Analisis Komparasi Pendapatan Masyarakat Pola Agroforestri dan Non Agroforestri pada Hutan Kemasyarakatan di Desa Tamiai Kecamatan Batang Merangin Kabupaten Kerinci

Putri, Melda Idila (2023) Analisis Komparasi Pendapatan Masyarakat Pola Agroforestri dan Non Agroforestri pada Hutan Kemasyarakatan di Desa Tamiai Kecamatan Batang Merangin Kabupaten Kerinci. S1 thesis, Universitas Jambi.

	Text ABSTRAK .pdf Download (16kB)
	Text bab l.pdf Download (102kB)
	Text bab v.pdf Download (31kB)
	Text cover.pdf Download (43kB)
	Text daftar pustaka.pdf Download (94kB)
	Text FULL SKRIPSI MELDA IDILA PUTRI L1A119027 FIXS.pdf Restricted to Repository staff only Download (3MB)
	Text HALAMAN PENGESAHAN.pdf Download (81kB)

Abstract

RINGKASAN ANALISIS KOMPARASI PENDAPATAN MASYARAKAT POLA AGROFORESTRI DAN NON AGROFORESTRI PADA HUTAN KEMASYARAKATAN DI DESA TAMIAI KECAMATAN BATANG MERANGIN KABUPATEN KERINCI (Melda Idila Putri di bawah bimbingan Ir. Fazriyas, M.Si., IPU., CEIA dan Riri Oktari Ulma, S.P., M.Si., C.EIA). Masa sekarang banyak lahan yang mengalami deforestasi karena alih fungsi lahan hutan yang dijadikan lahan pertanian dan perkebunan oleh manusia untuk kepentingan sepihak, maka dari itu untuk membantu menyelesaikan masalah deforestasi, dibuatlah peraturan nomor P.83/MENLHK/SETJEN/ KUM.1/10/2016 tentang perhutanan sosial yang di harapkan dapat membantu pengelolaan hutan di tingkat tapak. Salah satu skema perhutanan sosial adalah hutan kemasyarakatan (HKm) yang berkegiatan dan berkelompok kerja dengan tujuan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat setempat dengan memanfaatkan sumberdaya hutan secara optimal, adil, serta berkelanjutan dan tetap menjaga kelestarian tanpa merusaknya. Permasalahan hutan yang ada akibat meningkatnya luas kawasan yang tidak terkelola dengan baik menyebabkan perekonomian masyarakat sekitar hutan merosot dan masih tingginya kemiskinan bagi masyarakat yang hidup disekitar hutan. 48,8 juta jiwa masyarakat yang hidup disekitar hutan dengan 10,2 diantaranya masuk kategori miskin, untuk itu perlu adanya perbaikan dalam pengelolaan hutan dari dampak deforestasi. Program perhutanan sosial yang diterapkan di hutan kemasyarakatan (HKm) adalah program pola tanam agroforestri. Penelitian ini dilaksanakan di hutan kemasyarakatan (HKm) Desa Tamiai, Kecamatan Batang Merangin, Kabupaten Kerinci. Data diambil dengan cara wawancara serta bantuan kuisioner. Responden ditentukan dengan sensus untuk pola tanam agroforestri yang merupakan anggota KTH Bukit Lumut dan purposive untuk pola tanam non agroforestri yang merupakan masyarakat sekitar hutan. Dengan masing-masing jumlah responden 20 orang untuk pola tanam agroforestri dan 20 orang untuk pola tanam non agroforestri. Analisis data yang digunakan adalah uji T menggunakan SPSS versi 24. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pendapatan rata-rata yang diperoleh petani pola tanam agroforestri lebih besar dari pada petani yang menerapkan pola non agroforestri, yaitu sebesar Rp.200.872.716/petani/tahun dan Rp.59.508.011 /ha/tahun. Sedangkan petani yang menerapkan pola non agroforestri sebesar Rp.67.380.111/petani/tahun dan Rp.19.530.467/ha/tahun. Selisih Pendapatan sebesar Rp.133.492.605/petani/tahun atau Rp.39.977.544/ha/tahun. Hasil analisis uji T menyatakan bahwa hasil uji perbandingan terhadap pendapatan petani yang menggunakan pola agroforestri dan non agroforestri di Desa Tamiai menunjukkan nilai signifikansi (2-tailed) yaitu 0,000 atau lebih kecil dari alfa 5% (0,000<0,05) sehingga diperolah sebuahkeputusan yaitu H0 tidak sama dengan