Cahyo Andini, Puti (2025) Larangan Menikah Dengan Posisi Rumah Ngalor Ngulon Desa Lambur II Tanjung Jabung Timur. S1 thesis, UNIVERSITAS JAMBI.
![]() |
Text
ABSTRAK..pdf Download (105kB) |
![]() |
Text
Bab I.pdf Download (333kB) |
![]() |
Text
Bab V.pdf Download (10kB) |
![]() |
Text
COVER..pdf Download (118kB) |
![]() |
Text
DAFTAR PUSTAKA..pdf Download (86kB) |
![]() |
Text
Full Skripsi...pdf Restricted to Repository staff only Download (4MB) |
![]() |
Text
HALAMAN PENGESAHAN..pdf Download (127kB) |
Abstract
Larangan Menikah Dengan Posisi Rumah Ngalor Ngulon masih dilestarikan oleh masyarakat Desa Lambur II, mereka meyakini bahwa larangan ini diwarisi dari para pendahulu dan harus terus dipertahankan. Sehingga masyarakat tetap berpegang pada pedoman yang telah ditetapkan dan dipertahankan untuk generasi mendatang. Tujuan penelitian adalah untuk mendeskripsikan awal mula Larangan Menikah Dengan Posisi Rumah Ngalor Ngulon Desa Lambur II Tanjung Jabung Timur, serta mendeskripsikan makna dan nilai-nilai tradisi, dan mendeskripsikan perhitungan dan konsekuensi Larangan Menikah Dengan Posisi Rumah Ngalon Ngulon Desa Lambur II Tanjung Jabung Timur. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode historis menggunakan 4 tahapan penelitian : Heuristik adalah pengumpulan sumber (sumber primer dan sumber sekunder), Kritik Sumber adalah verifikasi sumber (kritik eksternal dan kritik eksternal), Interpretasi adalah menafsirkan data yang telah diperoleh, dan Historiografi adalah penulisan sejarah. Temuan penelitian menunjukkan bahwa Larangan menikah ngalor ngulon berasal dari kepercayaan nenek moyang yang dibawa pada saat transmigrasi pada tahun 1981 dan tetap dilestarikan oleh masyarakat Desa Lambur II sampai saat ini. Makna yang terkandung dalam tradisi larangan menikah dengan posisi rumah ngalor ngulon artinya masyarakat Desa Lambur II percaya pemilihan posisi rumah dalam pernikahan bertujuan agar rumah tangga yang akan dijalani dapat diberikan kebahagiaan, mudah mencari rezeki dan dihindari dari hal buruk (mara bahaya) dalam rumah tangga. Nilai-nilai yang terkandung dalam tradisi larangan menikah dengan posisi rumah ngalor ngulon Masyarakat Desa Lambur II adalah nilai religius, nilai toleransi, nilai rasa ingin tahu, nilai cinta tanah air serta nilai keberkahan dan keselamatan atau kecelakaan yang akan benar-benar terjadi di hidupnya. Perhitungan untuk melakukan pernikahan dengan posisi rumah ngalor ngulon bahwa pernikahan ini tetap dapat dilakukan dengan beberapa syarat yang dipercaya oleh masyarakat Jawa seperti memakai perhitungan boyongan atau pindah rumah, perhitungan nogodino atau denah naga, dan perhitungan memilih hari baik untuk pernikahan. Konsekuensi yang dapat terjadi dalam larangan pernikahan ngalor-ngulon adalah mendapat berbagai dampak negatif, kesulitan atau kegagalan dalam pencapaian rezeki dan kesejahteraan ekonomi, ujian dalam rumah tangga. The prohibition of marriage with the Ngalor Ngulon house position is still preserved by the people of Lambur II Village, they believe that this prohibition is inherited from their predecessors and must continue to be maintained. So that the community continues to adhere to the guidelines that have been set and maintained for future generations. The purpose of the study was to describe the beginning of the Prohibition of Marriage with the Ngalor Ngulon House Position in Lambur II Village, East Tanjung Jabung, as well as to describe the meaning and values of tradition, and to describe the calculations and consequences of the Prohibition of Marriage with the Ngalon Ngulon House Position in Lambur II Village, East Tanjung Jabung. The method used in this study is the historical method using 4 stages of research: Heuristics is the collection of sources (primary sources and secondary sources), Source Criticism is the verification of sources (external criticism and external criticism), Interpretation is interpreting the data that has been obtained, and Historiography is the writing of history. The research findings show that the Prohibition of Marriage with Ngalor Ngulon comes from the beliefs of ancestors brought during the transmigration in 1981 and is still preserved by the people of Lambur II Village to this day. The meaning contained in the tradition of prohibiting marriage with a ngalor ngulon house position means that the people of Lambur II Village believe that choosing a house position in marriage aims to ensure that the household that will be lived can be given happiness, easy to find sustenance and avoid bad things (danger) in the household. The values contained in the tradition of prohibiting marriage with a ngalor ngulon house position of the Lambur II Village Community are religious values, tolerance values, curiosity values, love of the homeland values and values of blessings and safety or accidents that will really happen in their lives. The calculation for carrying out a marriage with a ngalor ngulon house position is that this marriage can still be carried out with several conditions that are believed by the Javanese people such as using the calculation of moving house, the calculation of nogodino or dragon plan, and the calculation of choosing a good day for the wedding. The consequences that can occur in the prohibition of ngalor-ngulon marriage are getting various negative impacts, difficulties or failures in achieving sustenance and economic welfare, tests in the household.
Type: | Thesis (S1) |
---|---|
Uncontrolled Keywords: | Tradisi Larangan Menikah, Ngalor Ngulon, Lambur II |
Subjects: | L Education > LB Theory and practice of education L Education > LC Special aspects of education |
Divisions: | Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan > Pendidikan Sejarah |
Depositing User: | PUTI CAHYO ANDINI |
Date Deposited: | 11 Mar 2025 03:51 |
Last Modified: | 11 Mar 2025 03:51 |
URI: | https://repository.unja.ac.id/id/eprint/76023 |
Actions (login required)
![]() |
View Item |