RESISTENSI MASYARAKAT ADAT DOLOK PARMONANGAN TERHADAP PT TOBA PULP LESTARI (STUDI KASUS KONFLIK LAHAN MASYARAKAT DESA PONDOK BULUH KABUPATEN SIMALUNGUN)

Situmorang, Basana Hotnauli (2025) RESISTENSI MASYARAKAT ADAT DOLOK PARMONANGAN TERHADAP PT TOBA PULP LESTARI (STUDI KASUS KONFLIK LAHAN MASYARAKAT DESA PONDOK BULUH KABUPATEN SIMALUNGUN). S1 thesis, Universitas Jambi.

[img] Text
ABSTRAK (2).pdf

Download (257kB)
[img] Text
BAB 1 (2).pdf

Download (398kB)
[img] Text
BAB 4.pdf

Download (199kB)
[img] Text
COVER.pdf

Download (187kB)
[img] Text
DAFTAR PUSTAKA (2).pdf

Download (259kB)
[img] Text
FULL SKRIPSII..pdf
Restricted to Repository staff only

Download (3MB)
[img] Text
LEMBAR PERSETUJUAN DAN PENGESAHAN.pdf

Download (1MB)
Official URL: https://repository.unja.ac.id/

Abstract

Land Conflict is a phenomenon that often occurs in Indonesia, especially in areas inhabited by indigenous peoples. One example is the conflict between the Dolok Parmonangan indigenous community and PT Toba Pulp Lestari in Simalungun Regency, North Sumatra. This case reflects the inequality in the management of natural resources, where the customary rights of the community are ignored for the sake of corporate interests and also cause social, cultural and economic impacts that are detrimental to the community. In facing this situation, indigenous peoples carry out a social movement in the form of resistance as an effort to defend their ancestral land. This study aims to analyze how the Dolok Parmonangan indigenous community organizes themselves in carrying out resistance against PT Toba Pulp Lestari. With a descriptive qualitative approach, data were obtained through observation, interviews, and documentation. The main theory used is the Resource Mobilization Theory developed by Edward and McCharty. Resistance carried out by indigenous peoples is divided into two forms, namely cooperative resistance carried out through a legal approach and working with external organizations and conflictual resistance carried out in the form of demonstrations, rejection of company activities, to criminalization and clashes with the community. Indigenous communities mobilize resources by utilizing several resources such as moral, cultural, organizational-social, human, and material resources in their struggle. This movement shows that indigenous peoples' resistance is not a spontaneous act, but rather the result of organized and strategic mobilization. Agrarian conflicts like this need to be handled fairly and comprehensively, so that in the future there will be no more indifference to the rights of indigenous peoples and the government will be able to create policies that guarantee agrarian justice and environmental sustainability. Keywords: Resistance; Land Conflict; Indigenous Peoples; Resistance; Resource Mobilization Konflik Lahan merupakan fenomena yang kerap terjadi di Indonesia, terutama di wilayah yang dihuni oleh masyarakat adat. Salah satu contoh adalah konflik antara masyarakat adat Dolok Parmonangan dengan PT Toba Pulp Lestari di Kabupaten Simalungun, Sumatera utara. Kasus ini mencerminkan ketimpangan dalam pengelolaan sumber daya alam, dimana hak ulayat masyarakat diabaikan demi kepentingan korporasi dan juga menyebabkan adanya dampak sosial, budaya dan ekonomi yang merugikan masyarakat. Dalam menghadapi situasi ini, masyarakat adat melakukan suatu gerakan sosial berupa resistensi sebagai upaya mempertahankan tanah leluhur mereka. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis bagaimana masyarakat adat Dolok Parmonangan mengorganisir diri dalam melakukan resistensi terhadap PT Toba Pulp Lestari. Dengan pendekatan kualitatif deskriptif, data diperoleh melalui observasi, wawancara, dan dokumentasi. Teori utama yang digunakan adalah Teori Mobilisasi Sumber Daya (Resource Mobilization Theory) yang dikembangkan oleh Edward dan McCharty. Resistensi yang dilakukan masyarakat adat terbagi menjadi dua bentuk, yaitu resistensi kooperatif yang dilakukan melalui pendekatan hukum dan bekerjasama dengan organisasi eksternal serta resistensi konfliktual yang dilakukan dalam bentuk aksi demonstrasi, penolakan aktivitas perusahaan, hingga kriminalisasi dan bentrok terhadap masyarakat. Masyarakat adat melakukan mobilisasi sumber daya dengan memanfaatkan beberapa sumber daya seperti sumber daya moral, kultural, organisasi sosial, manusia, dan material dalam perjuangannya. Gerakan ini menunjukkan bahwa perlawanan masyarakat adat bukan tindakan spontan, melainkan hasil dari mobilisasi yang terorganisir dan strategis. Konflik agraria seperti ini perlu ditangani secara adil dan menyeluruh, sehingga diharapkan kedepan tidak terjadi lagi ketidakpedulian terhadap hak masyarakat adat dan pemerintah mampu menciptakan kebijakan yang menjamin keadilan agraria dan kelestarian lingkungan. Kata Kunci: Resistensi; Konflik Lahan; Masyarakat Adat; Resistensi; Mobilisasi Sumber Daya

Type: Thesis (S1)
Uncontrolled Keywords: Keywords: Resistance; Land Conflict; Indigenous Peoples; Resistance; Resource Mobilization
Subjects: L Education > L Education (General)
Divisions: Fakultas Ilmu Sosial dan Politik > Ilmu Politik
Depositing User: BASANA HOTNAULI SITUMORANG
Date Deposited: 19 Jun 2025 06:42
Last Modified: 19 Jun 2025 06:42
URI: https://repository.unja.ac.id/id/eprint/80057

Actions (login required)

View Item View Item