KESANTUNAN BERBAHASA PADA MASYARAKAT BATAK TOBA DI KOTA JAMBI

Sinaga, Maria Br (2024) KESANTUNAN BERBAHASA PADA MASYARAKAT BATAK TOBA DI KOTA JAMBI. S1 thesis, UNIVERSITAS JAMBI.

	Text ABSTRAK.pdf Download (186kB)
	Text BAB I.pdf Download (207kB)
	Text BAB V.pdf Download (192kB)
	Text COVER.pdf Download (192kB)
	Text DAFTAR PUSTAKA.pdf Download (318kB)
	Text FULL SKRIPSI.pdf Restricted to Repository staff only Download (1MB)
	Text HALAMAN PENGESAHAN.pdf Download (245kB)

Abstract

Sinaga, Maria Br. 2024. Kesantunan Berbahasa pada Masyarakat Batak Toba di Kota Jambi: Skripsi, Jurusan Sejarah, Seni, dan Arkeologi, FKIP Universitas Jambi, Pembimbing: (1) Dr. Drs. Andiopenta Purba, M.Hum. M.Div. C.M.Ed. C.ED., (2) Yoga Mestika Putra, S.Pd., M.Hum., Kata kunci: Kesantunan Berbahasa, Batak Toba. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kesantunan berbahasa pada masyarakat Batak Toba di Kota Jambi. Penelitian ini menggunakan teori Geoffrey Leech yang terdiri dari 6 jenis maksim kesantunan berbahasa. Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metode deskriptif kualitatif. Sumber data penelitian ini adalah penutur Batak Toba yang ada di Arisan Marga, Parsahutaon, Martandang, dan Lapo. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan teknik simak dan catat. Teknik simak dilakukan dengan menyimak dan merekam tuturan, kemudian teknik catat yaitu dengan mencatat data-data penting dari tuturan informan. Teknik analisis data menggunakan metode padan ekstralingual dan dan metode Miles & Huberman yaitu reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan/verifikasi. Hasil penelitian ini ditemukan 83 data yang mematuhi prinsip maksim kesantunan berbahasa. Pada Arisan Marga terdapat 21 data dengan 6 jenis maksim, yaitu 2 maksim simpati, 10 maksim kebijaksanaan, 5 maksim kedermawanan, 1 maksim kerendahan hati, 2 maksim kesepakatan, dan 1 maksim penghargaan. Parsahutaon terdapat 22 data dengan 5 jenis maksim, yaitu 1 maksim simpati, 11 maksim kebijaksanaan, 7 maksim kesepakatan, 2 maksim kedermawanan, dan 1 maksim penghargaan. Martandang terdapat 17 data dengan 6 jenis maksim, yaitu 1 maksim simpati, 3 maksim kesepakatan, 7 maksim kebijaksanaan, 3 maksim kedermawanan, 2 maksim penghargaan, dan 1 maksim kerendahan hati. Lapo terdapat 23 data dengan 4 jenis maksim, yaitu 3 maksim kesepakatan, 8 maksim kebijaksanaan, 11 maksim penghargaan, dan 1 maksim kedermawanan. Pematuhan kesantunan berbahasa paling banyak didominasi oleh maksim kebijaksanaan dengan 36 data, dilanjutkan dengan 15 data di maksim kesepakatan dan penghargaan, 11 data maksim kedermawanan, 4 data maksim simpati, dan 2 data maksim kerendahan hati. Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa terdapat lebih banyak maksim kebijaksanaan dari pada maksim kerendahan hati. Masyarakat yang ada pada Arisan Marga, Parsahutaon, Martandang, dan Lapo cenderung membuat keuntungan orang lain besar tanpa memperhatikan dirinya sendiri. Sinaga, Maria Br. 2024. Language Politeness in the Toba Batak Community in Jambi City: Thesis, Department of History, Art, and Archaeology, FKIP Jambi University, Advisors: (1) Dr Drs. Andiopenta Purba, M.Hum. M.Div. C.M.Ed. C.ED., (2) Yoga Mestika Putra, S.Pd., M.Hum., Keywords: Language Politeness, Toba Batak. This study aims to determine the language politeness of the Toba Batak community in Jambi City. This research uses Geoffrey Leech's theory which consists of 6 types of language politeness maxims. The method used in this research is descriptive qualitative method. The data sources of this research are Toba Batak speakers in Arisan Marga, Parsahutaon, Martandang, and Lapo. The data collection technique in this research uses listening and recording techniques. The listening technique is done by listening and recording the speech, then the note-taking technique is by recording important data from the informant's speech. Data analysis technique used extralingual pairing method and Miles & Huberman method, namely data reduction, data presentation, and conclusion drawing/verification. The results of this study found 83 data that comply with the principle of maxims of language politeness. In Arisan Marga there are 21 data with 6 types of maxims, namely 2 maxims of sympathy, 10 maxims of wisdom, 5 maxims of generosity, 1 maxim of humility, 2 maxims of agreement, and 1 maxim of appreciation. Parsahutaon has 22 data with 5 types of maxims, namely 1 maxim of sympathy, 11 maxims of wisdom, 7 maxims of agreement, 2 maxims of generosity, and 1 maxim of respect. Martandang has 17 data with 6 types of maxims, namely 1 maxim of sympathy, 3 maxims of agreement, 7 maxims of wisdom, 3 maxims of generosity, 2 maxims of respect, and 1 maxim of humility. Lapo has 23 data with 4 types of maxims, namely 3 maxims of agreement, 8 maxims of wisdom, 11 maxims of respect, and 1 maxim of generosity. The compliance of language politeness is mostly dominated by the maxim of wisdom with 36 data, followed by 15 data in the maxims of agreement and appreciation, 11 data of the maxim of generosity, 4 data of the maxim of sympathy, and 2 data of the maxim of humility. From the results of the study, it can be concluded that there are more maxims of wisdom than maxims of humility. The people in Arisan Marga, Parsahutaon, Martandang, and Lapo tend to make other people's benefits large without paying attention to themselves.

Type:	Thesis (S1)
Uncontrolled Keywords:	Kesantunan Berbahasa, Batak Toba.
Subjects:	L Education > L Education (General)
Divisions:	Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan > Sasra Indonesia
Depositing User:	SINAGA
Date Deposited:	04 Jul 2024 06:36
Last Modified:	04 Jul 2024 06:36
URI:	https://repository.unja.ac.id/id/eprint/66362

Actions (login required)

View Item