Motivasi Masyarakat Dalam Menentukan Jenis Tanaman Pada Pola Agroforestri di Hutan Lindung Gambut Sungai Bram Itam

Maelan, Bayu (2024) Motivasi Masyarakat Dalam Menentukan Jenis Tanaman Pada Pola Agroforestri di Hutan Lindung Gambut Sungai Bram Itam. S1 thesis, Universitas Jambi.

	Text COVER BAYU.pdf Download (155kB)
	Text ABSTRAK BAYU.pdf Download (481kB)
	Text BAB I BAYU.pdf Download (850kB)
	Text BAB V BAYU.pdf Download (503kB)
	Text DAFTAR PUSTAKA BAYU.pdf Download (1MB)
	Text full skripsi bayu.pdf Restricted to Repository staff only Download (2MB)
	Text pengesahan bayyu.pdf Download (279kB)

Abstract

Departemen Kehutanan Provinsi Jambi mengeluarkan surat keputusan pada tanggal 11 Mei 2004 dengan nomor: 425.3/2350/Dinhutbun/2004. Kabupaten Tanjung Jabang Barat mempunyai Hutan Lindung Gambut Bram Itam dengan luas 16.065,10 hektar. Sekitar 4.559 hektar kawasan hutan gambut terganggu (HLG), sebagian besar telah ditempati dan diubah menjadi perkebunan kelapa sawit, pinang, nanas, jagung, dan kopi. Pada tahun 2009, kawasan hutan di kawasan ini ditetapkan sebagai Kesatuan Pengelolaan Hutan Lindung (KPHL) Model Sungai Bram Itam dengan luas 15.965 hektar (SK.787/Menhut-II/2009). Penelitian ini berada di Kecamatan Batang Asam dengan luasan bagian wilayah KPHP Unit XVI seluas 74.345 Ha. Lokasi penelitian ini termasuk dalam blok pemberdayaan masyarakat yang sebagian besar arealnya merupakan areal yang tidak berhutan, yaitu telah terdapat kegiatan perkebunan, pertanian, serta pemukiman penduduk. (RPHJP KPHP Tanjung Jabung Barat Unit XVI). Hasil dari penelitian Pola tanam yang di gunakan masyarakat pada lahan tersebut adalah 2 pola tanam yaitu pola tanam baris dan pola tanam campuran, namun mayoritas petani memilih pola baris dengan Jenis tanaman jelutung, nangka hutan, dan pinang sebagai tanaman kehutanan dan sawit,pinang,kopi sebagai tanaman pertanian melalui identifikasi yang dilakukan pada saat pengambilan data. Hal ini bisa disimpulkan bawa petani lebih termotivasi memilih pola tanam baris dibandingkan pola tanam lainya, dikarenakan pola tanam baris lebih mudah diimplementasikan oleh petani itu sendiri. Menurut analisis yang saya lakukan motivasi petani dalam menentukan jenis tanaman pada pola agroforestri di dasarkan menurut 4 aspek yaitu orientasi produk, kondisi biofisik, pengetahuan, dan waktu atau tenaga kerja. Dalam aspek orientasi produk masyrakat sangat kecil motivasi dimana sebagian besar masyrakat hanya berfokus dalam produksi tanaman pertanian saja yaitu sawit. Dalam aspek kondisi biofisik motivasi masyrakat cukup tinggi. Dalam aspek pengetahuan juga cukup tinggi dimana masyrakat mengetahui dalam membudidayakan tanaman dengan benar. Dapat disimpulkan bahwa motivasi masyarakat dalam menentukan jenis tanaman cukup tinggi atau bisa dikatakan masyarkat termotivasi,hal ini didasari karena presentase masyarakat yang termotivasi lebih tinggi dibandingkan dengan masyarakat yang tidak termotivasi. The Jambi Provincial Forestry Department issued a decree on May 11, 2004 with the number: 425.3/2350/Dinhutbun/2004. Tanjung Jabang Barat Regency has the Bram Itam Peat Protected Forest with an area of 16,065.10 hectares. About 4,559 hectares of disturbed peat forest area (HLG), most of which has been occupied and converted into oil palm, areca nut, pineapple, maize, and coffee plantations. In 2009, the forest area in this area was designated as the Bram Itam River Model Protected Forest Management Unit (KPHL) with an area of 15,965 hectares (SK.787/Menhut-II/2009). This research is located in Batang Asam District with an area of 74,345 hectares of KPHP Unit XVI. The location of this research is included in the community empowerment block where most of the area is a non-forested area, namely there have been plantation, agricultural activities, and residential areas. (RPHJP KPHP Tanjung Jabung Barat Unit XVI). The results of the research The planting patterns used by the community on the land are 2 planting patterns, namely row planting patterns and mixed planting patterns, but the majority of farmers choose row patterns with the types of jelutung, forest jackfruit, and areca nut plants as forestry crops and palm oil, areca nut, coffee as agricultural crops through identification carried out at the time of data collection. This can be concluded that farmers are more motivated to choose row planting patterns than other planting patterns, because row planting patterns are easier to implement by farmers themselves. According to the analysis I conducted, the motivation of farmers in determining the type of plant in the agroforestry pattern is based on 4 aspects, namely product orientation, biophysical conditions, knowledge, and time or labor. In terms of product orientation, the community has very little motivation where most of the people only focus on the production of agricultural crops, namely palm oil. In terms of biophysical conditions, people's motivation is quite high. In terms of knowledge, it is also quite high where the public knows how to cultivate plants correctly. It can be concluded that the motivation of the community in determining the type of plant is quite high or it can be said that the community is motivated, this is based on the percentage of motivated people is higher than that of unmotivated people.

Type:	Thesis (S1)
Uncontrolled Keywords:	Agroforestri, Bram Itam, Motivasi Masyarakat
Subjects:	L Education > L Education (General)
Divisions:	Fakultas Kehutanan > Kehutanan
Depositing User:	MAELAN
Date Deposited:	20 Jul 2024 12:38
Last Modified:	20 Jul 2024 12:38
URI:	https://repository.unja.ac.id/id/eprint/69336

Actions (login required)

View Item