Polarisasi Persepsi Stakeholders dalam Pengembangan Ekowisata Gunung Masurai dalam Unit Kelola Taman Nasional Kerinci Seblat

Hartawan, Luky (2024) Polarisasi Persepsi Stakeholders dalam Pengembangan Ekowisata Gunung Masurai dalam Unit Kelola Taman Nasional Kerinci Seblat. S1 thesis, UNIVERSITAS UNJA.

[img] Text
ABSTRAK.pdf

Download (155kB)
[img] Text
BAB I.pdf

Download (192kB)
[img] Text
BAB V.pdf

Download (181kB)
[img] Text
COVER.pdf

Download (134kB)
[img] Text
DAFTAR PUSTAKA.pdf

Download (183kB)
[img] Text
FULL SKRIPSI.pdf
Restricted to Repository staff only

Download (3MB)
[img] Text
HALAMAN PENGESAHAN.pdf

Download (855kB)
Official URL: https://repository.unja.ac.id/

Abstract

Ekowisata yang terhambat dalam perkembanganya akan membuat wisatawan kurang tertarik berkunjung dan mengakibatkan turunya jumlah wisatawan dari tahun ke tahun. Persepsi seseorang terhadap lingkungan merupakan faktor penting karena faktor inilah yang akan menentukan respon perilaku seseorang (Kamal, 2009). Taman Nasional Kerinci Seblat (TNKS) ini punya medan yang cukup beragam dan keindahan alam yang beragam seperti kawasan lembah, Gunung, hutan, danau dan air terjun. Gunung Masurai Letaknya di Kecamatan Jangkat, Kabupaten Merangin. Ekowisata Gunung Masurai merupakan salah satu tempat wisata alam Termasuk dalam kawasan pemanfaatan TNKS yang terletak di wilayah Desa Sungai Lalang Kecamatan Lembah Masurai, Kabupaten Merangin (BBTNKS, 2019). Baru ini data statistik yang telah dikeluarkan oleh Badan Pusat Statistik (BPS, 2023) bahwa jumlah perjalanan wisatawan nusantara menurut provinsi tujuan (Perjalanan) pada tahun interval 2020-2023 mengalami naik turun jumlah wisatawan yang mengunjungi Provinsi Jambi dan yang terparah terjadi penurunan pada tahun 2022 ke tahun 2023. Pada tahun 2022 Jumlah Wisatawan yang berkunjung ke Provinsi Jambi yakni 3.780.983 wisatawan dan pada tahun 2023 sendiri hanya 2.238.685 yang berkunjung ke Provinsi Jambi. stagnansi pengunjung Ekowisata Gunung Masurai pada tahun 2023 yang mana pengunjung lokal atau wisatawan lokal hanya 225 orang dan disetiap bulanya tidak mencapai 50 Wisatawan. Bahkan, dalam jangka waktu satu bulan hanya mendapati 5 wisatawan dan wisatawan mancanegara dalam Jangka waktu satu tahun mendapati 0 pengunjung selama sepanjang tahun 2023. Berdasarkan kondisi yang ada dan potensi yang dimilikinya, maka perlu dirumuskan strategi pengembangan ekowisata serta bagaimana mengoptimalkan pengelolaan dan meningkatkan daya tarik wisata. Penurunan pengunjung yang terjadi pada tiap bulan pada tahun 2023 di duga karena adanya polarisasi yang terjadi dalam pengelolaan Ekowisata gunung masurai. Polarisasi yang terjadi menggangu proses pengelolaan di tingkat tapak dan pengambilan keputusan baik dari Taman Nasional Kerinci Sebat (TNKS) selaku pemegang kawasan dan pengelola tingkat tapak yang dibentuk oleh pemerintah desa seperti pokdarwis. Kajian polarisasi persepsi ini perlu untuk mencari kesamaan persepsi antar Stakeholders. Tujuan penelitian adalah untuk menganalisis persepsi Stakeholders dan Polarisasi yang terjadi dalam pengembangan ekowisata di Unit Pengelola Ekowisata Gunung Masurai dalam Kelola Taman Nasional Kerinci Seblat (TNKS). Lokasi penelitian di laksanakan pada Ekowisata Gunung Masurai, Desa Sungai lalalng, Kecamatan Lembah Masurai, Kabupaten Merangin, Provinsi Jambi. Metode analisis data yang digunakan yaitu Analisis Deskriptif dengan pendekatan Kualitatif dan Kuantitatif. Data diambil dengan wawancara terbuka, observasi dan studi literatur. Identifikasi responden dalam penelitian ini menggunakan purposive sampling. Hasil Penelitian menunjukan bahwa keempat stakeholder yang terdiri dari Dinas Pariwisata, Taman Nasional Kerinci Seblat (TNKS), Pemerintah Desa dan Kelompok Sadar Wisata (POKDARWIS) memiliki persepsi yang berbeda terhadap kelima aspek yang diteliti. Dinas Pariwisata terhadap kelima aspek mendapat kriteria baik dengan presentase Objek dan Daya tarik 96,667%, Aksesibilitas 86,667%, Amenitas 86,667%, Fasilitas Pendukung 88,333%, Kelembagaan 78,333%. Taman Nasional Kerinci Seblat (TNKS) juga memandang semua aspek masih dalam kriteria baik dengan presentase Objek dan Daya tarik 91,282%, Aksesibilitas 86,667%, Amenitas 76,667%, Fasilitas Pendukung 89,744%, Kelembagaan 78,205%. Pemerintah Desa memiliki persepsi aspek kelembagaan memasuki kriteria sedang dengan presentase 62,381% dan keempat kriteria lainya baik dengan Objek dan Daya Tarik 96,190%, Aksesibilitas 86,667% Amensities 80,476%, Fasilitas Pendukung 93,333%. Kelompok sadar wisata (POKDARWIS) juga menggangkap bahwa kelembagaan masuk dalam kriteria sedang dengan presentase 66,25% dan aspek lainya masih dalam kriteria baik dengan presentase Objek dan Daya tarik 96,190%, Aksesibilitas 86,667%, Amensities 80,476%, dan Fasilitas Pendukung 93,333%. Polarisasi yang terjadi pada persepsi stakeholder menunjukan polarisasi yang selaras dikarenakan dari kelima aspek yang diteliti hanya aspek kelembagaan yang memiliki presepsi yang berbeda dalam pengembanganya. Membuktikan bahwa aspek kelembagaan adalah aspek yang harus diutamakan dalam pengembangan Ekowisata gunung masurai.

Type: Thesis (S1)
Uncontrolled Keywords: Polarisasi, Stakeholder, Ekowisata, Persepsi, Pengembangan
Subjects: L Education > L Education (General)
Divisions: Fakultas Pertanian > Kehutanan
Depositing User: HARTAWAN
Date Deposited: 01 Nov 2024 07:22
Last Modified: 01 Nov 2024 07:22
URI: https://repository.unja.ac.id/id/eprint/71848

Actions (login required)

View Item View Item