H1. Artinya terdapat perbedaan yang sangat jelas dan signifikan antara pendapatan petani yang menggunakan pola tana agroforestri dengan petani yang menggunakan pola tanam non agroforestri. SUMMARY COMPARATIVE ANALYSIS OF COMMUNITY INCOME IN AGROFORESTRY AND NON-AGROFORESTRY IN COMMUNITY FOREST IN TAMIAI VILLAGE, BATANG MERANGIN DISTRICT, KERINCI DISTRICT (Melda Idila Putri under the guidance of Ir. Fazriyas, M.Sc., IPU., CEIA and Riri Oktari Ulma, S.P., M.Si ., C. EIA). Nowadays, there is a lot of land that is experiencing deforestation due to the conversion of forest land into agricultural land and plantations by humans for onesided interests. Therefore, to help solve the problem of deforestation, regulation number P.83/MENLHK/SETJEN/KUM.1/10/ was made. 2016 concerning social forestry which is expected to help forest management at the site level. One of the social forestry schemes is community forestry (HKm) which has activities and work groups with the aim of improving the welfare of the local community by optimally, fairly and sustainably utilizing forest resources and maintaining sustainability without destroying it. The existing forest problems due to an increase in the area of land that is not managed properly have caused the economy of the community around the forest to decline and there is still high poverty for people who live around the forest. 48.8 million people living around forests with 10.2 of them are categorized as poor, for this reason there is a need for improvement in forest management from the effects of deforestation. The social forestry program implemented in community forestry (HKm) is an agroforestry cropping pattern program. This research was conducted in the community forestry (HKm) of Tamiai Village, Batang Merangin District, Kerinci Regency. Data was collected by means of interviews and questionnaire assistance. Respondents were determined by census for agroforestry cropping patterns who were members of KTH Bukit Lumut and purposive for non-agroforestry cropping patterns who were communities around the forest. With each number of respondents 20 people for agroforestry cropping patterns and 20 people for non-agroforestry cropping patterns. The data analysis used was the T test using SPSS version 24. The results showed that the average income earned by farmers with agroforestry cropping patterns was greater than that of farmers using nonagroforestry patterns, namely Rp.200,872,716/farmer/year and Rp.59,508,011/ha/year. While farmers who apply non-agroforestry patterns are Rp.67,380,111/farmer/year and Rp.19,530,467/ha/year. The difference in income is IDR 133,492,605/farmer/year or IDR 39,977,544/ha/year. The results of the Ttest analysis stated that the results of the comparative test on the income of farmers who used agroforestry and non-agroforestry patterns in Tamiai Village showed a significance value (2-tailed), namely 0.000 or less than alpha 5% (0.000 <0.05) so that a decision was obtained, namely H0 is not the same as H1. This means that there is a very clear and significant difference between the income of farmers who use agroforestry cropping patterns and farmers who use non-agroforestry cropping patterns.

Type:	Thesis (S1)
Uncontrolled Keywords:	Analisis pendapatan, komparasi, agroforestri, non agroforestri
Subjects:	L Education > L Education (General)
Divisions:	Fakultas Pertanian > Kehutanan
Depositing User:	PUTRI
Date Deposited:	13 Jul 2023 02:22
Last Modified:	13 Jul 2023 02:22
URI:	https://repository.unja.ac.id/id/eprint/52797

Actions (login required)

View Item