Akirasilvani, Yori (2025) Pengaruh Konsentrasi Zat Pengatur Tumbuh Picloram(4 Amino 3:4:6 trichloropicolinic Acid) dan BAP(6 Benzyl Amino Purine) Terhadap Induksi Kalus Eksplan Daun Jelutung Rawa (Dyera Lowii Hook F). S1 thesis, UNIVERSITAS JAMBI.
![]() |
Text
Cover.pdf Download (23kB) |
![]() |
Text
FULL SKRIPSI.pdf Restricted to Repository staff only Download (2MB) |
![]() |
Text
HALAMAN PENGESAHAN .pdf Download (509kB) |
![]() |
Text
BAB I.pdf Download (325kB) |
![]() |
Text
BAB V.pdf Download (188kB) |
![]() |
Text
DAFTAR PUSTAKA.pdf Download (304kB) |
Abstract
Menurut Permenhut No.21//2009, pohon jelutung rawa merupakan salah satu jenis lokal dan edemik rawa gambut serta termasuk pohon multiguna yang mempunyai manfaat ganda, karena di samping menghasilkan kayu, tanaman ini juga menghasilkan getah yang merupakan hasil hutan bukan kayu unggulan Kalimantan Tengah. Tingkat kemasaman tanah yang tinggi, adanya sulfat masam, di beberapa daerah rawa gambut memiliki genangan air yang tinggi, sehingga perlu memperhatikan pemilihan jenis yang tepat. Jelutung rawa salah satu jenis yang memenuhi kriteria tersebut. Tanaman jelutung rawa dapat diperbanyak secara generatif (biji) dan vegetatif (stek). Pada umumnya masyarakat melakukan perbanyakan tanaman menggunakan biji/benih, anakan alam dan stek pucuk. Perbanyakan secara vegetatif, perbanyakan jelutung rawa secara kultur jaringan. Kelebihan dari metode ini adalah bibit tersedia sepanjang waktu, faktor lingkungan tumbuh kultur dapat diatur dan dikendalikan, tidak membutuhkan area penanaman yang luas, serta bibit dihasilkan lebih seragam. Kultur jaringan efektif menghasilkan bibit yang relatif lebih banyak dalam waktu yang lebih cepat dibandingkan dengan biji, serta menghasilkan anakan yang unggul seperti induknya. Penelitian perbanyakan jelutung rawa secara kultur jaringan ini dilaksanakan di Laboratorium Bioteknologi dan Pemuliaan Tanaman Fakultas Pertanian Universitas Jambi selam 3 bulan. Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah daun Jelutung rawa Media yang digunakan adalah MS dan ZPT yang digunakan adalah PICLORAM dan BAP, alkohol 70%, alkohol 95%,, air, deterjen, HgCl, bayclin, fungisida dan bakterisida, HCl 1 N dan KOH 1 N. Masing-masing terdiri dari 8 kombinasi konsentrasi Picloram dan BAP diulang sebanyak 3 kali sehingga terdapat 24 unit percobaan, setiap satuan percobaan terdiri dari 10 botol eksplan, sehingga terdapat 240 botol kultur. Hasil penelitian menunjukan kombinasi konsentrasi yang tepat zat pengatur tumbuh picloram dan BAP berpengaruh sangat nyata terhadap variabel berat kalus dan presentase berkalus. Kombinasi konsentrasi yang tepat untuk menginduksi kalus daun jelutung rawa yaitu dengan pemberian zat pengatur tumbuh sebesar 4 ppm Picloram dan 1 ppm BAP adalah konsentrasi terbaik.
Type: | Thesis (S1) |
---|---|
Uncontrolled Keywords: | Kultur Jaringan, Zat Pengatur Tumbuh, Jelutung Rawa |
Subjects: | L Education > L Education (General) |
Divisions: | Fakultas Pertanian > Kehutanan |
Depositing User: | AKIRASILVANI |
Date Deposited: | 04 Jun 2025 06:59 |
Last Modified: | 04 Jun 2025 06:59 |
URI: | https://repository.unja.ac.id/id/eprint/79205 |
Actions (login required)
![]() |
View Item |