Silaban, Jecky (2025) STRUKTUR KOMUNITAS IKAN DEMERSAL HASIL TANGKAPAN BUBU KAWAT DI PERAIRAN PANTAI BARAT PROVINSI SUMATERA UTARA. S1 thesis, Universitas Jambi.
![]() |
Text
ABSTRAK.pdf Download (136kB) |
![]() |
Text
BAB I.pdf Download (165kB) |
![]() |
Text
BAB V.pdf Download (123kB) |
![]() |
Text
COVER.pdf Download (70kB) |
![]() |
Text
DAFTAR PUSTAKA.pdf Download (132kB) |
![]() |
Text
FULL SKRIPSI.pdf Restricted to Repository staff only Download (1MB) |
![]() |
Text
HALAMAN PENGESAHAN.pdf Download (109kB) |
![]() |
Text
HALAMAN PENGESAHAN.pdf Download (109kB) |
Abstract
Struktur komunitas merupakan susunan dari berbagai spesies yang hidup dalam suatu ekosistem tertentu. Perairan pantai barat Sumatera Utara memiliki potensi perikanan tinggi, namun aktivitas penangkapan yang terus-menerus, terutama menggunakan bubu kawat, berisiko menurunkan keanekaragaman hayati. Fenomena ghost fishing akibat bubu yang hilang di dasar perairan dapat mengganggu struktur komunitas ikan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui struktur komunitas ikan demersal hasil tangkapan bubu kawat di perairan pantai barat Provinsi Sumatera Utara, meliputi Kabupaten Tapanuli Tengah dan Kabupaten Nias Selatan yang diidentifikasi menggunakan alat tangkap bubu kawat bermata jaring 5 cm dengan lebar bukaan mulut 50 cm dilaksanakan pada 28 Oktober–25 November 2024. Metode survei dan observasi ini melibatkan 114 unit bubu kawat selama 14 hari penangkapan dengan total organisme tertangkap sebanyak 1.626 ekor dengan berat 1.306,81 kg. Analisis data mencakup komposisi hasil tangkapan (hasil tangkapan utama (HTU), hasil tangkapan sampingan (HTS) dan hasil tangkapan buangan (HTB), indeks keanekaragaman, keseragaman, dominansi, dan frekuensi kemunculan. Hasil penelitian menunjukkan terdapat 33 spesies ikan yang tertangkap. Hasil tangkapan utama memperoleh persentase dalam berat (44,1%), dan ekor (30%). Hasil tangkapan sampingan memperoleh persentase dalam berat (52,5%), dan ekor (64,5%). Hasil tangkapan buangan memperoleh persentase dalam berat (3,4%), dan ekor (5,6%). Organisme yang tertangkap memiliki nilai indeks keanekaragaman sedang (2,80), keseragaman tinggi (0,80), dan dominansi rendah (0,10). Berdasarkan nilai indeksnya dan secara ekologis mengindikasikan bahwa situasi maupun kondisi di perairan berada dalam keadaan stabil dan juga lingkungan yang mendukung. Disimpulkan bahwa organisme ikan demersal yang tertangkap pada bubu kawat mencakup 33 spesies ikan demersal, dengan 7 spesies sebagai hasil tangkapan utama, 23 spesies sebagai tangkapan sampingan, dan 3 spesies sebagai tangkapan buangan. Frekuensi kemunculan tertinggi adalah ikan ayam-ayam biasa (Abalistes stellaris) 48,2%, dan terendah ikan pepetek (Leiognathus sp.) 4,4%.
Type: | Thesis (S1) |
---|---|
Uncontrolled Keywords: | Komposisi hasil tangkapan, keanekaragaman, keseragaman, dominansi, frekuensi kemunculan |
Subjects: | L Education > L Education (General) |
Divisions: | Fakultas Peternakan > Pemanfaatan Sumber Daya Perikanan |
Depositing User: | JECKY SILABAN |
Date Deposited: | 24 Apr 2025 03:21 |
Last Modified: | 24 Apr 2025 03:22 |
URI: | https://repository.unja.ac.id/id/eprint/77773 |
Actions (login required)
![]() |
View Item |