Komposisi Jenis-Jenis Tumbuhan Potensial Untuk Fitoremediasi Pada Lahan Pasca Tambang Emas Tanpa Izin di Desa Teluk Sikumbang Kabupaten Merangin

Bardan, Ahmad (2025) Komposisi Jenis-Jenis Tumbuhan Potensial Untuk Fitoremediasi Pada Lahan Pasca Tambang Emas Tanpa Izin di Desa Teluk Sikumbang Kabupaten Merangin. S1 thesis, UNIVERSITAS JAMBI.

[img] Text
ABSTRAK.pdf

Download (90kB)
[img] Text
BAB I.pdf

Download (206kB)
[img] Text
BAB V.pdf

Download (44kB)
[img] Text
COVER.pdf

Download (47kB)
[img] Text
DAFTAR PUSTAKA.pdf

Download (182kB)
[img] Text
FULL SKRIPSI.pdf
Restricted to Repository staff only

Download (4MB)
[img] Text
HALAMAN PENGESAHAN.pdf

Download (443kB)

Abstract

Aktivitas PETI di Kabupaten Merangin yang merupakan salah satu kabupaten di Provinsi Jambi sudah sangat menjamur. Terutama pada lokasi tambang emas di Desa Teluk Sikumbang, Kecamatan Muara Siau, Kabupaten Merangin tambang tersebut bersifat illegal dan tidak memiliki izin dan telah ditinggalkan pada tahun 2019, 2020 dan 2021. Lahan pasca tambang emas tersebut tidak dilakukan penutupan pada bekas galian dan lahan dibiarkan tidak terpakai sehingga terjadi suksesi secara alami. Fitoremediasi adalah pemanfaatan tumbuhan untuk mengurangi polutan dari tanah ataupun perairan yang tercemar. Fitoremediasi dapat memperbaiki kondisi tanah pasca tambang emas. Adapun mekanisme fitoremediasi yang umumnya dipergunakan antara lain ialah fitoekstraksi dan fitotransformasi. Fitoekstrasi merupakan proses dimana tumbuhan dalam menimbun polutan ke dalam akar dan pada bagian atas dari tanaman, jika kontaminan berupa logam berat dalam bentuk yang tersedia sedangkan Fitotransformasi sendiri merupakan proses penghancuran polutan yang dilakukan oleh enzim dari tumbuhan. Tujuan penilitian ini adalah untuk mengidentifikasi dan menganalisis keberadaan jenis-jenis tumbuhan bawah dan tumbuhan pionir yang berpotensi untuk dijadikan tanaman fitoremediasi di lahan pasca tambang emas di Desa Teluk Sikumbang Kecamatan Muara Siau Kabupaten Merangin Provinsi Jambi. Pada penelitian ini menggunakan metode purposive sampling dengan memilih sekelompok subjek berdasarkan karakteristik tertentu yang dinilai memiliki keterkaitan dengan ciri-ciri atau karakteristik dari populasi yang akan diteliti. Dilanjutkan dengan inventarisasi berupa Intensitas Sampling yaitu persentase jumlah sampel terhadap populasi seluruhnya. Pembuatan plot pengamatan 20 m X 20 m dengan petak contoh pengamatan 2 m X 2 m di dalam plot pengamatan. Analisis data yang digunakan adalah Data hasil analisis Indeks Keanekaragaman Jenis (H’), Indeks Kemerataan Jenis (E) dan Indeks Dominansi Jenis (C). Adapun hasil dari penelitian ini adalah (1.) Komposisi jenis tumbuhan di lahan pasca tambang emas ditemukan 30 jenis tumbuhan dengan jumlah individu 4.057 yang mana 898 individu ditemukan pada tahun 2019 kemudian 1.207 individu pada tahun 2020 dan 1.952 jumlah individu pada tahun 2021. (2.) Jenis tumbuhan yang berpotensi untuk dijadikan tanaman fitoremediasi pada tumbuhan bawah yang paling banyak ditemukan adalah Eragrostis amabilis dengan 366 jumlah individu, Imperata cylindrica dengan 233 jumlah individu, Mitracarpus hirtus dengan jumlah 200 individu dan Scleria sumatrensis dengan jumlah 198 individu. Sedangkan pada tumbuhan pionir yang berpotensi untuk dijadikan tanaman fitoremediasi yang paling banyak ditemukan adalah Clibadium surinamense L dengan 297 jumlah individu, Melastoma malabathricum L dengan 290 jumlah individu, Asplenium adiantum-nigrum dengan jumlah 281 individu dan Clidemia hirta dengan jumlah 272 individu Illegal gold mining activities (Penambangan Emas Tanpa Izin/PETI) in Merangin Regency, one of the regencies in Jambi Province, have become very widespread. Especially at the gold mining site in Teluk Sikumbang Village, Muara Siau District, Merangin Regency, the mines are illegal and unlicensed, and have been abandoned in 2019, 2020, and 2021. The post-gold mining land was not reclaimed, the former excavations were left open, and the land was left unused, resulting in natural succession. Phytoremediation is the use of plants to reduce pollutants from contaminated soil or water. Phytoremediation can improve soil conditions after gold mining. The phytoremediation mechanisms commonly used include phytoextraction and phytotransformation. Phytoextraction is a process where plants accumulate pollutants in their roots and upper parts, if the contaminant is a heavy metal in available form, while phytotransformation itself is a process of breaking down pollutants carried out by plant enzymes. The objective of this research is to identify and analyze the presence of understory plants and pioneer plants that have the potential to be used as phytoremediation plants in post-gold mining land in Teluk Sikumbang Village, Muara Siau District, Merangin Regency, Jambi Province. This study uses a purposive sampling method by selecting a group of subjects based on specific characteristics that are considered to have relevance to the characteristics of the population to be studied. This is followed by an inventory in the form of Sampling Intensity, which is the percentage of the number of samples to the total population. Observation plots of 20 m x 20 m were created with 2 m x 2 m observation sample plots within the observation plots. The data analysis used was data from the analysis of the Species Diversity Index (H'), Species Evenness Index (E), and Species Dominance Index (C). The results of this study are as follows: (1.) The plant species composition in the post-gold mining area consisted of 30 plant species with a total of 4,057 individuals, of which 898 individuals were found in 2019, 1,207 individuals in 2020, and 1,952 individuals in 2021. (2.) The plant species with the potential to be used as phytoremediation plants among the most frequently found undergrowth were Eragrostis amabilis with 366 individuals, Imperata cylindrica with 233 individuals, Mitracarpus hirtus with 200 individuals, and Scleria sumatrensis with 198 individuals. Meanwhile, among the pioneer plants with the potential to be used as phytoremediation plants, the most frequently found were Clibadium surinamense L with 297 individuals, Melastoma malabathricum L with 290 individuals, Asplenium adiantum-nigrum with 281 individuals, and Clidemia hirta with 272 individuals.

Type: Thesis (S1)
Uncontrolled Keywords: Pasca tambang, Fitoremediasi, Tumbuhan bawah, Tumbuhan Pionir
Subjects: L Education > L Education (General)
Divisions: Fakultas Pertanian > Kehutanan
Depositing User: BARDAN
Date Deposited: 22 Jan 2025 07:54
Last Modified: 22 Jan 2025 07:54
URI: https://repository.unja.ac.id/id/eprint/75201

Actions (login required)

View Item View Item