Yani, Muhammad (2025) PENGARUH LAMA PROSES HANGING TERHADAP KADAR KARET KERING, VISKOSITAS MOONEY, DAN KADAR KOTORAN PADA SLOC 23 DAN 30. D3 thesis, Analis Kimia.
![]() |
Text
Laporan_KI_Yani_revisi[1].pdf Restricted to Repository staff only Download (818kB) |
![]() |
Text
COVER KI.pdf Download (105kB) |
![]() |
Text
HALAMAN PENGESAHAN.pdf Download (142kB) |
![]() |
Text
Abstrak.pdf Download (74kB) |
![]() |
Text
BAB 1.pdf Download (102kB) |
![]() |
Text
BAB 1.pdf Download (102kB) |
![]() |
Text
BAB V.pdf Download (77kB) |
![]() |
Text
DAFTAR PUSTAKA.pdf Download (85kB) |
Abstract
Hanging adalah salah satu proses penting dalam pengolahan karet alam, khususnya pada tahap pasca-koagulasi, yaitu setelah lateks mengalami penggumpalan menjadi lembaran karet. Proses ini dilakukan dengan cara menggantung lembaran karet di tempat yang teduh dan memiliki sirkulasi udara yang baik untuk memungkinkan pengeringan secara alami. Tujuan utama dari proses hanging adalah untuk mengurangi kadar air dalam lembaran karet sebelum memasuki tahap pengasapan atau pengeringan lanjutan. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi pengaruh lama proses hanging terhadap kualitas karet alam berdasarkan tiga parameter utama, yaitu kadar karet kering (Dry Rubber Content/DRC), viskositas Mooney (VM), dan kadar kotoran (dirt content) pada dua jenis karet lokal, yakni Sloc 23 dan Sloc 30. Hanging merupakan proses pengeringan lembaran karet dengan cara digantung di ruang terbuka atau ruang pengering khusus, yang berperan penting dalam mengurangi kadar air serta memengaruhi sifat fisik dan kimia karet. Penelitian dilaksanakan di PT. Star Rubber (Jambi Branch) selama Januari–Februari 2025 dengan metode dan alat pengujian sesuai standar industri. Nilai DRC diperoleh melalui pemanasan dengan oven, VM diuji menggunakan Mooney viscometer, dan kadar kotoran ditentukan menggunakan metode gravimetri. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Sloc 23 memiliki nilai DRC dan VM yang lebih tinggi dibandingkan Sloc 30, menunjukkan bahwa karet dari Sloc 23 lebih padat, elastis, dan stabil. Sebaliknya, kadar kotoran pada Sloc 30 lebih rendah, menandakan bahwa karet dari unit tersebut lebih bersih dan memiliki lebih sedikit kontaminan. Perbedaan ini menunjukkan bahwa masing-masing Sloc memiliki keunggulan tersendiri, dengan Sloc 23 lebih unggul dalam aspek fisik dan mekanik, sedangkan Sloc 30 lebih baik dalam aspek kebersihan bahan. Penelitian ini memberikan kontribusi penting dalam pengendalian mutu karet alam, khususnya pada tahap pengeringan, serta memberikan masukan bagi optimalisasi proses produksi di industri karet. Kata Kunci :Karet hanging, Kadar Karet Kering, Viskositas Mooney, Kadar Kotoran
Type: | Thesis (D3) |
---|---|
Subjects: | Q Science > QD Chemistry |
Divisions: | Fakultas Sains dan Teknologi > Analis Kimia |
Depositing User: | M.YANI |
Date Deposited: | 14 Jul 2025 02:12 |
Last Modified: | 03 Aug 2025 05:00 |
URI: | https://repository.unja.ac.id/id/eprint/83730 |
Actions (login required)
![]() |
View Item |