Pangesti, Sinta (2025) Analisis Livelihood Asset Masyarakat Sekitar Hutan Adat Rio Peniti Desa Lubuk Bedorong Kabupaten Sarolangun. S1 thesis, UNIVERSITAS JAMBI.
![]() |
Text
SKRIPSI FULL_SINTA PANGESTI.pdf Restricted to Repository staff only Download (4MB) |
![]() |
Text
ABSTRAK.pdf Download (160kB) |
![]() |
Text
BAB 1.pdf Download (252kB) |
![]() |
Text
BAB 5.pdf Download (166kB) |
![]() |
Text
COVER.pdf Download (127kB) |
![]() |
Text
DAFTAR PUSTAKA.pdf Download (209kB) |
![]() |
Text
PENGESAHAN.pdf Download (524kB) |
Abstract
Hutan memiliki peran penting bagi kehidupan masyarakat, terutama sebagai sumber penghidupan melalui pemanfaatan hasil hutan bukan kayu (HHBK). Di Desa Lubuk Bedorong, masyarakat sekitar Hutan Adat Rio Peniti memanfaatkan hutan sebagai sumber utama untuk membuat kerajinan dari bahan alam seperti bambu, rotan, resam, dan pandan. Namun, setelah pandemi COVID-19, partisipasi masyarakat dalam kegiatan ini menurun akibat lemahnya tata kelola kelompok dan kurangnya dukungan, sehingga berisiko terhadap kesejahteraan masyarakat dan kelestarian lingkungan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kondisi dan tingkat kepemilikan livelihood asset masyarakat sebagai dasar bagi kehidupan yang berkelanjutan. Metode Penelitian ini berlokasi di Hutan Adat Rio Peniti Desa Lubuk Bedorong, Kecamatan Limun, Kabupaten Sarolangun, Provinsi Jambi. Pengambilan sampel dilakukan dengan menggunakan metode purposive sampling dengan jumlah sampel yang diambil adalah sebanyak 35 orang. Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis deskriptif kuantitatif. Analisis data kuantitatif dilakukan menggunakan skoring. Selain itu, untuk mengukur tingkat livelihood asset, penelitian ini juga menerapkan teori Departemen for International Development (DFID) tahun 1999, yang terdiri dari lima modal livelihood asset, yaitu modal manusia, modal alam, modal sosial, modal finansial dan modal fisik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kondisi aset penghidupan secara umum masyarakat berada pada kategori sedang. Modal sosial menjadi yang paling kuat dengan skor rata-rata 2,5, mencerminkan tingginya partisipasi dan hubungan sosial antarwarga. Modal fisik berada di posisi kedua dengan skor 2,1 karena sebagian besar rumah masyarakat sudah permanen. Modal manusia dan modal alam berada pada skor 1,9, menunjukkan bahwa potensi sumber daya dan keterampilan belum dimanfaatkan secara optimal. Sementara itu, modal finansial menjadi yang terendah dengan skor 1,8 karena sebagian besar pendapatan masyarakat masih di bawah Rp3.000.000 per bulan. Temuan ini menunjukkan perlunya peningkatan kapasitas masyarakat, pengembangan hasil hutan, diversifikasi pendapatan, serta dukungan infrastruktur dan kelembagaan untuk mendukung penghidupan yang lebih berkelanjutan.
Type: | Thesis (S1) |
---|---|
Uncontrolled Keywords: | Hutan Adat Rio Peniti, Hasil Hutan Bukan Kayu, Livelihood Asset |
Subjects: | L Education > L Education (General) |
Divisions: | Fakultas Pertanian > Kehutanan |
Depositing User: | SINTA PANGESTI |
Date Deposited: | 31 Jul 2025 02:38 |
Last Modified: | 31 Jul 2025 02:38 |
URI: | https://repository.unja.ac.id/id/eprint/85380 |
Actions (login required)
![]() |
View Item |