Febriyanti, Dilva (2025) Makna Konotatif Seloko Adat Perkawinan Masyarakat Dusun Kebun Tanjung Jabung Barat. S1 thesis, UNIVERSITAS UNJA.
![]() |
Text
COVER.pdf Download (121kB) |
![]() |
Text
HALAMAN PENGESAHAN.pdf Download (93kB) |
![]() |
Text
HALAMAN PENGESAHAN.pdf Download (93kB) |
![]() |
Text
BAB I.pdf Download (161kB) |
![]() |
Text
BAB V.pdf Download (184kB) |
![]() |
Text
DAFTAR PUSTAKA.pdf Download (183kB) |
![]() |
Text
SKRIPSI DILVA FINAL (6).pdf Restricted to Repository staff only Download (1MB) |
Abstract
Febriyanti Dilva. 2025. Makna Konotatif Seloko Adat Perkawinan Masyarakat Dusun Kebun Batang Asam Tanjung Jabung Barat Jambi. Skripsi, Program Studi Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Jambi. Pembimbing: (1) Dr. Drs. Maizar Karim, M.Hum. (2) Nurfadilah, S.Pd., M.Pd. Dalam pernikahan adat Melayu Jambi, seloko adat menjadi elemen penting yang mengiringi berbagai tahapan prosesi pernikahan. Melalui seloko, masyarakat diajarkan nilai-nilai seperti tanggung jawab, kesatuan, kesucian, serta penghormatan terhadap norma dan adat yang telah diwariskan oleh leluhur. Namun, seiring perkembangan zaman, pemahaman masyarakat terhadap makna dalam seloko adat mulai berkurang. Banyak generasi muda yang menganggap seloko hanya sebagai bagian dari ritual seremonial tanpa memahami makna filosofis yang terkandung di dalamnya. Oleh karena itu, penelitian ini berusaha mengungkap makna konotatif dalam seloko adat perkawinan masyarakat Melayu Jambi agar nilai-nilai yang terkandung di dalamnya tetap terjaga dan dipahami oleh generasi mendatang. Di Desa Dusun Kebun, Kecamatan Batang Asam, Kabupaten Tanjung Jabung Barat, terdapat masyarakat etnis Melayu yang seloko adatnya sedang dikaji untuk dideskripsikan dan dipahami makna konotatifnya. Metodologi yang digunakan dalam penelitian ini adalah hermeneutika dengan fokus pada deskripsi. Data dalam seloko adat ini berupa kata, frasa, atau ujaran yang memiliki makna konotatif. Seloko adat yang direkam pada saat pernikahan Heriyani dan Rizal Rifaldo pada tanggal 8 Desember 2024 menjadi sumber data penelitian ini. Data yang telah dikategorisasikan sesuai dengan masalah penelitian dianalisis dan dipahami untuk melakukan prosedur analisis data. Seloko adat memiliki beberapa makna konotatif: (1) tanggung jawab (seloko ulur antar serah terimo adat dan lembago); (2) pemersatu dan penghimpun (seloko ulur antar serah terimo pengantin); (3) sakral dan perlindungan bagi kaum perempuan (seloko buka lanse); dan (4) nasihat dan amanah (seloko tunjuk ajar tegur sapo). Penelitian ini menemukan bahwa sebagian besar simbol Seloko Adat Perkawinan memiliki kaitan dengan kondisi manusia. Sikap tanggung jawab dan introspeksi tercermin dalam karya sastra melalui seloko-seloko adat, yang pada gilirannya menghasilkan nilai-nilai adat yang diterima secara sosial. Mengundang dan menawarkan pengetahuan baru kepada masyarakat tentang cara menyikapi adat istiadat yang berlaku saat ini dalam kehidupan perkawinan merupakan tujuan dari simbol-simbol ini. Febriyanti Dilva. 2025. The Connotative Meaning of Seloko in the Wedding Customs of the Dusun Kebun Community, Batang Asam, Tanjung Jabung Barat, Jambi. Undergraduate Thesis, Study Program of Indonesian Language and Literature, Faculty of Teacher Training and Education, Jambi University. Advisors: (1) Dr. Drs. Maizar Karim, M.Hum. (2) Nurfadilah, S.Pd., M.Pd. In the traditional Malay Jambi wedding ceremonies, seloko adat (traditional expressions) play a vital role in accompanying various stages of the marriage procession. Through seloko, the community is taught values such as responsibility, unity, purity, and respect for norms and customs passed down by ancestors. However, along with the times, the public’s understanding of the meanings within seloko has begun to diminish. Many younger generations view seloko merely as a ceremonial ritual without understanding the philosophical meanings it carries. Therefore, this research aims to uncover the connotative meanings in the seloko adat of the Malay Jambi community so that the values contained within can be preserved and understood by future generations. In Dusun Kebun Village, Batang Asam District, Tanjung Jabung Barat Regency, there exists a Malay ethnic community whose seloko adat is being studied to be described and understood for its connotative meanings. The methodology used in this research is hermeneutics with a descriptive focus. The data in this seloko adat consist of words, phrases, or utterances that contain connotative meanings. The seloko adat recorded during the wedding of Heriyani and Rizal Rifaldo on December 8, 2024, serve as the data source for this study. The data categorized according to the research problem were then analyzed and interpreted to carry out the data analysis procedure. The seloko adat contain several connotative meanings: (1) responsibility (seloko ulur antar serah terimo adat dan lembago); (2) unity and gathering (seloko ulur antar serah terimo pengantin); (3) sanctity and protection of women (seloko buka lanse); and (4) advice and mandate (seloko tunjuk ajar tegur sapo). This study finds that most of the symbols within the Seloko Adat Perkawinan (Wedding Customary Seloko) are closely related to human conditions. Attitudes of responsibility and introspection are reflected in literary works through these seloko adat, which in turn yield customary values accepted socially. Inviting and offering new knowledge to society on how to respond to current traditional customs in married life is the purpose of these symbols.
Type: | Thesis (S1) |
---|---|
Uncontrolled Keywords: | Seloko, Custom, and Meaning |
Subjects: | L Education > L Education (General) |
Divisions: | Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan > Pendidikan Bahasa dan Sasra Indo |
Depositing User: | Febriyanti |
Date Deposited: | 26 Jun 2025 02:25 |
Last Modified: | 26 Jun 2025 02:25 |
URI: | https://repository.unja.ac.id/id/eprint/80451 |
Actions (login required)
![]() |
View Item |