Alfitrah, Agung (2024) PENANGANAN KASUS RETENSI PLASENTA PADA SAPI BALI DI PUSAT KESEHATAN HEWAN RENGAT, RIAU. D3 thesis, Universitas Jambi.
Text
ABSTRAK KTI AGUNG SELESAI.pdf Download (12kB) |
|
Text
BAB 1 KTI AGUNG SELESAI.pdf Download (98kB) |
|
Text
BAB V KTI AGUNG SELESAI.pdf Download (28kB) |
|
Text
COVER KTI AGUNG SELESAI.pdf Download (29kB) |
|
Text
KTI Agung Full selesai.pdf Restricted to Repository staff only Download (729kB) |
|
Text
PENANGANAN KASUS RETENSI PLASENTA PADA SAPI BALI.pdf Download (355kB) |
Abstract
RINGKASAN Retensi plasenta adalah suatu kondisi tertahannya plasenta karena vili kotiledon fetus masih bertaut dengan kripta karunkula induk dan gagal melepaskan diri antara keduanya. Secara fisiologik plasenta dikeluarkan dalam waktu 3-5 jam postpartus, apabila plasenta menetap lebih lama dari 8-12 jam disebut retensi plasenta. Retensi plasenta dapat disebabkan oleh beberapa faktor internal dan eksternal seperti genetik, distokia, abortus, status hormonal, keterlambatan melahirkan atau prematur, kelahiran kembar, stres, infeksi dan defisiensi vitamin dan mineral. Retensi plasenta merupakan faktor predisposisi terjadinya endometritis karena dapat meningkatkan resiko infeksi bakteri atau mikroorganisme pada uterus postpartus sehingga mengakibatkan peradangan. Pada kegiatan MBKM ini, terdapat 1 kasus pada sapi Bali betina yang didiagnosa mengalami retensi plasenta. Diagnosa didasarkan pada keadaan sapi yang setelah 12 jam melahirkan, plasentanya masih tertahan dalam uterus, hanya Sebagian (±30cm) yang keluar dan menggantung di vulva. Diputuskan untuk dilakukan tindakan non operatif dan pengobatan. Metode penanganan retensi plasenta yang digunakan adalah manual removal yaitu, metode pengeluaran plasenta dengan cara melepaskan perlahan antara kutiledon dan karunkula secara hati-hati dan selanjutnya plasenta ditarik secara perlahan sehingga plasenta yang tertinggal di dalam uterus induk dapat keluar seluruhnya. plasenta beerhasil dikeluarkan dengan mudah dan relative cepat (<1 jam). Terlihat kondisi plasenta yang dikeluarkan masih bagus, sehingga pengobatan yang dilakukan hanya dengan pemberian antibiotic (Vet-Oxy LA) dengan dosis 10 ml dan multivitamin (Biodin) dengan dosis 10 ml melalui rute intramuscular.
Type: | Thesis (D3) |
---|---|
Subjects: | A General Works > AC Collections. Series. Collected works Universitas Jambi (UNJA) > Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan > A General Works > AC Collections. Series. Collected works |
Divisions: | Fakultas Peternakan > Kesehatan Hewan |
Depositing User: | Alfitrah |
Date Deposited: | 18 Jul 2024 07:41 |
Last Modified: | 18 Jul 2024 07:41 |
URI: | https://repository.unja.ac.id/id/eprint/68820 |
Actions (login required)
View Item |