Farhan Nuddin, Fikri (2024) ANALISIS BIAYA PEMBANGUNAN PERKEBUNAN KELAPA SAWIT SWADAYA DI KECAMATAN BATANG MASUMAI KABUPATEN MERANGIN (Studi Kasus Alih Fungsi Lahan Karet Menjadi Lahan Kelapa Sawit). S1 thesis, UNIVERSITAS JAMBI.
![]() |
Text
ABSTRAK.pdf Download (83kB) |
![]() |
Text
BAB 1.pdf Download (178kB) |
![]() |
Text
COVER.pdf Download (78kB) |
![]() |
Text
DAFTAR PUSTAKA.pdf Download (89kB) |
![]() |
Text
FULL SKRIPSI.pdf Restricted to Repository staff only Download (6MB) |
![]() |
Text
HALAMAN PENGESAHAN.pdf Download (165kB) |
Abstract
Fikri Farhan Nuddin. Analisis Biaya Pembangunan Perkebunan Kelapa Sawit Swadaya di Kecamatan Batang Masumai Kabupaten Merangin (Studi Kasus Alih Fungsi Lahan Karet Menjadi Lahan Kelapa Sawit). Dibimbing oleh Ibu Dr. Mirawati Yanita, S.P., M.M selaku Pembimbing Skripsi I dan Ibu Ir. Yusma Damayanti, M.Si selaku Pembimbing Skripsi II. Alih fungsi lahan kebun karet ke lahan kelapa sawit merupakan fenomena yang baru bagi petani karet. Harga karet yang rendah menyebabkan petani harus beralih ke tanaman yang lebih menguntungkan. Keputusan petani dalam melakukan alih fungsi lahan karet ke kelapa sawit secara swadaya bergantung pada besarnya biaya pembangunan kebun yang dimiliki. Maka dari itu penelitian ini bertujuan untuk 1) Mendeskripsikan tahap pelaksanaan pembangunan perkebunan kelapa sawit secara swadaya di Kecamatan Batang Masumai Kabupaten Merangin. 2) Menganalisis biaya pembangunan perkebunan kelapa sawit di Kecamatan Batang Masumai Kabupaten Merangin. 3) Membandingkan biaya pembangunan perkebunan kelapa sawit secara swadaya berdasarkan pola pelaksanaan di Kecamatan Batang Masumai Kabupaten Merangin. Penelitian ini menggunakan data primer dan data sekunder. Analisis yang digunakan dalam mengolah data yaitu analisis deskriptif dan analisis kuantitatif. Hasil Penelitian menunjukkan bahwa. 1). Proses pelaksanaan pembangunan perkebunan kelapa sawit swadaya di Kecamatan Batang Masumai kabupaten Merangin memiliki 5 tahapan meliputi, a) Pembersihan lahan yang di dalamnya memiliki 2 cara yaitu manual dan mekanis (Stackinng), b) Pemancangan c) Pembuatan lubang tanam d) Pemupukan dasar dan e) Penanaman. Pola A meliputi (Pembersihan lahan secara manual, pemancangan, pembuatan lubang tanam, pemupukan dasar dan penanaman). Pola B meliputi (Pembersihan lahan secara mekanis, pemancangan, pembuatan lubang tanam, pemupukan dasar, dan penanaman). Pola C meliputi (Pembersihan lahan secara manual, pemancangan, pembuatan lubang tanam, dan penanaman). Pola D meliputi (Pembersihan lahan secara mekanis, pemancangan, pembuatan lubang tanam, dan penanaman). 2). Biaya proses pembangunan perkebunan kelapa sawit di Kecamatan Batang Masumai Kabupaten Merangin secara swadaya tertinggi terdapat pada Pola B dengan total biaya rata-rata Rp. 16.984.151/Ha. Total biaya tersebut lebih tinggi 3,45% dari Pola D, lebih tinggi 32% Pola A, dan lebih tinggi 39% Pola C. Sedangkan biaya terendah terdapat pada Pola C dengan total biaya rata-rata 11.383.334/Ha. Total biaya tersebut lebih rendah 8% dari Pola A, lebih rendah 33% Pola D, dan lebih rendah 39% dari Pola B. 3). Perbandingan Biaya Berdasarkan Pola pembangunan dari hasil uji Multiple Comparasions didapatkan Pola A dan Pola C memiliki perbedaan biaya yang siginifikan terhadap Pola B dan Pola D. Sedangkan antara Pola A dan Pola C, antara Pola B dan Pola D tidak memiliki