Julianti, Pipi Emi and Purnomo, Budi and Seprina, Reka (2025) TRADISI TURUN MANDI BAYI (MAO ANAK KAYI) MASYARAKAT DESA PELAK GEDANG SIULAK KABUPATEN KERINCI 2010-2024. S1 thesis, UNIVERSITAS JAMBI.
![]() |
Text
ABSRACK.pdf Download (320kB) |
![]() |
Text
BAB I.pdf Download (406kB) |
![]() |
Text
BAB V.pdf Download (16kB) |
![]() |
Text
COVER.pdf Download (139kB) |
![]() |
Text
DAFTAR PUSTAKA.pdf Download (251kB) |
![]() |
Text
FULL SKRIPSI.pdf Restricted to Repository staff only Download (3MB) |
![]() |
Text
HALAMAN PENGESAHAN.pdf Download (257kB) |
Abstract
ABSTRAK Julianti, Pipi Emi. 2025. Tradisi Turun Mandi Bayi (Mao Anak Kayi) Masyarakat Desa Pelak Gedang Siulak Kabupaten Kerinci 2010-2024. Skripsi, Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial, Program Studi Pendidikan Sejarah, FKIP Universitas Jambi, Pembimbing : (1) Drs. Budi Purnomo, M.Hum., M.Pd. (2) Reka Seprina, S.Pd, M.Pd. Kata Kunci : Tradisi Turun Mandi Bayi, Masyarakat Desa Pelak Gedang Tradisi Turun Mandi (Mao Anak Kayi) merupakan tradisi yang masih dilestarikan masyarakat Desa Pelak Gedang. Masyarakat Desa Pelak Gedang percaya bahwa tradisi Tradisi Turun Mandi Bayi (Mao Anak Kayi) merupakan tradisi yang sudah ada sejak zaman nenek moyang dahulunya. Sehingga masyarakat tetap mengikuti tradisi tersebut dengan berpegang pada pedoman yang telah di tetapkan, sehingga tradisi ini harus di pertahankan untuk generasi mendatang. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan awal mula Tradisi Turun Mandi Bayi (Mao Anak Kayi) Di Desa Pelak Gedang Siulak Kabupaten Kerinci 2010-2024, serta mendeskripsikan prosesi pelaksanaan tradisi ini dan mendeskripsikan makna dan nilai-nilai yang terkandung dalam Tradisi Turun Mandi Bayi (Mao Anak kayi) Masayarakat Desa Pelak Gedang Siulak Kabupaten Kerinci 2010-2024. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode historis menggunakan 4 tahapan penelitian : Heuristik adalah pengumpulan sumber (sumber primer dan sumber sekunder), Kritik Sumber adalah versifikasi sumber (kritik eksternal dan kritik internal), Interpretasi adalah menafsirkan data yang telah diperoleh, dan Historiografi adalah penulisan sejarah. Temuan penelitian ini menunjukkan bahwa Turun Mandi Bayi (Mao Anak Kayi) berasal dari kepercayaan nenek moyang zaman dahulu, tetapi di Desa Pelak Gedang dimulai dari tahun 2010 dimana Desa tersebut mengalami pemekaran karena sebelumnya masih bersatu dengan Desa Sungai Lebuh dan masih dilestarikan oleh masyarakat Desa Pelak Gedang sampai saat ini. Prosesi pelaksanaan turun mandi yakni, menyiapkan perlengkapan, meminta doa sebelum membawa bayi keluar rumah untuk dimandikan, mengoleskan darah pada bagian tubuh di bayi, meletakkan sirih dibawah tangga, memandikan bayi dan di sunat rasul bagi bayi perempuan, memanggil roh nenek moyang dan makan bajamba mendoakan bayi setelah dimandikan dan kenduri bersama. Selanjutnya acara tambahan yakni, marhaban, orgen/ karaokean untuk menghibur tamu undangan yang berdatangan serta di lanjut dengan rantak kudo di malam hari. Nilai yang terdapat dalam tradisi turun mandi bayi masyarakat Desa Pelak Gedang mencerminkan nilai-nilai religius, pendidikan, budaya, dan sosial. Makna dari rangkaian tradisi dalam masyarakat Desa Pelak Gedang mencerminkan kesucian, perlindungan, keberkahan, dan penghormatan terhadap adat serta leluhur.
Type: | Thesis (S1) |
---|---|
Uncontrolled Keywords: | Kata Kunci : Tradisi Turun Mandi Bayi, Masyarakat Desa Pelak Gedang |
Subjects: | L Education > L Education (General) L Education > LA History of education L Education > LB Theory and practice of education L Education > LC Special aspects of education L Education > LC Special aspects of education > LC5201 Education extension. Adult education. Continuing education |
Divisions: | Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan > Pendidikan Sejarah |
Depositing User: | JULIANTI |
Date Deposited: | 07 Jul 2025 04:29 |
Last Modified: | 07 Jul 2025 04:30 |
URI: | https://repository.unja.ac.id/id/eprint/80580 |
Actions (login required)
![]() |
View Item |