IDENTIFIKASI FAKTOR PENYEBAB SISWA ENGGAN EMANFAATKAN LAYANAN BIMBINGAN KONSELING DI SMPN 24 KOTA JAMBI

SUTEJO, BAMBANG PRABOWO (2019) IDENTIFIKASI FAKTOR PENYEBAB SISWA ENGGAN EMANFAATKAN LAYANAN BIMBINGAN KONSELING DI SMPN 24 KOTA JAMBI. IDENTIFIKASI FAKTOR PENYEBAB SISWA ENGGAN MEMANFAATKAN LAYANAN BIMBINGAN KONSELING DI SMPN 24 KOTA JAMBI. (Unpublished)

[img] Text
Cover1.pdf

Download (165kB)
[img] Text
BAB I.pdf

Download (248kB)
[img] Text
BAB V.pdf

Download (94kB)
[img] Text
Doc1.pdf

Download (225kB)

Abstract

ABSTRAK Di sekolah masih banyak ditemukan siswa yang di anggap bermasalah dengan menunjukkan perilaku yang kurang baik, penanganan siswa yang bermasalah merujuk melalui atauran sekolah atau tata tertib yang ada disekolah dan sanksi yang ada di sekolah, sedangkan penanganan melalui bimbingan dan konseling yaitu lebih mengutamakan teknik layanan yang ada, penanganan siswa bermasalah melalui bimbingan dan konseling tidak menggunakan sanksi apapun, melainkan terjadinya hubungan yang saling percaya antara konselor dan klien atau siswa yang bermasalah. Penelitian dibatasi kepada faktor penyebab siswa enggan memanfaatkan layanan bimbingan konseling dengan indikator (1) Kurangnya motivasi siswa, (2) kurangnya minat siswa, (3) Mengenai persepsi siswa, (4) Guru pembimbing dan (5) Fasilitas yang kurang memadai. Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif. Data diperoleh dari seluruh siswa kelas VIII SMP Negeri 24 Kota Jambi dengan jumlah sampel sebayak 90 orang siswa dengan teknik total sampling. Alat pengumpulan data menggunakan angket secara tertutup dengan menyediakan dua alternatif jawaban : “ya” dan “tidak” dan diolah dengan persentase. Dapat disimpulkan bahwa indikator : (1) Faktor penyebab siswa enggan memanfaatkan layanan bimbingan konseling di lihat dari kurang motivasi siswa berada pada kualitas baik (64%) siswa menyatakan tidak termotivasi mengikuti layanan konsultasi bimbingan konseling, sementara pada kualitas kurang baik (36%) siswa menyatakan termotivasi mengikuti kegiatan layanan konsultasi bimbingan konseling. (2) Faktor penyebab siswa enggan memanfaatkan layanan bimbingan konseling di lihat dari kurang minat siswa berada pada kualitas baik (68%) siswa menyatakan tidak berminat mengikuti layanan konsultasi bimbingan konseling, sementara pada kualitas kurang baik (32%) siswa menyatakan berminat mengikuti kegiatan layanan konsultasi bimbingan konseling. (3) Faktor penyebab siswa enggan memanfaatkan layanan bimbingan konseling di lihat dari persepsi siswa berada pada kualitas baik (63%) siswa menyatakan tidak mengikuti layanan konsultasi bimbingan konseling, sementara pada kualitas kurang baik (32%) siswa menyatakan mengikuti kegiatan layanan konsultasi bimbingan konseling. (4) Faktor penyebab siswa enggan memanfaatkan layanan bimbingan konseling di lihat dari guru pembimbing siswa berada pada kualitas baik (72%) siswa menyatakan tidak mengikuti layanan konsultasi bimbingan konseling, sementara pada kualitas kurang baik (28%) siswa menyatakan mengikuti kegiatan layanan konsultasi bimbingan konseling. (5) Faktor penyebab siswa enggan memanfaatkan layanan bimbingan konseling di lihat dari fasilitas kurang memadai berada pada kualitas baik (72%) siswa menyatakan tidak mengikuti layanan konsultasi bimbingan konseling, sementara pada kualitas kurang baik (28%) siswa menyatakan mengikuti kegiatan layanan konsultasi bimbingan konseling. Berdasarkan temuan tersebut, direkomendasikan bahwa perlu upaya peningkatan penguasaan teknik dalam pelayanan agar tidak ada lagi anggapan negatif terhadap BK. Implikasinya terhadap kegiatan bimbingan yaitu guru pembimbing diharapkan agar dapat meningkatkan kualitas pelayanan BK dengn berbagai jenis layanan.

Type: Article
Subjects: L Education > L Education (General)
Depositing User: BAMBANG PRABOWO SUTEJO
Date Deposited: 11 Jan 2019 01:23
Last Modified: 11 Jan 2019 01:23
URI: https://repository.unja.ac.id/id/eprint/6544

Actions (login required)

View Item View Item