sjearah yang terdiri dari Heuristik, kritik, interpretasi dan Historiografi. Hasil penelitian ini menunjukan bahwasanya Jambi merupakan daerah yang sangat starategis berada dijalur perdagangan Sungai batang Hari yang terhubung langsung bersama selat malaka. Pada awalnya Jambi merupakan daerah Kesultanan ternama yang dibawah pimpinan Sultan Taha Saifuddin. Masuknya Belanda ke Jambi tidak dapat terelakan. Pada abad ke 19 sentuhan eropa sudah mulai terjadi di Jambi. Diakahir abad ke 19 dan diawal abad ke 20 perang antara Jambi dan kolonial Belanda kian membara sampai wafatnya Sulthan Taha pada tahun 1901. Semenjak itu Jambi, dibawah kekuasaan Hindia Belanda di Batavia. Keresidenan Jambi terbentuk pada tahun 1906 yang mana sebelumnya merupakan bagian dari Keresidenan Palembang. Keresidenan Jambi memilih Jambi sebagai ibukotanya sekaligus sebagai Ibukota Afdeeling Djambi. Semenjak itu terjadilah perubahan secara besar besaran di Ibukota Afdeeling Jambi ini seperti sistem pemerintahan yang mana awalnya dipimpin oleh sultan dan demang pada kolonial Belanda dibawah oleh seorang rasiden dan asisten rasiden. Perubahan sistem pemerintahan di ibukota afdeeling Jambi dapat dikatakan perubahan ini berdampak terhadap perkembangan kehidupan di ibukota afdeeling Jambi. Seperti perubahan dalam bidang pendiidikan, perubahan dalam bidang ini merupakan sebuah perubahan yang sangat mempengaruhi perkembangan masyarakat pendidikan yang berbasis ero[a mulai benjamur di wilayah pemerinahan afdeeling Jambi. Perubahan juga terjadi dalam bidang sosial budaya seperti gaya hidup, kemananan, sikap dan prilaku sehari-hari. Begitu juga yang terjadi pada ekonomi. Jmabi memang dinekanal dengan penghasil lada, karet dan hasil hutan, hal inilah membuat Belanda tertarik dengan Jambi seperti mendirikan pelabuhan, pabrik maupun gudang. Kata Kunci: Ibukota, Jambi, Kolonial Belanda
Type: | Article |
---|---|
Subjects: | J Political Science > JS Local government Municipal government |
Depositing User: | RAMADANI |
Date Deposited: | 15 May 2024 06:37 |
Last Modified: | 15 May 2024 06:37 |
URI: | https://repository.unja.ac.id/id/eprint/63627 |
Actions (login required)
![]() |
View Item |