Identifikasi Karakteristik Bawah Permukaan Berdasarkan Inversi HVSR (Horizontal to Vertical Spectral Ratio) di Kota Sukabumi

Randa Pranata, Abimbi (2025) Identifikasi Karakteristik Bawah Permukaan Berdasarkan Inversi HVSR (Horizontal to Vertical Spectral Ratio) di Kota Sukabumi. S1 thesis, UNIVERSITAS JAMBI.

	Text ABSTRAK.pdf Download (202kB)
	Text BAB I.pdf Download (350kB)
	Text BAB V.pdf Download (242kB)
	Text DAFTAR PUSTAKA.pdf Download (228kB)
	Text FULL SKRIPSI.pdf Restricted to Repository staff only Download (4MB)
	Text HALAMAN PENGESAHAN.pdf Download (8MB)

Abstract

Kota Sukabumi memiliki risiko terhadap berbagai bencana alam terutama gempabumi yang diduga bersumber dari aktivitas Sesar Cimandiri. Laju pertumbuhan penduduk yang cukup pesat dengan cakupan luas wilayah relatif kecil menjadi pertimbangan diperlukannya upaya mitigasi untuk mengurangi dampak destruktif bencana gempabumi serta menjadi acuan dalam perencanaan tata ruang wilayah. Upaya mitigasi tersebut dilakukan dengan mengestimasikan nilai kecepatan gelombang geser (Vs) untuk mengidentifikasi karakteristik bawah permukaan. Nilai Vs diperoleh dari proses inversi terhadap kurva HVSR pada 82 titik pengukuran data mikrotremor. Nilai Vs pada masing-masing titik pengukuran juga direrata hingga kedalaman 30 meter bawah permukaan (Vs30), yang selanjutnya digunakan dalam perhitungan ketebalan lapisan sedimen (Zvs), serta pengklasifikasian site class berdasarkan SNI 1726-2019. Profil Vs 2D lintasan A - A’ dan B - B’ memberikan informasi terkait bagian utara wilayah penelitian tepatnya Kecamatan Gunung Puyuh, Kecamatan Cikole, dan sebagian kecil Kecamatan Citamiang cenderung memiliki topsoil yang tersusun oleh sedimen relatif tebal mencapai kedalaman 520 m. Nilai Vs30 dan Zvs juga menunjukkan adanya keselarasan informasi terkait wilayah tersebut didominasi nilai Vs30 relatif rendah berkisar 299,927 m/s dan nilai Zvs mencapai 456,841 m dengan klasifikasi kelas tanah SD berjenis tanah sedang. Sehingga apabila terjadi gempabumi di masa mendatang, maka wilayah tersebut diduga memiliki tingkat bahaya guncangan gempabumi yang relatif tinggi dibandingkan wilayah lainnya. Sukabumi City is at risk of various natural disasters, especially earthquakes, which are suspected to originate from the Cimandiri Fault. The rapid population growth rate and relatively small area coverage are considerations for the need for mitigation efforts to reduce the destructive impact of earthquakes and serve as a reference in regional spatial planning. These mitigation efforts are carried out by estimating shear wave velocity (Vs) values to identify subsurface characteristics. Vs values are obtained from the inversion process of the HVSR curve at 82 microtremor data measurement points. Vs values at each measurement point are also averaged to a depth of 30 meters below the surface (Vs30), which are then used in calculating the thickness of the sediment layer (Zvs) and classifying site classes based on SNI 1726-2019. The 2D Vs profiles of the A - A' and B - B' trajectories provide information regarding the northern part of the research area, specifically Gunung Puyuh District, Cikole District, and a small part of Citamiang District, which tend to have topsoil composed of relatively thick sediments reaching a depth of 520 m. The Vs30 and Zvs values also show that there is harmony in information regarding the area, dominated by relatively low Vs30 values ranging from 299,927 m/s and Zvs values reaching 456,841 m with a classification of SD soil class with medium soil types. So that if an earthquake occurs in the future, the area is suspected to have a relatively high level of earthquake shock hazard compared to other places.

Type:	Thesis (S1)
Uncontrolled Keywords:	Kota Sukabumi, Mikrotremor, Inversi HVSR
Subjects:	L Education > L Education (General)
Divisions:	Fakultas Sains dan Teknologi > Teknik Geofisika
Depositing User:	ABIMBI RANDA PRANATA
Date Deposited:	11 Nov 2025 07:33
Last Modified:	11 Nov 2025 07:34
URI:	https://repository.unja.ac.id/id/eprint/87605

Actions (login required)

View Item