Fitri, Sopia Wili (2025) Penokohan Perempuan sebagai Perlawanan Stereotipe Gender dalam Cerita Pendek Majalah Femina Era 1980–an. S1 thesis, Universitas Jambi.
![]() |
Text
SKRIPSI_SOPIA WILI FITRI_A1B121024 REVISI FIXX.pdf Restricted to Repository staff only Download (6MB) |
![]() |
Text
HALAMAN JUDUL.pdf Download (92kB) |
![]() |
Text
PERSETUJUAN DAN PENGESAHAN.pdf Download (604kB) |
![]() |
Text
BAB I.pdf Download (214kB) |
![]() |
Text
PERSETUJUAN DAN PENGESAHAN.pdf Download (604kB) |
![]() |
Text
BAB V.pdf Download (94kB) |
![]() |
Text
DAFTAR PUSTAKA.pdf Download (211kB) |
Abstract
Pada masa Orde Baru, perempuan sering kali ditempatkan dalam stereotipe yang membatasi peran dalam ranah domestik dan mengharuskan perempuan bergantung pada laki-laki dalam berbagai aspek kehidupan. Dalam sastra, terutama dalam cerita pendek di Majalah Femina pada era 1980–an, terdapat penggambaran stereotipe gender tersebut yang menjadi cerminan dari konstruksi sosial pada masa itu. Namun, cerita pendek tersebut juga memberikan ruang bagi perlawanan terhadap konstruksi tersebut melalui tokoh perempuan yang berusaha menentang batasan peran tradisional. Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan stereotipe gender dan perlawanan terhadapnya yang direpresentasikan melalui tokoh perempuan dalam cerita pendek Majalah Femina era 1980–an. Jenis penelitian ialah kualitatif dengan pendekatan feminisme sastra. Data penelitian adalah gambaran tokoh perempuan dalam cerita pendek Siang Itu Panas Sekali, Penantian di Hari Ulang Tahun, dan Payung dalam Majalah Femina era 1980–an yang terwujud dalam kata, frasa, dan kalimat dalam dialog atau narasi yang mengandung stereotipe gender atau perlawanan terhadap stereotipe tersebut. Teknik pengumpulan data menggunakan metode studi pustaka, dan analisis data dilakukan dengan teknik analisis isi berdasarkan teori gender Mansour Fakih. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ketiga cerita pendek mengandung representasi stereotipe gender terhadap tokoh perempuan. Dalam Siang Itu Panas Sekali, tokoh Mira digambarkan sebagai individu yang rela berkorban demi keluarga. Dalam Penantian di Hari Ulang Tahun, tokoh Yani juga digambarkan siap berkorban demi orang lain. Cerita Payung menggambarkan tokoh Emak yang terbatas pada peran domestik, tidak terlibat dalam aktivitas sosial atau karier, serta bergantung pada laki- laki secara ekonomi. Meskipun demikian, ketiga cerita pendek ini juga menampilkan perlawanan terhadap stereotipe gender. Dalam Siang Itu Panas Sekali dan Penantian di Hari Ulang Tahun, tokoh perempuan, seperti Mira dan Yani, digambarkan tidak hanya terperangkap dalam peran domestik, tetapi juga aktif secara sosial dan mandiri secara finansial yang menentang pandangan bahwa perempuan bergantung pada laki-laki. Lebih lanjut, Siang Itu Panas Sekali menggambarkan tokoh Mira, dan Payung menampilkan tokoh Emak yang berusaha menentang konstruksi sosial yang memposisikan perempuan lebih rendah dibandingkan laki-laki dalam berbagai aspek sosial dan personal. During the New Order era, women were often placed within restrictive gender stereotypes that confined them to domestic roles and required dependence on men in various aspects of life. In literature, especially in short stories published in Femina magazine during the 1980s, these gender stereotypes were portrayed as reflections of the prevailing social constructs of the time. However, these short stories also provided space for resistance against such constructs through female characters who sought to challenge traditional role limitations. This study aims to describe the gender stereotypes and the resistance to them as represented by female characters in Femina magazine's short stories from the 1980s. This is a qualitative study using a feminist literary approach. The research data consist of portrayals of female characters in the short stories Siang Itu Panas Sekali, Penantian di Hari Ulang Tahun, and Payung, as published in Femina during the 1980s. These portrayals are found in words, phrases, and sentences in dialogue or narrative that indicate gender stereotypes or resistance to them. The data were collected using a literature review method and analyzed using content analysis techniques based on Mansour Fakih's gender theory. The findings show that all three short stories contain representations of gender stereotypes towards female characters. In Siang Itu Panas Sekali, the character Mira is portrayed as someone who sacrifices herself for her family. In Penantian di Hari Ulang Tahun, the character Yani is similarly depicted as self-sacrificing for others. The story Payung portrays the character Emak as confined to domestic roles, with no involvement in social activities or a career, and economically dependent on men. Nevertheless, the stories also depict resistance to gender stereotypes. In Siang Itu Panas Sekali and Penantian di Hari Ulang Tahun, female characters such as Mira and Yani are shown not only to be bound to domestic roles but also socially active and financially independent, challenging the notion that women must depend on men. Furthermore, Siang Itu Panas Sekali portrays Mira, and Payung depicts Emak as characters who strive to resist the social constructs that position women as inferior to men in various social and personal aspects.
Type: | Thesis (S1) |
---|---|
Uncontrolled Keywords: | Penokohan Perempuan, Stereotipe Gender, Femina, Cerita Pendek, Feminisme Sastra |
Subjects: | L Education > L Education (General) |
Divisions: | Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan > Pendidikan Bahasa dan Sasra Indo |
Depositing User: | FITRI |
Date Deposited: | 22 May 2025 03:28 |
Last Modified: | 22 May 2025 03:29 |
URI: | https://repository.unja.ac.id/id/eprint/78572 |
Actions (login required)
![]() |
View Item |