Dearta, Kanesya Putri (2024) Karakteristik Peritonitis Sekunder pada Anak : Sebelum dan Selama Pandemi COVID-19 di RSUD Raden Mattaher Jambi. S1 thesis, Universitas Jambi.
![]() |
Text
Skripsi Full Text.pdf Restricted to Repository staff only Download (697kB) |
![]() |
Text
Cover.pdf Download (126kB) |
![]() |
Text
Persetujuan dan Pengesahan Skripsi.pdf Download (447kB) |
![]() |
Text
Abstrak.pdf Download (201kB) |
![]() |
Text
BAB I.pdf Download (326kB) |
![]() |
Text
BAB V.pdf Download (318kB) |
![]() |
Text
Daftar Pustaka.pdf Download (324kB) |
Abstract
Latar Belakang : Di antara berbagai jenis peritonitis, peritonitis sekunder merupakan yang tertinggi dan menyebabkan morbiditas dan mortalitas yang cukup tinggi dan dapat berujung pada sepsis dan kematian jika tidak ditangani secara tepat dan cepat. Selama pandemi COVID-19, ditemukan terbatasnya fasilitas kesehatan, kurangnya tenaga medis, serta protokol kesehatan yang ketat yang dapat mempengaruhi penanganan peritonitis sekunder pada anak. Tujuan : Penelitian ini bertujuan ntuk mengetahui karakteristik peritonitis sekunder pada anak di RSUD Raden Mattaher Jambi sebelum dan selama pandemi COVID-19. Metode : Penelitian ini adalah penelitian deskriptif menggunakan desain cross sectional yaitu dengan pengambilan data sekunder dari rekam medis pasien anak terdiagnosis peritonitis sekunder di RSUD Raden Mattaher Jambi. Hasil : Dari 34 pasien yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi penelitian, didapatkan karakteristik berdasarkan jenis kelamin terbanyak adalah laki-laki (58,82%), kelompok usia 11-18 (67,65%), etiologi perforasi apendiks (79,41%), manifestasi klinis nyeri abdomen (97,06%), nilai leukosit rata-rata (16,6 x103/µL), nilai neutrofil rata-rata (82,4%), penatalaksanaan bedah laparatomi (100%), lama perawatan 4-7 hari (76,47%), outcome morbiditas (2,94%), mortalitas (5,88%), dan pasien perbaikan (91,17%). Kesimpulan : Jenis kelamin pasien kategori tertinggi adalah laki-laki, kategori usia tertinggi 11-18 tahun, etiologi tertinggi adalah perforasi apendiks, manifestasi klinis tertinggi adalah nyeri abdomen, semua pasien mengalami peningkatan nilai leukosit dan neutrofil, penatalaksanaan bedah yang paling banyak dilakukan adalah laparatomi, lama perawatan kategori tertinggi adalah 4-7 hari, outcome terbanyak adalah perbaikan, dengan 2 pasien meninggal dan 1 pasien mengalami komplikasi pasca tindakan bedah. Kata Kunci : Peritonitis Sekunder, COVID-19, Pandemi, Anak
Type: | Thesis (S1) |
---|---|
Subjects: | L Education > L Education (General) |
Depositing User: | DEARTA |
Date Deposited: | 16 Jul 2024 02:12 |
Last Modified: | 16 Jul 2024 02:12 |
URI: | https://repository.unja.ac.id/id/eprint/66692 |
Actions (login required)
![]() |
View Item |