TINGKAT SERANGAN PENYAKIT BUSUK BUAH (Marasmius palmivorus Sharples) PADA JARAK TANAM (KERAPATAN) YANG BERBEDA DAN HUBUNGANNYA DENGAN KEHILANGAN HASIL KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis Jacq)

JUNEPRI, JUNEPRI (2024) TINGKAT SERANGAN PENYAKIT BUSUK BUAH (Marasmius palmivorus Sharples) PADA JARAK TANAM (KERAPATAN) YANG BERBEDA DAN HUBUNGANNYA DENGAN KEHILANGAN HASIL KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis Jacq). S2 thesis, Universitas Jambi.

[img] Text
DAFTAR PUSTAKA (Tesis Junepri).pdf

Download (426kB)
[img] Text
V. PENUTUP (Tesis Junepri P2D220002).pdf

Download (150kB)
[img] Text
Abstrak (Tesis Junepri P2D220002).pdf

Download (250kB)
[img] Text
COVER (Tesis Junepri).pdf

Download (173kB)
[img] Text
Halaman Pengesahan Junepri P2D220002.pdf

Download (29kB)
[img] Text
I. PENDAHULUAN (Tesis Junepri P2D220002).pdf

Download (384kB)
[img] Text
Tesis Junepri P2D220002 - Copy.pdf

Download (2MB)

Abstract

TINGKAT SERANGAN PENYAKIT BUSUK BUAH (Marasmius palmivorus Sharples) PADA JARAK TANAM (KERAPATAN) YANG BERBEDA DAN HUBUNGANNYA DENGAN KEHILANGAN HASIL KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis Jacq) Junepri (Program Studi Magister Agroekoteknologi Universitas Jambi) Email: junepri86@gmail.com ABSTRAK Indonesia merupakan negara produsen dan eksportir minyak kelapa sawit terbesar di dunia sejak 2008 – 2023. Salah satu kendala dalam pengelolaan kebun adalah serangan hama dan penyakit tanaman. Penyakit yang sering dijumpai yaitu penyakit busuk buah disebabkan oleh jamur Marasmius palmivorus dapat menurunkan produksi 25 % bahkan lebih. Salah satu faktor yang mempengaruhi penyakit busuk buah adalah iklim mikro (suhu dan kelembaban) di sekitar tanaman. Iklim mikro erat hubungannya dengan jarak tanam. Apabila jarak tanam rapat, maka suhu menjadi rendah dan kelembaban semakin tinggi sehingga memicu perkembangan penyakit busuk buah. Penelitian dilakukan di Kecamatan Silaut, Kabupaten Pesisir Selatan, Provinsi Sumatera Barat pada SPH 160 dan SPH 200 dengan tujuan untuk mempelajari tingkat serangan penyakit busuk buah pada jarak tanam (kerapatan) yang berbeda dan hubungannya dengan kehilangan hasil kelapa sawit. Intensitas penyakit dan persentase penyakit ditabulasi dan dideskripsikan. Analisis regresi dan kolerasi digunakan untuk mengevaluasi hubungan antara kehilangan hasil pada berbagai intensitas penyakit. Intensitas penyakit pada SPH 160 rata-rata 14,34 %, maka diestimasi kehilangan hasil 8,62 %, sedangkan intensitas penyakit pada SPH 200 rata-rata 25,1 %, maka diestimasi kehilangan hasil 12,31 %. Semakin tinggi intensitas penyakit, maka kehilangan hasil akan semakin tinggi. Kata kunci: Busuk buah, kelapa sawit, kerapatan, Maramius palmivorus.

Type: Thesis (S2)
Subjects: S Agriculture > S Agriculture (General)
Depositing User: Junepri
Date Deposited: 11 Jun 2024 04:28
Last Modified: 11 Jun 2024 04:28
URI: https://repository.unja.ac.id/id/eprint/64968

Actions (login required)

View Item View Item