Pengaruh Pemberian Abu Sekam Padi Terhadap Pertumbuhan Dan Hasil Tanaman Kedelai ( Glycine max(L.) Merril) Di Tanah Ultisol

Jannah, Virza Raudhatul (2025) Pengaruh Pemberian Abu Sekam Padi Terhadap Pertumbuhan Dan Hasil Tanaman Kedelai ( Glycine max(L.) Merril) Di Tanah Ultisol. S1 thesis, UNIVERSITAS JAMBI.

[img] Text
ABSTRAK.pdf

Download (114kB)
[img] Text
BAB I.pdf

Download (394kB)
[img] Text
BAB V.pdf

Download (182kB)
[img] Text
Cover.pdf

Download (822kB)
[img] Text
DAFTAR PUSTAKA .pdf

Download (306kB)
[img] Text
Full Skripsi .pdf

Download (2MB)
[img] Text
HALAMAN PENGESAHAN.pdf

Download (532kB)
Official URL: https://repository.unja.ac.id/

Abstract

Tanaman Kedelai Merupakan salah satu tanaman pangan yang penting di Indonesia karena berperan sebagai sumber protein nabati utama. Produksi kedelai di Indonesia pada tahun 2023 mencapai 349.099 ton, mengalami kenaikan sebanyak 47,581 ton atau 15,78%, jika dibandingkan produksi kedelai di tahun 2022 yang hanya mencapai angka 301.518 ton. Walaupun produksi kedelai di Indonesia mengalami peningkatan, jumlah tersebut masih belum cukup untuk memenuhi kebutuhan nasional yang mencapai 2,7 juta ton. Produksi dan produktivitas kedelai khususnya di Provinsi Jambi mengalami fluktuasi dari tahun ke tahun. Hal ini disebabkan oleh adanya kendala dalam budidaya salah satunya yaitu tingkat kesuburan tanah yang rendah. Terutama di area yang memiliki jenis tanah Ultisol dengan kualitas marginal. Luas tanah ultisol di provinsi Jambi mencapai 1.965.162 hektar, setara dengan 40 % dari wilayah provinsi jambi. Sehingga tanah ultisol mempunyai potensi yang besar untuk dikembangkan dalam perluasan lahan pertanian namun harus diimbangi dengan pengelolaan yang tepat. Permasalahan tanah ultisol yaitu memiliki keasaman yang tinggi. Oleh sebab itu perlunya bahan pembenah tanah dalam mengurangi keasaman pada tanah ultisol. Salah satu upaya yang dapat dilakukan yaitu dengan pemberian abu sekam padi pada tanah ultisol. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian abu sekam padi terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman kedelai dan mengetahui dosis abu sekam padi yang dapat memberikan pertumbuhan dan hasil kedelai terbaik. Penelitian ini dilaksanakan di Lahan Teaching and Research Farm Fakultas Pertanian Universitas Jambi, Kampus Unja Mendalo, Kecamatan Jambi Luar Kota, Kabupaten Muaro Jambi dari bulan Januari hingga April 2025. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) dengan 1 faktor yaitu dosis abu sekam padi yang terdiri dari 5 taraf perlakuan yaitu P0 = Tanpa Pemberian abu sekam padi, P1 = abu sekam padi 2,5 ton/ha, P2 = abu sekam padi 5 ton/ha, P3 = abu sekam padi 7,5 ton/ha, dan P4 = abu sekam padi 10 ton/ha. Masing-masing perlakuan diulang sebanyak 5 kali sehingga diperoleh 25 petak percobaan. Setiap petakan terdiri 25 tanaman dan pada tiap petakan percobaan diambil 3 tanaman sampel secara acak sehingga jumlah tanaman sampel seluruhnya berjumlah 75 tanaman. Variabel pengamatan terdiri dari tinggi tanaman, jumlah cabang primer, jumlah polong per tanaman, jumlah polong berisi, bobot 100 biji, dan hasil per hektar. Data yang diperoleh dari tiap variabel pengamatan dianalisis menggunakan sidik ragam (ANOVA) dan apabila hasil menunjukkan berpengaruh nyata maka dilanjutkan dengan uji Duncana Multiple Range Test (DMRT) pada taraf α = 5%. Dari hasil yang diperoleh pada penelitian ini dapat disimpulkan bahwa Pemberian abu sekam padi 5 ton/ha mampu memberikan hasil terbaik dalam meningkatkan variabel tinggi tanaman, jumlah polong per tanaman, jumlah polong berisi, bobot 100 biji, dan hasil per hektar. Namun tidak berpengaruh terhadap jumlah cabang primer. Soybeans are one of the most important food crops in Indonesia because they serve as the main source of plant-based protein. Soybean production in Indonesia in 2023 reached 349,099 tons, an increase of 47,581 tons or 15.78% compared to soybean production in 2022, which only reached 301,518 tons. Although soybean production in Indonesia has increased, the amount is still insufficient to meet the national demand of 2.7 million tons. Soybean production and productivity, particularly in Jambi Province, fluctuate from year to year. This is due to challenges in cultivation, one of which is low soil fertility. This is especially true in areas with Ultisol soil of marginal quality. The area of Ultisol soil in Jambi Province reaches 1,965,162 hectares, equivalent to 40% of the province's total area. Therefore, Ultisol soil has significant potential for agricultural land expansion but must be accompanied by proper management. The issue with Ultisol soil is its high acidity. Therefore, soil conditioners are needed to reduce acidity in Ultisol soil. One approach is to apply rice husk ash to Ultisol soil. This study aims to determine the effect of rice husk ash application on soybean growth and yield and to identify the optimal rice husk ash dosage for achieving the best soybean growth and yield. This study was conducted at the Teaching and Research Farm of the Faculty of Agriculture, University of Jambi, Unja Mendalo Campus, Jambi Luar Kota Subdistrict, Muaro Jambi District, from January to April 2025. This study used a Randomized Block Design (RBD) with one factor, namely the dose of rice husk ash, consisting of five treatment levels: P0 = No rice husk ash application, P1 = 2.5 tons/ha of rice husk ash, P2 = 5 tons/ha of rice husk ash, P3 = 7.5 tons/ha of rice husk ash, and P4 = 10 tons/ha of rice husk ash. Each treatment was repeated 5 times, resulting in 25 experimental plots. Each plot consisted of 25 plants, and 3 plants were randomly sampled from each experimental plot, yielding a total of 75 sample plants. The observed variables included plant height, number of primary branches, number of pods per plant, number of filled pods, weight of 100 seeds, and yield per hectare. Data from each observed variable were analyzed using analysis of variance (ANOVA), and if the results showed a significant effect, the analysis was continued with Duncan's Multiple Range Test (DMRT) at the α = 5% level. From the results obtained in this study, it can be concluded that the application of 5 tons/ha of rice husk ash was most effective in improving plant height, number of pods per plant, number of filled pods, weight of 100 seeds, and yield per hectare. However, it had no effect on the number of primary branches.

Type: Thesis (S1)
Subjects: L Education > L Education (General)
Depositing User: JANNAH
Date Deposited: 21 Jul 2025 02:36
Last Modified: 21 Jul 2025 02:36
URI: https://repository.unja.ac.id/id/eprint/84921

Actions (login required)

View Item View Item