PENGARUH METIONIN DAN LYSIN DALAM RANSUM MENGANDUNG BUNGKIL INTI SAWIT DIFERMENTASI Bacillus cereus V9 TERHADAP RASIO EFISIENSI PROTEIN BROILER

ALFARIZI, M. (2025) PENGARUH METIONIN DAN LYSIN DALAM RANSUM MENGANDUNG BUNGKIL INTI SAWIT DIFERMENTASI Bacillus cereus V9 TERHADAP RASIO EFISIENSI PROTEIN BROILER. S1 thesis, Peternakan.

[img] Text
2.DRAFT SKRIPSI REVISI Rizi pasca ujian.pdf
Restricted to Repository staff only

Download (969kB)
[img] Text
cover.pdf

Download (105kB)
[img] Text
lembaran pengesahan.pdf

Download (371kB)
[img] Text
ABSTRAK.pdf

Download (38kB)
[img] Text
BAB I.pdf

Download (166kB)
[img] Text
BAB V.pdf

Download (128kB)
[img] Text
DAFTAR PUSTAKA.pdf

Download (264kB)

Abstract

Bungkil inti sawit (BIS) merupakan hasil samping pengolahan inti kelapa sawit yang dapat dimanfaatkan sebagai pakan alternatif untuk ternak unggas, tetapi penggunaannya dibatasi karena serat kasarnya tinggi. Fermentasi BIS dengan Bacillus cereus V9 dapat menurunkan kandungan serat kasar BIS, namun penggunaannya sampai taraf 30 % dalam ransum belum mampu meningkatkan performans broiler karena defisiensi akan asam amino methionin dan lysin. Agar pemanfaatan BIS fermentasi ini dapat memberikan hasil yang optimal terhadap performan broiler, maka perlu ditambahkan methionin dan lysin dalam ransum yang mengandung BIS fermentasi. Oleh sebab itu, penelitian ini bertujuan untuk melihat pengaruh pemberian methionin dan lysin dalam ransum mengandung bungkil inti sawit difermentasi dengan Bacillus cereus V9 terhadap rasio efesiensi protein Penelitian dilakukan dikandang percobaan ternak unggas fakultas peternakan Universitas Jambi dan laboratorium Fakultas Peternakan Universitas Jambi dimulai dari tanggal 17 Juli 2024 sampai 8 Oktober 2024. Penelitian ini menggunakan rancangan acak lengkap (RAL) dengan 5 perlakuan dan 4 ulangan. Perlakuan pada penelitian ini adalah level pemberian methionin dan lysin yang berbeda kedalam ransum mengandung bungkil inti sawit difermentasi. Perlakuan 0 atau ransum kontrol (RK) adalah ransum basal yaitu ransum mengandung bungkil inti sawit difermentasi tanpa penambahan methionin dan lysin. P1 = RK + 0,25 % Methionin + 0,25 % lysin, P2 = RK + 0,25 % methionin dan 0,5 % lysin , P3 = RK + 0,5 % methionin dan 0,5 % lysin dan P4 = RK + 0,5 % methionin dan 0,5 % lysin. Peubah yang diamati yaitu konsumsi ransum, pertambahan bobot badan, konsumsi protein dan rasio efesiensi protein. Data diolah menggunakan analisis varians dengan uji lanjut Duncan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penambahan methionin dan lysin dalam ransum mengandung bungkil inti sawit difermentasi tidak berpengaruh nyata (P>0,05) terhadap konsumsi ransum, namun menunjukkan berpengaruh nyata (P< 0,05) terhadap konsumsi protein, pertambahan bobot badan dan rasio efesiensi protein. Kesimpulan penelitian ini adalah penambahan asam amino methionin sebesar 0,5 % dan lysin sebanyak 0,5 % dalam ransum mengandung bungkil inti sawit difermentasi Bacillus cereus V9 dapat meningkatkan bobot badan, konsumsi protein dan rasio efesiensi protein. Kata kunci: Bungkil Inti Sawit difermentasi, Methionin, Lysin, Rasio Efesiensi Protein .

Type: Thesis (S1)
Subjects: L Education > L Education (General)
Divisions: Fakultas Peternakan > Peternakan
Depositing User: M.ALFARIZI
Date Deposited: 10 Jun 2025 02:27
Last Modified: 10 Jun 2025 02:28
URI: https://repository.unja.ac.id/id/eprint/79384

Actions (login required)

View Item View Item