PRAMEDIFCHA, DEVRIO ALIF (2025) HAK WARIS SAUDARA LAKI-LAKI KANDUNG DALAM PEMBAGIAN HARTA WARISAN (STUDI KASUS PUTUSAN NOMOR 10/Pdt.G./2022/PTA/BTn). S1 thesis, Hukum Perdata.
![]() |
Text
a. Hak Waris Saudara Laki-Laki Kandung Dalam Pembagian Harta Warisan (Studi kasus Putusan Nomor 10 Pdt G 2022 PTA BTn) Devrio Alif Pramedifcha B10019462.pdf Restricted to Repository staff only Download (4MB) |
![]() |
Text
b. cover.pdf Download (32kB) |
![]() |
Text
c. lembar persetujuan dan lembar pengesahan.pdf Download (59kB) |
![]() |
Text
d. abstrak.pdf Download (113kB) |
![]() |
Text
e. Bab 1.pdf Download (1MB) |
![]() |
Text
f. Bab Kesimpulan.pdf Download (86kB) |
![]() |
Text
g. Daftar Pustaka.pdf Download (143kB) |
Abstract
Proses pewarisan muncul karena adanya kematian anggota keluarga, seperti ayah, ibu, atau anak, yang meninggalkan harta dan kerabat yang masih hidup. Peristiwa kematian ini menimbulkan cabang ilmu dalam Syariat Islam yang dikenal sebagai ilmu mawaris, fikih mawaris, atau faraid. Persoalan muncul apabila pewaris meninggalkan istri dan anak perempuan serta saudara laki-laki kandung pewaris. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis konsep kalalah dalam pembagian waris Islam dan dasar hukum hakim dalam memutuskan status saudara laki-laki kandung pewaris bukan sebagai ahli waris dalam pembagian harta warisan pada Putusan Nomor 10/Pdt.G./2022/PTa/BTn. Metode yang digunakan dalam penelitian ini yuridis normatif. Hasil penelitian yaitu 1. Konsep Kalalah dalam hukum waris Islam adalah warisan yang diberikan kepada selain orang tua dan anak, atau lebih tepatnya orang tersebut tidak mempunyai seorang anak laki laki atau ayah. Penelitian ini bertujuan untuk memberikan pemikiran baru sebagai bahan pertimbangan bagi masyarakat dan memberikan saran kepada pihak-pihak terkait di bidang hukum. 2. Dasar hukum hakim dalam memutuskan status saudara laki-laki kandung pewaris sebagai bukan ahli waris didasarkan pada penafsiran Surat An-Nisa ayat 11-12 dan Pasal 174 ayat (1) KHI, dimana pewaris meninggalkan istri dan dua anak perempuan, yang berarti semua ahli waris hadir sehingga berdasarkan Surat An-Nisa 176 menunjukkan bahwa saudara-saudara terhalang oleh adanya anak, sesuai dengan Pasal 182 KHI. Dalam hal ini pertimbangan hakim sangat berbeda dengan pendapat mayoritas ulama yang menafsirkan Surat An-Nisa 176 bahwa saudara laki-laki kandung pewaris adalah ashabah dan anak perempuan tidak menjadi penghalang. Hakim mengabaikan pendapat mayoritas ulama menyebabkan ketidakpastian hukum dalam hukum waris Islam. Pertimbangan hakim juga bertentangan dengan teori keadilan Imam Ghazali dan teori kedaulatan Tuhan yang dikemukakan oleh Abul’Ala al-Maududi. Kata Kunci : ahli waris, saudara laki-laki kandung, Kalalah.
Type: | Thesis (S1) |
---|---|
Subjects: | K Law > K Law (General) L Education > L Education (General) |
Depositing User: | PRAMEDIFCHA |
Date Deposited: | 10 Apr 2025 06:29 |
Last Modified: | 10 Apr 2025 06:29 |
URI: | https://repository.unja.ac.id/id/eprint/76795 |
Actions (login required)
![]() |
View Item |