perbedaan biaya yang signifikan. Kata Kunci: Alih fungsi Lahan, Biaya Pembangunan Kebun, Pola Pelaksanaan Kebun Fikri Farhan Nuddin. Analysis of the Costs of Development of Independent Palm Oil Plantations in Batang Masumai District, Merangin Regency (Case Study of Rubber Land Converting to Palm Oil Land). Guided by Ma’am Dr. Mirawati Yanita, S.P., M.M as Thesis Supervisor I and Ma’am Ir. Yusma Damayanti, M.Si as Thesis II Supervisor. The conversion of rubber plantation land to oil palm land is a new phenomenon for rubber farmers. Low rubber prices mean farmers have to switch to more profitable crops. A farmer's decision to independently convert rubber land to oil palm depends on the cost of developing the plantation they own. Therefore, this research aims to 1) Describe the implementation stages of self-supporting oil palm plantation development in Batang Masumai District, Merangin Regency. 2) Analyze the costs of developing an oil palm plantation in Batang Masumai District, Merangin Regency. 3) Comparing the costs of developing oil palm plantations independently based on implementation patterns in Batang Masumai District, Merangin Regency. This research uses primary data and secondary data. The analysis used in processing the data is descriptive analysis and quantitative analysis. Research results show that. 1). The process of implementing the development of independent oil palm plantations in Batang Masumai subdistrict, Merangin district has 5 stages including, a) Land clearing which has 2 methods, namely manual and mechanical (Stackinng), b) Piling c) Making planting holes d) Basic fertilization and e) Planting. Pattern A includes (manual land clearing, piling, making planting holes, basic fertilization and planting). Pattern B includes (mechanical land clearing, piling, making planting holes, basic fertilization, and planting). Pattern C includes (manual clearing of land, piling, making planting holes, and planting). Pattern D includes (mechanical land clearing, piling, making planting holes, and planting). 2). The highest self-supporting costs for the process of building an oil palm plantation in Batang Masumai District, Merangin Regency are in Pattern B with an average total cost of IDR. 16,984,151/Ha. The total costs are 3.45% higher than Pattern D, 32% higher than Pattern A, and 39% higher than Pattern C. Meanwhile, the lowest costs are found in Pattern C with an average total cost of 11,383,334/Ha. The total costs are 8% lower than Pattern A, 33% lower than Pattern D, and 39% lower than Pattern B. 3). Cost Comparison Based on Development Pattern from test results Multiple Comparasions It was found that Pattern A and Pattern C had significant cost differences compared to Pattern B and Pattern D. Meanwhile, between Pattern A and Pattern C, Pattern B and Pattern D did not have a significant cost difference. Keywords: Land conversion, plantation construction costs, plantation implementation patterns
Type: | Thesis (S1) |
---|---|
Uncontrolled Keywords: | Alih fungsi Lahan, Biaya Pembangunan Kebun, Pola Pelaksanaan Kebun |
Subjects: | L Education > L Education (General) |
Divisions: | Fakultas Pertanian > Agribisnis |
Depositing User: | Nuddin |
Date Deposited: | 13 Jun 2024 04:48 |
Last Modified: | 04 Jul 2024 07:31 |
URI: | https://repository.unja.ac.id/id/eprint/65227 |
Actions (login required)
![]() |
View Item |